08. Tangki

7.7K 1.2K 128
                                    




"ASTAGFIRULLAH JEPRIIII IH KENAPA JALANNYA JUGIJAGIJUG GINI KAYAK KERETA MALAM?!"

Jeffrey tak menggubris. Terus melajukan motornya dan merelakan pinggangnya dipeluk dari belakang sama si Toa berjalan ini.

"YA ALLAH TAU GINI MENDING GUE NEBENG SAMA YANG BAWA MOBIL AJA!"

"AWAS AWAS ITU MOBIL DARI DEPAN!"

"ALLAH!"

"IHH RAMBUT GUE JADI KUSUUUT!"


Pasalnya mereka berdua ini baru ngeh kalau Ocel gak bawa helm. Jadi gak bisa lewat jalan besar karena takut kena tilang pulici.

Akhirnya mereka lewat jalan pintas. Melewati lembah, sungai-sungai, dari bukit satu ke bukit yang lain, menerjal aspal-aspal yang geradakan yang Ocel sendiri gak tau bakal nembus dimana mereka nanti.

Intinya jalannya itu kebanyakan nanjak. Dan disinilah penyesalan Ocel.

Jeffrey make motor ninja.

Bisa bayangin seencok apa Ocel sekarang. Nungging dan megangin jaket Jeffrey— bukan dipegang, lebih tepatnya dijambak—belum lagi angin yang lumayan kencang membuat mukanya tertampar.

:)

Sabar aja ye Bu Hajah.

"Heh ini bener nih jalannya lewat sini?" Ocel memajukan kepalanya.

"Bacot."

BUSET.

OCEL DIBILANG BACOT.

"Bilang apa barusan?!" Ocel melotot.

"Elu. Bacot." Teriak Jeffrey dibalik helmnya sambil melihat Ocel dari spion.

Ocel tidak menjawab. Hanya geleng-geleng sambil terkekeh dan mendengus. Tapi matanya menyiratkan api-api asmara.

Salah.

Api-api kemusuhan.

POKOKNYA OCEL SAMA JEFFREY KEMUSUHAN.

"Pom bensin dulu ya bentar." Jeffrey membelokkan motornya ke tempat isi bensin. Ocel hanya bergumam.

Untungnya pom bensin sepi jadi Jeffrey langsung memberhentikan motornya.

"Pertamax full tank."

Ocel turun dari motor bertumpu pada pundak Jeffrey. Cewek itu merapikan rambutnya yang ia kuncir kini aut-autan. Dia membuka kuncirannya kemudian terbengong melihat Jeffrey yang menatapnya sambil mengulum senyum.

Ocel mengernyit, "kenapa sih?" Dia kembali menguncir rambutnya menghiraukan Jeffrey.

Humzzz pasti dia terpesona ngeliat Ocel lagi nguncir rambut. Xixixixixi.

Gadis itu tersenyum kecil saat Mas-mas yang memegang pistol—gak tau namanya apaan—berisi bensin itu menatapnya sambil mengulum senyum juga.

Hohohooo pasti Masnya juga terpesona nih.

Lalu Ocel tersadar langsung menarik tangan Jeffrey. "Heh turun, itu masnya mau isi bensin."


"Hahahahahaha.."


Eh?

"Kok ketawa Mas?" Tanya Ocel.

Kemudian gadis itu mencelos saat Mas itu memasukan pistol tadi ke tangki motor Jeffrey yang berada di depan. Alias gak perlu turun.

"Dari nol ya, Kak." Mas itu berujar sambil menahan tawa.


NINJA TUH TANGKINYA DI DEPAN BROWWW. ELU NGAPA TURUN CEL?!


Omaigat. Mau ditaro dimana muka Ocel heh?!

"Lo tadi mau ke toilet? Sana gih, gue tunggu di depan."

Ocel berusaha menguasai dirinya. Ia berdeham merapikan anak rambutnya. Untung di belakang mereka gak ada motor.

"I-iya gue ke toilet dulu!" Ocel langsung ngacir. Berbalik ke belakang mencari toilet ada dimana.

Ah pokoknya lari dari dua cowok itu deh.

BEGO BEGO BEGO OCEEEEL!!! Batin Ocel teriak. Dia lari memejamkan mata sambil memukul kepalanya.

Sementara Jeffrey mengusap wajahnya sambil terkekeh geli. Begitu pula Mas-mas yang kini melihat Ocel ngacir.

"Pacarnya lucu banget, Kak, ahahahahahah.."

EH?

Jeffrey tersentak. Ia menengak menatap Mas itu yang kini menutup kembali tangki bensin Jeffrey.





"Iya. Lucu emang pacar saya."






MMHHHH APANIH👀




Iyain aja biar cepet. Batin Jeffrey.

———

hUHUUU MAS POM BENSINNYA DOYAN GIBAH DEH Q SUKA😌😌😉

apa jgn-jgn dia member Timses OJEF?! 😖😖

KETUA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang