15. Nyusul

8.2K 1.2K 169
                                    

Malam ini anak-anak Argizon ngumpul di Heritage ingin bahas kegiatan riding. Lantai 3 bagian outdoor dipenuhi cowok-cowok berjaket hijau army dengan bordir Argizon di belakangnya dan nama masing-masing anak di bagian dada kiri.

"Ini udah bener nih rinciannya kayak gini?" Jay mengernyit menunjuk buku panjang yang dipegang-pegang Bekyun.

Bekyun itu bendahara di Argizon jadi kalau mau bayar iuran apapun pasti datengnya ke dia.

"Curiga dimaling si gua mah." Joni merangkul pundak Jay ikut menunduk membaca rentetan angka.

"Bangke. Ya kagak lah bego mana berani gua." Bekyun memukul kepala Joni dengan pulpen.

Bocah-bocah itu lagi ngurusin dana Argizon di meja pojokan. Bekyun duduk di kursi digerumbuli cowok-cowok yang pengen bayar iuran.

Sementara di meja tengah kelompok pemuja FYP lagi goyang-goyang di depan hape. Echan, Denis, Hanif, Agus, Danil, Rio, dan Bobi berdiri berjejer.


Bobi berdecak, "maju, nyilang, geser baru woah!" Dia berujar sebal pada Echan di samping kirinya.

"Heh geser dulu baru nyilang, ege!" Ucap Danil sambil memperagakan.

"Oh iya geser dulu deng," koreksi Bobi ikut memperagakan juga.

"WOAAAHH!" Kedua tangan Agus menyilang dengan getaran yang dibuat-buat. "Ihh sakit anying." Agus meringis mengusap pundaknya.

"Jangan kekencengan burik! Tar copot gak bisa dibenerin." Hanif mendorong lengan Agus.

Rio berdecak melihat teman-temannya malah riweuh sendiri. "Lo pada timbang woah doang ribetnya naujubilah."

"Maju, geser, nyilang, woah!" Echan ngomong sambil memperagakan. "IH BISA SIAH ANYING! HAYU HAYU BURU RECORD, NIL!"

"Posisi posisi eh benerin. Yo, geseran itu si Agus gak keliatan," tangan Hanif heboh suruh ngerapetin barisan.

Rio mendesah capek, bergeser sambil menyilangkan tangan di depan dada. "Ampe gagal lagi gua kebiri lu, Chan."


Sementara di pojokan paling ujung, Jeffrey lagi nyebat bareng anak-anak kelas 12. Ada Siwan, Jaidi, dan Gerald.

"Kemarin yang pertama siapa? Gue gak nonton ampe akhir keburu molor," ujar Jeffrey setelah menghembuskan asap rokok.

Jaidi menenguk minumnya sebelum bicara. "Si oren kayak biasa."

"Anjing demi apa?" Jeffrey menampilkan muka tak percaya kemudian terkekeh pada Siwan. "Kata gua juga apa!"

Siwan berdecak, "hoki mulu anying si Marquez."

"Rossi keberapa dah?" Tanya Jeffrey.

"Keempat," jawab Jaidi.

"Hahahaha makan noh empat!" Jeffrey mendengus sambil tertawa pada Siwan.

"Hoki kan gua bilang." Siwan berdecak menaruh abu rokoknya pada asbak.

"Eh Jeff, lo sekelas sama si Somi yak?" Gerald menyender pada kursi.

Jeffrey mengangguk menatap Gerald yang tersenyum penuh arti.

"Boleh lah hehehe." Gerald menaikkan kedua alisnya.

Jeffrey berdecak, menaruh abu rokoknya pada asbak. "Galak. Lo gak bakal sanggup."

"Si Gerald mah doyannya yang nyakar-nyakar." Jaidi memakan red velvetnya.

"Galak kek mana emang? Kayak si Ocel?" Tanya Gerald mengangkat alis. "Eh iya, kalau si Ocel sekelas juga ama lu?"

Jeffrey mengerjap-ngerjap sebelum akhirnya menggeleng kaku.

KETUA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang