06. Bangun

9.3K 1.2K 170
                                    

"Tar dulu tar dulu. Capek!"

Ocel yang ngos-ngosan, menunduk memegang lututnya sambil mengatur pernafasan. Sementara Jeffrey di sampingnya ikut menghentikan langkahnya.

"Buruan entar ke gep."

Ocel mengangkat kepalanya. Jeffrey menatapnya sambil mengusap peluh keringat di jidatnya.

Huhuuu kenapa cakep banget Wallahu! Batin Ocel teriak. Ocel gak mau bohongin perasaannya, kali ini Jeffrey emang beneran cakep kayak yang diomongin anak-anak Regison.

Sebenarnya bukan tanpa sebab Jeffrey menarik Ocel. Cowok itu tau rambut Ocel sedang dikuncir kuda sebenarnya warna coklat terang alias diwarnain.

"Yang nyemir siapa si? Jelek banget kayak cabe-cabean." Jeffrey meneliti rambut Ocel.

"Hih cabe secantik gue? Gak ada lah yaw!" Ocel mengibaskan rambutnya mengenai wajah Jeffrey kemudian lanjut berlari.

Deuh kalau cowok udah Jeffrey jambak tuh rambut.

Sekarang cowok itu mengusap hidungnya yang gatal akibat kena rambut si Ocel kemudian kembali berlari dan menarik rambut Ocel yang dikuncir.

Sehingga Ocel terhuyung ke belakang. "Aaawww!!"

Ocel berdesis, mengusap kepalanya yang cenat-cenut. Jujur aja rasanya kayak abis dijambak. Padahal tenaga Jeffrey gak seberapa.

"Lo punya otak gak sih?!" Ocel memberengut sebal.

"Sori. Iseng," ujar Jeffrey saat melewatinya. 

Isengnya segitu gimana dijambak beneran :(

Adrenalin Ocel tertantang. Dia kini menjambak rambut Jeffrey ke belakang. Benar-benar dijambak.

Sehabis itu Ocel lepas. "Sori, iseng."

Yah. Emang bener-bener gak mau ada yang ngalah. Dua-duanya sama gila.

Jeffrey mengeraskan rahangnya saat cewek yang baru ia kenal ini dengan berani menyentuh rambutnya. Bahkan Echan saja gak berani. Jeffrey menebak-nebak apa isi pikiran Ocel sampai berani jambak dia.

Tapi sebelum dia mengomel panjang kali lebar, terdengar suara tapakan kaki menuju arah mereka berdua.

Mereka sekarang berada di ujung lantai 2. Mengendap-ngendap ke atas tanpa sepengetahuan guru.


"Bu Hilda walikelas baru di 11 IPS 2 ya?"

"Iya, kalau Bu Mida walikelas 11 IPS berapa bu?"

"Saya di 11 IPS 3. Kelasnya anak-anak yang begitu."


Ocel dan Jeffrey saling lihat-lihatan. Kemudian saat Jeffrey melihat bayangan kedua guru tersebut menaiki tangga, cowok itu buru-buru narik Ocel ke ruangan tepat di sebelah kirinya.

"Heh gila lu!" Ocel melotot. Sementara Jeffrey yang baru sadar mereka masuk ke toilet cewek hanya terbengong. Cowok itu menaruh telunjuknya depan bibirnya.


"Ke toilet dulu atuh Bu Hilda. Temenin saya sebentar, udah kebelet."


APALAGI INI ASTAGA?!

KETUA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang