03. Lorong Perpus

11.1K 1.4K 42
                                    

Taman Regison
10.45

Ocel: p

Ocel: p

Ocel: p

Ocel: p

Ocel: p

Ocel: lo dimanaaaa?

Jeffrey: DIHATIMUUU😍😍😍


Ocel mengucek matanya. Ia tak salah lihat kan?

"Eh dia kenapa?" Cicitnya sambil meringis, "apa jadi stres ya gara-gara rambutnya dipotong."


Jeffrey: dibajak

Jeffrey: sori

Jeffrey: kenapa?

Ocel: PANTESAAAN

Ocel: SEREM BGT KALO TIBA-TIBA KEK GITU :(

Jeffrey: knp ngechat gua

Ocel: LO DIMANAA SEKARANG?!!

Jeffrey: kantin

Ocel: ke depan perpus sekarang, gue mau ngomong

Ocel: PENTINGGG!!!!!!

Jeffrey: ngomong disini aja

Ocel: IH GABISA INI MENYANGKUT MASA DEPAN GUE!!!!!!!

Jeffrey: apasi

Ocel: BURUAN. GUE TUNGGU. SEKARANG JUGAAAK!


"Gue ke depan perpus dulu ya, bentar, mau ketemu si Jeffrey."

Yeji dan Yuna kompak melebarkan kedua matanya, saling lihat-lihatan sebelum menatap Ocel yang kini menutup tempat bekalnya.

"LO MAU NGAPAIN?" Yeji sewot.

"Ngangon kambing!" Ocel menatap Yeji malas, "ya mau omelin dia lah!!!"

"Jangan aneh-aneh deh, Cel." Yuna berdecak.

Setelah memberi kertas data ke ruang guru, Ocel, Yeji, dan Yuna makan bekal mereka di taman. Saat ia memberi kertas data pada Bu Yayu, dirinya kena semprot karena beberapa siswa ngadu ke Bu Yayu katanya mereka dapat pesan dari orang yang tak dikenal.

Bentuk pesannya pun seperti gombalan-gombalan.

Otak Ocel langsung memproses semua itu. Dan sekarang ia yakin si biang kerok itu pasti sudah sebar foto data tersebut ke dalam grup gengnya.

———

Ocel bolak-balik di depan pintu perpus, terus mengspam cowok tersebut tapi tidak dibaca-baca. Ia berdecak sebal.

"Mana sih ah?!" Ocel menghadap depan, "keburu bel ini mah, anjir."


"HAI KAK OCEEL....."


Ocel berbalik, mencelos ketika segerombol anak laki-laki berjalan menuju kearahnya.

"Wowowoy anjir kenapa banyakan gini?!" Ia mundur-mundur sampai punggungnya menabrak kaca jendela ruang OSIS yang letaknya tepat di samping perpustakaan.

KETUA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang