R. A. 76

2.8K 126 77
                                    

Jujur, rasanya berat banget aku nulis bab ini😌

Walau pun aku nulisnya udah bulan Januari lalu☺

Dahlah

Happy Reading!


Arjuna baru saja sampai di bengkelnya dengan wajah babak belur. Tujuannya harus berbelok lantaran Avido tiba-tiba menyerangnya. Pantas Malvin selalu berlindung dibalik anak buahnya karena Malvin tidak begitu mampu untuk bertanggung jawab atas anggotanya.

Arjuna melepas helm full facenya lalu membuang napas kasar. Ia tidak langsung turun dari motornya, Ia sedikit menunduk untuk merasakan sesuatu yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sakit dan kehadiran seseorang dari kejauhan. Arjuna mendongak ke atas untuk merasakan panasnya sinar matahari siang ini.

"A-Arjuna,"

Arjuna mendengar, mengenali, dan merindukan suara yang terdengar bergetar itu. Tatapan mereka bertemu, rambutnya acak-acakan, kedua pipinya basah, baju pasien rumah sakit masih melekat pada tubuh gadis itu, dan astaga! Ia tidak memakai alas kaki. Semoga gadis itu tidak nekat berjalan kaki untuk menemuinya.

Ia bergegas menghampiri gadis malang itu lalu membawanya ke dalam dekapannya. Saat itulah tangisnya pecah dan menjadi-jadi. Arjuna mengelus rambut panjang itu dan memberikan kecupan di kepala gadis itu. Tidak ingin menjadi sorotan banyak orang, Arjuna membawanya masuk.

"Bang Bos kenapa? Kok mukanya babak belur?" tanya Dimas.

"Loh itu Kak Litha kenapa nangis?" kali ini Rangga yang bertanya.

"Ambilin kotak p3k gue tunggu di dalem." ujar Arjuna.

Suara isakan Litha mendominasi ruangan milik Arjuna. Sementara Arjuna masih setia memeluk Litha dari samping. Saat ini Arjuna sudah selesai membersihkan diri. Arjuna sempat terkejut dengan kedatangan Litha terlebih Litha masih menggunakan baju pasien. Apa Litha kabur dari rumah sakit?

"Lo kenapa ke sini?" tanya Arjuna setelah tangis Litha mereda.

"A-aku ta-takut," ujar Litha terbata-bata.

"Takut sama siapa? Ada gue disini," ujar Arjuna.

"Malvin, di-dia mau lukai kamu," ujar Litha.

"Dia bilang sama lo?" tanya Arjuna.

Litha menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Lo kabur dari rumah sakit karena ancaman Malvin?" tanya Arjuna.

Ya, salah satunya memang itu alasan Litha kabur dari rumah sakit. Namun, Ia memiliki alasan yang lebih kuat dari itu.

"Gue gak papa lo tenang aja," ujar Arjuna.

"Gak bisa," ujar Litha kembali menangis.

Entah mengapa Litha semakin merasa tidak tenang sekarang meski kini Arjuna bersamanya. Ia lebih takut dan semakin takut. Ia memeluk Arjuna lebih erat seakan tidak mau melepaskannya lagi. Mendengar tangisan Litha membuat Arjuna semakin terpukul.

"Malvin gak akan lukai lo lagi. Di depan anak-anak Deforters udah jaga bengkel ini. Lo gak perlu takut lagi, oke?" ujar Arjuna.

Arjuna melepas pelukan Litha dan menghapus air sisa-sisa air mata Litha. Melihat wajah Arjuna yang terdapat banyak sekali luka membuatnya merasa bersalah. Ia menyentuh luka dibagian wajah Arjuna, Arjuna menghentika tangan Litha dan menatapnya serius.

"Aku mau jelasin semuanya, Ar," ujar Litha dengan mata berkaca-kaca.

Tangan Arjuna terulur untuk mengambil kotak p3k dan memberikannya pada Litha. Arjuna sengaja melakukannya agar Litha tidak menangis nanti ketika  bercerita. Ia tahu bagaimana keadaan Litha saat ini. Litha menerima kotak itu dan mulai membersihkan luka-luka diwajah Arjuna.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now