R. A. 13

2.6K 127 5
                                    

Selamat membaca!
Vote dan comment kalian adalah penyemangatku^^


Arjuna melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Tidak ada obrolan yang mengiringi perjalanan mereka. Ya mereka, Arjuna dan Litha.

Arjuna tiba-tiba saja menarik pergelangan Litha dengan paksa. Tidak ingin membuat masalah dengan Arjuna, Litha hanya diam mengikuti Arjuna dari belakang.
Arjuna berjalan lebih dulu memasuki caffe di ikuti Litha. Tadi narik sekarang ninggalin. Emang dasar rese si Arjuna.

Suasana caffe malam ini sangat ramai dipenuhi muda-mudi dan masyarakat umum lainnya. Saat masuk ke dalam, keduanya menjadi sorotan banyak orang. Apa mereka terlihat aneh saat ini?

Mereka duduk di dekat jendela menunggu pesanan mereka datang. Arjuna memang sudah makan. Namun, Litha sama sekali tidak menyentuh makanannya.

"Silahkan, kak," ujar sang pelayan.

"Terimakasih," ujar Litha.

Arjuna hanya mengambil beberapa saja dari sekian banyaknya menu yang Ia pesan. Litha mengerutkan dahinya. Siapa yang akan menghabiskan menu sebanyak ini?

"Makan," perintah Arjuna.

"Bukannya tadi lo udah makan?" tanya Litha.

Arjuna mengangguk sebagai jawaban.

"Lo yang habisin," ujar Arjuna.

"Ta-tapi gue udah kenyang tadi," ujar Litha.

"Mulut sama perut beda," sarkas Arjuna.

"Arjuna gue-"

"Diem, makan bisa?" tanya Arjuna menatap Litha tajam. Arjuna kesal dengan cewek di depannya ini. Apa Litha tidak bisa diam dan menikmati menu yang sudah Arjuna pesan? Apa itu terlalu susah untuk dilakukan?

Di tatap tajam oleh Arjuna membuat nyali Litha menyiut dan melakukan perintah Arjuna. Litha menatap menu-menu di depannya. Selama enam belas tahun Ia hidup, batu kali ini Ia menyantap menu seenak ini.

Arjuna menyenderkan punggungnya dan menatap Litha. Ia terkekeh pelan. Litha seperti anak kecil yang kelaparan. Merasa diperhatikan, Litha menghentikan geraknya lalu menatap Arjuna.

"Pelan-pelan. Dasar bocah," Arjuna membersihkan sisa saus yang tersisa disudut bibir Litha menggunakan jempolnya.

Astaga!

Tubuhnya kaku hanya karena perlakukan Arjuna. Detik berikutnya, Arjuna mengacak rambut Litha gemas dan refleks Litha memekik kesal.

"Arjuna!"

"Apa?" tanya Arjuna.

"Lo nyebelin ya lama-lama,"

"Nyebelin tapi suka?"

"Dih! Siapa juga yang suka sama perusuh," gumam Litha.

"Tunggu waktu yang jawab." ujar Arjuna.

Litha menatap Arjuna sebentar. Apa Arjuna mendengar gumamannya? Astaga! Bagaimana nasibnya setelah ini? Arjuna memang terlihat tenang. Namun, tidak ada yang tahu apa yang akan Arjuna lakukan kedepannya.

Litha segera menuntaskan aktivitasnya agar mereka lebih cepat berpisah. Lebih cepat lebih baik bukan? Itulah yang dipikirkan Litha saat ini. Litha tak henti-hentinya memaki makanan yang tersaji. Mengapa sangat banyak? Apa Arjuna sengaja?

Arjuna menatap luar jendela, hari sudah malam. Arjuna meraih hpnya untuk menghubungi Dewa agar setelah selesai Dewa langsung pulang. Tak membutuhkan waktu lama, Arjuna kembali meletakan hpnya di meja.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now