R. A. 32

1.7K 93 2
                                    

Gimana part sebelumnya?

Ada yang masih bingung Arjuna kenapa?

Selamat membaca!

~**~**~

"Stop, Ar! Jangan sakiti diri lo sendiri!"

Arjuna menghentikan pukulannya pada samsak lalu beralih menatap seseorang yang berani-beraninya mengganggu ketenangannya. Tidak ada yang boleh menghancurkan ketenangannya, tidak peduli siapa orangnya.

Mata tajamnya menatap sang pelaku. Senyum devilnya terbit ketika melihat orang yang berani menganggunya. Besar juga nyalinya. Arjuna hanya melihatnya samar-samar karena percahayaan di ruangan ini sengaja dimatikan. Hanya tersisa satu percahayaan yaitu tepat di mana Arjuna berdiri.

Sementara orang yang datang tanpa diundang berdiri mematung di tempat. Aura menyeramkan dari sosok Arjuna mulai memenuhi ruangan ini. Belum lagi Arjuna tiba-tiba berhenti lalu menampilkan senyum devilnya ketika melihat dirinya.

Arjuna berjalan mendekat, Ia tidak terlalu terburu-buru untuk memulai semuanya. Jangan salahkan Arjuna, salahkan saja orang yang berani mengganggu ketenangannya. Wajah sangarnya yang terdapat beberapa luka lebam dipenuhi keringat. Namun, aura mencekam tetap terasa.

"Gede juga nyali lo," ujar Arjuna dengan senyum devilnya.

Saat berada tepat di depan orang yang menganggunya, Arjuna menutup pintu ruangan itu dengan kasar tak lupa menguncinya. Kini tersisa mereka berdua saja di ruangan ini. Lagi-lagi harus terjebak dalam situasi seperti ini.

Refleks dirinya mundur saat Arjuna mulai mendekat. Senyumnya tidak seperti senyum pertama kali dia lihat. Senyumnya ini seperti pertanda akan terjadi sesuatu pada dirinya.


Arjuna semakin mengikis jarak diantara mereka, Ia mengunci pergerakan seakan tidak ada jalan lagi untuk menghindarinya. Tatapan teduh bertemu dengan iris matanya yang tajam. Sial! Tatapan itu lagi, batinnya.

"Arjuna," cicitnya.

Greb!

Arjuna menarik tubuh mungil gadis di depannya lalu memeluknya dengan erat. Aroma vanila yang tercium dari gadis ini seakan memberikan kenyamanan tersendiri untuknya.

Tanpa di sadari, kini dirinya membalas pelukan Arjuna. Berada di pelukan Arjuna membuatnya tenang dan nyaman. Namun, hatinya terasa teriris melihat Arjuna sebrutal ini.

"Jangan sakiti diri lo sendiri, semua masalah bisa diselesaikan dengan cara baik-baik," ujarnya.

"Semuanya terlalu tiba-tiba buat gua," suara Arjuna terdengar serak di telinganya. Sesuatu telah terjadi pada cowok pemilik wajah sangar ini.

"Iya, gue tau. Tapi gak dengan cara ini. Please," ujarnya.

"Gue takut, Ar. Gue takut." lanjutnya.

Isakan tangis mulai terdengar di telinganya. Ia tidak berbohong. Dia memang takut melihat Arjuna sebrutal ini. Hatinya seakan menginginkan Arjuna untuk lebih baik lagi dari sekarang. Boleh kah? Bisa kah?

Sahara Lalitha Parameswara, gadis cantik tapi ceroboh ini tidak sengaja bertemu dengan Bima dan Guntur saat mengantarkan delivery di tempat ini. Keduanya terlihat sedang buru-buru. Apa Arjuna berada di tempat ini? Itulah pertanyaan yang muncul di benaknya.

Radyan Arjuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang