R. A. 63

1.3K 73 2
                                    

Pagi-pagi sekali tiga most wanted SMA Trisakti sudah tiba di sekolah. Mereka sudah sepakat untuk berangkat pagi, bukan karena apa tapi mereka sengaja menghindari perdebatan dengan guru BK berbadan tebal kesayangan mereka.

Meski begitu, ketiganya akan memilih untuk membolos di taman belakang sekolah atau rooftop karena dua tempat itu sangat cocok dan jarang di kunjungi oleh warga sekolah. Kecuali siswa-siwi yang sengaja membolos.

Saat ini, SMA Trisakti masih sepi dan hanya beberapa orang siswi yang terlihat sedang piket. Selebihnya akan datang lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi, untuk kali ini kecuali mereka bertiga tidak datang terlambat seperti biasanya.

Mereka bertiga berjalan beriringan dengan cowok berpostur tinggi, rambut acak-acakan, alis tebal, sorot mata tajam, hidung mancung, bibir penuh berwarna pink alami meski kerap kali rokok, berrahang kokoh serta berkulit putih ini sebagai visual digeng mereka.

Keduanya tak kalah tampannya dengan sang visual. Wajah tampan, berpostur tinggi, tak lupa kelebihan pada diri mereka masing-masing yang cukup mencolok dan tidak bisa lepas dari diri mereka yakni, doyan makan tetapi tubuh tetap atletis untuk seorang Bima Al Faendra. Di kenal fakeboy tetapi banyak di incar kaum hawa itulah Guntur Bumi Anggara.

Meski begitu, tidak sedikit yang menaruh hati pads visual mereka ini. Selain fisik dan materi mendukung, visual mereka ini tergolong tajir dan tidak akan habis sampai tujuh generasi.
Hanya ada satu gadis pengisi hatinya, sangat di sayangkan hubungan mereka kandas.

Iris mata tajamnya menangkap seorang siswi dari arah berlawanan. Samar-samar senyumnya mengembang, netranya tak pernah lepas dari objek di depan sana. Tepat saat mereka bertemu di tangga keduanya berhenti dan menatap satu sama lain. Namun, detik itu juga siswi bernama Sahara Lalitha Parameswara ini menghindar.

Arjuna membuang napas kasarnya. Ia pikir setelah kejadian kemarin malam hubungan mereka membaik. Namun, nyatanya tidak. Litha seakan tetap mempertahankan keputusannya. Bima dan Guntur menepuk bahu Arjuna agar lebih bersabar. Ini baru pemanasan, Arjuna belum menemukan puncaknya.

"Sabar, Bos. Dapetin hati cewek stok kesabaran harus penuh biar gak putus di tengah jalan," ujar Guntur.

"Brabe urusannya kalau tiba-tiba stoknya habis," lanjut Guntur.

"Bos, dengerin nih ye. Bener yang dibilang Guntur, lo kudu sabar dan usaha. Kalau sabar tapi gak usaha percuma!," ujar Bima.

"Nah! Kalau udah ada yang usaha seharusnya itu di hargai bukannya dianggap hantu," sahut seorang siswi di samping Bima.

"Ada, tapi gak dilihat. Percuma muka doang oke hati sama otaknya gak ada." lanjutnya lalu bergegas menaiki tangga menyusul Litha.

Bima dan Guntur tercengang mendengar penuturan siswi itu. Sementara Arjuna hanya diam tanpa ekspresi. Hati Bima seperti mendapat sentilan keras dari ucapan siswi itu. Terlebih yang mengatakannya adalah ...

"Lithaaa!" pekiknya ketika sampai di kelas.

"Apa sih, Anjani?" tanya Litha kesal.

Anjani, siswi yang mengucapkan kata-kata pedas untuk Arjuna, Bima, dan Guntur. Jujur saja Ia kesal dengan mereka bertiga karena tidak peka pada perasaan cewek. Terlebih pada Guntur, cowok itu tak kunjung memberinya kepastian.

"Tau gak tadi gue ketemu sama ABG," ujar Anjani.

"Iya terus hubungannya sama gue apa?" tanya Litha jengah.

Radyan Arjuna ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon