R. A. 16

2.3K 110 6
                                    

Selamat membaca!
Vote dan comment kalian adalah penyemangatku^^




Suara bel istirahat berbunyi pertanda mereka terbebas dari pelajaran sebelumnya dan untuk mengisi perut mereka yang kpop-an sejak tadi. Tak terkecuali Anjani dan Raisa, keduanya segera bergegas ke kantin tanpa Litha. Karena Litha memilih untuk memejamkan matanya.

Di kantin tepatnya diujung, ketiga most wanted sekolah tengah duduk menyantap makanan mereka dengan hikmad. Ralat! Hanya Bima yang masih makan sedangkan Arjuna dan Guntur telah selesai sejak tadi. Meski setiap hari menu yang dipesan selalu sama, apa Bima tidak bosan?

Arjuna menghela napasnya lalu mengambil benda pintar miliknya dari saku jasnya. Sedangkan Guntur memperhatikan setiap siswi yang datang ke kantin. Bukan untuk menggoda mereka melainkan menunggu seseorang dari luar.

Senyumnya mengembang saat orang yang ditunggu memasuki kantin. Tidak ingin penantiannya terbuang sia-sia, Guntur pun memanggil mereka dan melambaikan tangannya ke atas agar mereka melihat keberadaannya.

"Anjani! Raisa!"

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Selalu seperti ini saat Bima mendengar seseorang memanggil nama Raisa ketika dirinya sedang menikmati makanannya. Bima menatap tajam Guntur lalu meminum air mineralnya.

Anjani dan Raisa sesudah memesan makanan, mereka bergegas menghampiri meja yang terletak di ujung. Mereka duduk berhadapan dengan Guntur dan Bima sedangkan Arjuna berada di tengah-tengah Guntur dan Anjani.

"Berdua aja?" tanya Bima setenang mungkin.

"Lo nanya sama siapa nyet?"

"Mereka,"

"Masa? Bukannya dari tadi lo natap Raisa?"

"KAREPMU!"

Guntur tertawa ngakak diikuti Anjani dan Raisa. Sementara Arjuna hanya menyimak obrolan mereka, Ia masih fokus dengan hp miringnya.

"Gue denger tadi kalian di hukum bareng, kok bisa sih, Ar?" ujar Bima.

"Gak sengaja ketemu di jalan,"

"Jadi, kalian gak cuma dihukum tapi juga berangkat bareng?" tanya Anjani.

"Hm,"

"Tuh anak kesiangan lagi pasti," gumam Bima.

"Btw, Bim. Rumah kalian 'kan deket, kenapa kamu gak ngajak Litha berangkat bareng?" tanya Raisa.

"Gue kira udah berangkat, makanya gue langsung pergi aja," jawab Bima.

"Gue nyamperin Litha dulu deh. Maaf ya, perut gue harus menyelamatkan hidup seseorang. Makannya gue tunda dulu," ujar Bima menepuk-nepuk perutnya.

"Biar gue yang ke sana," ujar Arjuna lalu beranjak dari duduknya.

Mereka menatap punggung Arjuna yang berhenti untuk membelikan sesuatu untuk Litha. Setelah Arjuna benar-benar keluar dari kantin, mereka kembali menatap satu sama lain.

"Kalian nyadar gak sih, phobia Arjuna mulai berkurang semenjak kenal sama Litha?" tanya Guntur.

"Phobia?" beo Anjani.

"Phobia sama cewek, dulu aja dia pacaran karena terpaksa harus kita bujuk dulu," ujar Guntur.

"Arjuna nembak si cewek ini?" tanya Anjani.

"Lebih tepatnya si cewek ini yang nembak Arjuna," ralat Guntur.

"Hah? Gila tuh cewek," ujar Anjani.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now