R. A. 46

1.5K 84 6
                                    

Hola pembaca RADYAN ARJUNA! 😙😙

Untuk beberapa minggu kedepan Radyan Arjuna bakal slow update lagi, ya.

Maaf sebelumnya aku baru ngasih tau. Aku masih sibuk TO, sama buat persiapan Ujian sekolah.

So,

Happy Reading!

~**~**~

Cuaca kota siang ini sangat panas, matahari seakan siap membakar setiap kehidupan di belahan bumi ini. Bertahun-tahun hidup di negara empat musim membuat gadis bersurai hitam panjang sedikit keriting di bagian bawah ini merasa rindu.

Ia melepas jaket yang diikatkan pada pinggangnya sebelum pergi tadi lalu menyerahkan pada sang pemilik. Iris matanya menatap gedung tinggi di depannya dengan tatapan bertanya-tanya. Untuk apa Ia dibawa ke sini? Atau lawan jenis ini mempunyai urusan di tempat ini? Ia mengangkat bahunya acuh.

Setelah berkutat dengan handphone berlogo apel keluaran terbaru miliknya, Ia mengajak gadis itu untuk masuk ke gedung ini. Ia menghampiri meja redepsionis lalu menanyakan orang yang Ia cari. Wajah datar namun sangarnya ini menjadikannya kembali menjadi sorotan banyak orang. Tapi Ia tidak peduli. Tujuannya hanya satu, menemui CEO perusahaan ini.

"Kita ngapain ke sini?" tanyanya setelah melihat nama perusahaan yang terpampang jelas di matanya.

"Nagih janji," jawabnya.

"Sama siapa? Harus banget sekarang? Gak bisa besok aja?" tanyanya sedikit gelisa.

Bagaimana Ia tidak gelisa jika perusahaan yang mereka kunjungi adalah perusahaan milik keluarga 'Keenandra'. Ia hapal betul siapa pemilik perusahaan ini. Jika Ia tidak salah tebak pemimpin perusahaan ini adalah anak dari Tuan Keenandra sendiri.

"Gak bisa," ujarnya.

"Silahkan anda sudah ditunggu di ruangan beliau. Ruangannya di lantai dua belas, di sana anda akan menemukan sekertaris beliau. Dia yang akan mengantarkan kalian ke ruangannya," jelas sang resepsionis padanya.

Ia menggenggam tangan mungil gadis ini, menyalurkan ketenangan agar tidak terlalu gelisa. Ia tersenyum untuk meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Bibirnya bergetar tapi tetap berusaha untuk tersenyum dan percaya pada laki-laki ini. Ya, semoga memang tidak akan terjadi apa-apa.

Detak jantungnya semakin tak karuan saat mereka menaiki lif bukan karena hanya mereka saja yang berada di dalam lif tapi karena suatu hal. Ingin rasanya Ia berlari sekencangnya dari tempat ini. Tapi apa laki-laki di sampingnya ini tidak akan kecewa padanya? Ia sudah banyak mengecewakan laki-laki ini. Ia menarik napasnya lalu membuangnya perlahan.

Baiklah! Mari kita mulai!

Pintu lif terbuka mereka keluar tak lama mereka melangkah, seorang wanita berpakaian seperti sekertaris pada umumnya menyambut hangat kedatangan mereka dan berniat untuk mengantarkan mereka. Namun, mereka menolaknya dengan halus. Untuk apa lagi diantarkan jika lampu hijau sudah menyala?

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Ia tidak langsung masuk ketika suara di balik pintu bertuliskan nama pemimpin perusahaan ini menyuruh masuk. Ia menatap gadis di belakangnya, dari sorot matanya gadis itu terlihat ragu dan membutuhkan waktu sebelum masuk ke ruangan ini. Ia tersenyum lalu memeluk singkat sebelum masuk ke ruangan ini.

Mata tajamnya menangkap sosok laki-laki yang tengah duduk di kursi kebanggaannya. Harus Ia akui cara berpakaian laki-laki di depannya ini sangat nyentrik dibanding CEO pada umumnya. Bagaimana tidak? Seorang CEO seharusnya memakai kemeja berbalut jas serta celana kerja berbeda dengan laki-laki ini hanya memakai kaos putih dan celana jeans saja, sementara jasnya di letakan begitu saja.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now