R. A. 31

1.7K 80 0
                                    

"Duit bokap lo gak bakal habis cuma buat beli lagi," ujar Arjuna setelah berhasil menindihi tubuh Malvin.

"Kalian boleh makan sepuasnya, jangan takut siapa yang bayar," lanjut Arjuna.

"Lo yang bayar, berani berbuat harus berani bertanggung jawab!" ujar Arjuna sebelum meninggalkan kantin.

Namun, sebelum meninggalkan kantin Arjuna sempat membawa dengan paksa seseorang untuk ikut dengannya.

~**~**~

Ruangan bercat abu-abu diisi dengan beberapa matras dan brankar untuk menampung beberapa orang ketika upacara berlangsung atau sengaja untuk membolos pelajaran. Namun, saat ini ruangan yang disebut sebagai Uks ini hanya terisi dua orang saja.

Pintu bercat coklat tertutup rapat, seakan kedua remaja ini tidak ingin terganggu oleh siapa pun. Bukan! Mungkin hanya orang di depannya saja, sedangkan dirinya merasa was-was berada di uks. Untuk kali keduanya mereka berada di sebuah ruangan tertutup seperti ini.

"Obatin luka gua!" ujarnya memberikan kotak p3k.

Astaga! Dirinya hampir kehilangan nyawa karena perintah laki-laki ini. Namun, Ia tetap melakukan perintahnya. Perlahan tapi pasti dirinya mengobati luka akibat perkelahian tadi.

"Pelan-pelan," ujarnya.

"Maaf,"

Dari jarak sedekat ini, aroma vanila mulai memenuhi penciumannya. Raut wajah cantik gadis di depannya terlihat berbeda dari sebelumnya. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.


"Udah,"

"Arjuna," panggilnya pelan.

"Hmm,"

"Soal waktu itu,"

"Gue,"

"Kenapa?"

"Gak jadi, gue buru-buru," ujarnya lalu beranjak dari duduknya.

Arjuna tidak bodoh! Arjuna tahu gadis ini menyembunyikan sesuatu darinya. Arjuna beranjak dari duduknya. Pintu yang semula telah terbuka meski hanya beberapa senti, kini tertutup dengan kasar hingga menimbukan suara yang keras.

Litha, gadis itu terlonjak kaget dengan aksi Arjuna. Jantungnya berdetak cepat, tubuhnya gemetar, Litha menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak. Jujur saja posisi mereka saat ini sangat membuatnya takut. Arjuna mengunci pergerakannya. Meski dirinya tidak berhadapan langsung dengan Arjuna. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk tidak berhadapan.

Dan benar saja dalam hitungan detik, Arjuna memutar tubuhnya hingga mereka berhadapan satu sama lain. Apa yang akan dilakukan Arjuna padanya? Tatapannya terkunci pada iris mata tajam milik Arjuna. Bekas pukulan di wajah rupawan itu masih terlihat dengan jelas.

Sepertinya luka itu tidak hanya terbentuk karena perkelahian antara Arjuna dan Malvin saja. Mungkin sebelumnya Arjuna terlah melakukan baku hantam dengan seseorang. Litha masih ingat kemarin dirinya masih melihat wajah sangar Arjuna tanpa bekas lebam sedikit pun. Apa Arjuna berkelahi semalam?

Tanpa sadar, tangannya terulur menyentuh lebam-lebam di wajah Arjuna. Litha sedikit nyilu melihatnya. Bagaimana bisa Arjuna menahan sakit dibagian wajahnya?

Mendapat perlakuan kecil dari Litha yang tiba-tiba membuat Arjuna tersentak. Darahnya berdesir, detak jantungnya tidak karuan. Namun, Arjuna tetap mempertahankan wajah datar dan tatapan tajamnya.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now