13

1.5K 189 21
                                    

Happy reading....



Malam hari yang dingin. Segerombolan orang dengan baju serba hitam tengah memenuhi ruang tamu sebuah rumah kecil berlantai dua yang terletak di sebuah desa di pinggir kota. Mereka adalah anak-anak dreamers yang sedang bersiap untuk melancarkan aksinya. Lebih tepatnya mengikuti permintaan dari DSB group beberapa waktu yang lalu.

Ya, mereka tetap melaksanakan perintah dari DSB group walau mereka tahu hal itu sangat berisiko. Namun akibat kecerobohan seorang gadis, mau tak mau mereka harus menerima pekerjaan tersebut.

Walau harus bernegosiasi panjang terlebih dahulu dengan Jung Jeffrey, tapi syukurlah, berkat ketua mereka - jeon Jungkook, Jung Jeffrey akhirnya mau menyetujui kontrak itu. Yah meskipun ia harus menerima sumpah serapah Jeffrey terlebih dahulu. Yang jelas sekarang mereka harus membuktikan janjinya pada Jeffrey bahwa mereka bisa mengerjakan misi ini dengan mulus.

Kalau tak ingin mendapat masalah dari Jeffrey.

"Apa semuanya sudah siap?"

Seorang pria dengan jaket hitam yang ia sampirkan di pundak kanannya tengah berjalan santai menuruni tangga spiral ditengah ruangan. Mata tajamnya menatap dingin kearah anak-anak dreamers yang kini sudah berjajar rapi menghadap kearahnya.

"Siap!" ucap mereka serentak.

Jungkook mengangguk paham. Menatap anak didiknya satu persatu sembari berjalan didepan mereka dengan tangan menyatu dibelakang punggung. Saat ini ia terlihat seperti kepala sekolah yang tengah meneliti siswa-siswanya.

"Dengar! Tugas kita malam ini berbeda dari biasanya. Jika biasanya kita mencari orang dan membunuhnya, maka sekarang kita hanya butuh masuk kedalam kantor dan membobol semua sistemnya. Dan -" Jungkook menggantung ucapannya ketika sampai didepan Park Ji-Sung.

"Saat ini, kita sangat bergantung pada keahlian Ji-Sung." sambungnya sembari menepuk pundak pria bermata sipit itu.

"Kami sangat mengandalkan mu jisung~ah! Kuharap kau bisa melakukannya dengan baik."

Ji-Sung mengangguk paham tanpa menjawab ucapan Jungkook. Sebuah tanggung jawab besar. Dari wajahnya chaeyoung bisa melihat aura kecemasan disana. Seperti takut jika misi ini akan gagal.

Ah jangankan Ji-Sung. Chaeyoung yang menyebabkan mereka terjebak didalam misi inipun merasa sangat cemas dan takut. Padahal ia hanya bertugas untuk menemani Ji-Sung.

Apalagi jisung yang harus memastikan keberhasilan misi ini? Chaeyoung tak bisa membayangkan seberapa cemas anak itu.

"Yang lain! Kita harus tetap waspada dan terus lindungi Ji-Sung. Mengerti?" teriak Jungkook.

"Mengerti!" teriak mereka serentak.

Jungkook menatap kearah jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Pukul 1 malam. Saatnya mereka pergi.

"Kajja! Kita pergi sekarang."

Satu persatu anak dreamers mulai masuk kedalam mobil hitam panjang. Tak lupa mereka membawa peralatan yang sudah mereka siapkan seharian tadi.

Dan seperti biasa, sebelum mereka pergi, Ji-Sung dan renjun mulai mengaktifkan kamera pelacak yang ada diluar rumah.

"Aman!"

Jeno segera memencet tombol gerbang dan perlahan gerbang besi otomatis itu mulai naik hingga melebihi atap mobil.

Menghidupkan mesin, tanpa ba bi bu, Jeno segera menancap gas meninggalkan area garasi mobil. Oh apa gerbangnya tidak ditutup? Ah santai! Gerbang itu sudah otomatis menutup setelah mobil berhasil keluar sempurna dari garasi.

REVENGEWhere stories live. Discover now