08

1.7K 225 6
                                    

VOTE DULUU!! JANGAN PELIT!😉

Spam comment yaa, anggep aja buat vitamin author biar up lebih rajin.

Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...
________________________________________





Sore ini semua anak-anak Dreamers termasuk Chaeyoung tengah duduk di sofa ruang tengah. Mempersiapkan diri sebelum benar-benar beraksi malam ini. Dengan ditemani tontonan kartun kesukaan Jisung, mereka mulai menyiapkan senjatanya masing-masing.

Tak lama, seorang pria menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Pria dengan jaket kulit berwarna hitam dan rambut acak-acakan itu langsung melenggang pergi menuju pintu utama tanpa mengucapkan sepatah katapun pada mereka.

"Kemana dia?" tanya Chaeyoung penasaran.

Mark yang sedaritadi duduk disebelah chaeyoung langsung menoleh. Menatap kearah punggung Jeon Jungkook yang hampir lenyap dari pandangan.

"Biasa! Pasti dia ingin menemui seseorang." ucap Mark dengan nada dingin.

Chaeyoung mengangguk paham. Tak berniat untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai teman Jeon Jungkook yang akan dia temui. Ia lebih memilih mengusap-usap sebuah belati yang ada ditangannya dengan kain bersih.

"Apa beban hidupnya berat? Sejak aku datang kemari, wajahnya selelu tegang seperti itu." cletuknya tiba-tiba.

Mark yang mendengar ucapan Chaeyoung langsung menghentikan aktivitasnya. Menghela nafas kasar kemudian menatap kedua manik mata gadis berambut pendek itu.

"Kau tak tahu bagaimana perjalanan hidupnya dari dulu hingga sekarang. Jika kau tahu, pasti kau akan paham alasannya."

Chaeyoung menganggukkan kepalanya pelan. Matanya kembali fokus pada belati yang sudah sangat mengkilap itu.

"Apa yang harus aku lakukan nanti malam?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.

"Bersembunyi dan tunggu aba-aba dari Jisung dan Jeno—" ucapnya dengan mata yang masih fokus pada ponselnya.

"—Tenang saja! Pekerjaan malam ini, tidak terlalu sulit." sambungnya menenangkan.

Chaeyoung menghela nafas kasar. Memicingkan matanya kearahark yang kini duduk memunggunginya. Bagaimana bisa dia mengatakan tenang saja disaat nanti malam mereka harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelundupkan narkoba? Apa hidupnya memang sesimpel kata 'kalo mati ya sudah' ? Oh astaga!

"Nunna apa kau sudah selesai dengan kain itu? Aku ingin memakainya."

Chaeyoung yang mendengar suara Jisung langsung menoleh menatap pria yang kini tengah duduk disebelah Jeno. Dia tengah sibuk membersihkan beberapa pistol dan alat elektroniknya yang nanti malam akan digunakan untuk beraksi.

"Oh ini!" ucap Chaeyoung sembari menyodorkan sebuah kain putih lembut berbentuk persegi kecil.

Jisung langsung menerimanya dan mulai mengusap pistol miliknya dengan penuh ketelitian.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang