16

1.2K 164 11
                                    

Happy reading....







"Siapkan semua berkas dan tempat untuk pelantikan anak-anak dreamers!"

Seorang pria tampan dengan jas hitam yang dipadukan dengan kemeja putih tengah terduduk santai disinggasana ruang kerjanya. Sesekali ia membolak balikan sebuah berkas bersampul biru yang ada dihadapannya kemudian membubuhkan tanda tangan disana.

Dibangku yang terdapat didepan meja pria itu, terduduk seorang pria yang tak kalah tampan. Dia adalah lee taeyong — asisten sekaligus orang kepercayaannya.

"Aku sudah menyuruh tim wind untuk membantu mendekor tempat pelaksanaan.. untuk dokumennya—"

Taeyong mengambil sebuah berkas dari dalam tas yang ia taruh dibawah meja kemudian mengulurkan berkas itu pada jung jeffrey.

"Aku sudah menyiapkan semuanya. kau hanya perlu menyetujuinya dan semuanya akan beres."

Jeffrey mengambil alih map biru yang disodorkan oleh taeyong. Membukanya secara perlahan kemudian mulai membacanya sekilas.

"Kau memang paling bisa ku andalkan lee." cletuk jeffrey sembari tersenyum puas.

Taeyong menundukkan kepalanya sebagai tanda terimakasih pada jung jeffrey. Setelahnya pria itu kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Bagaimana dengan chaeyoung? apa kau akan melantiknya juga?"

Jeffrey yang masih sibuk membaca dokumennya langsung menghentikan aktivitasnya. Pria itu terdiam sejenak seperti tengah memikirkan perkataan lee taeyong. "Menurutmu?" tanyanya sembari menutup dokumen itu kembali.

"Jika kau melakukannya hal ini akan berbahaya untuk kita semua. Kau tahu siapa chaeyoung bukan? aku yakin dia pasti sudah memiliki rencana yang matang." jawab taeyong.

Jeffrey menganggukkan kepalanya setuju. Ya benar! dia sangat mengenal chaeyoung dan dia tahu pasti gadis itu sudah memiliki rencana. Apa sebaiknya dia tidak diiikutsertakan saja? Tapi, jika dia tidak ikut melantiknya, maka mereka berdua juga tidak akan saling bertemu bukan?

"Bagaimana keputusanmu?" tanya taeyong saat melihat raut wajah dingin jeffrey.

Pria itu tersenyum lebar kemudian menandatangani semua berkas data pendukung pembuatan kartu resmi tim khusus untuk member dreamers termasuk milik chaeyoung. Sontak saja taeyong langsung menatap jeffrey dengan raut wajah kebingungan.

"Apa yang kau lakukan?" omelnya.

Jeffrey hanya menghardikan bahu sembari melempar berkasnya kearah taeyong yang refleks langsung ditangkan oleh tangan kekar pria itu. Untung saja taeyong memiliki refleks yang cepat sehingga ia bisa langsung menangkap semua kertasnya sebelum berhamburan.

Dasar jeffrey! Kebiasaan!

"Untuk menangkap ikan yang besar, maka kita juga perlu umpan yang besar juga. Bukan begitu?" ucap jeffrey yang langsung ditanggapi kerutan dahi oleh taeyong.

Oh percayalah! taeyong tidak paham dengan maksud jeffrey saat ini.

"Lakukan saja apa yang seharusnya dilakukan. Aku sudah memiliki rencana untuk pertemuanku dengan chaeyoung."

Jung jeffrey beranjak dari singgasananya dan bergegas pergi menuju keluar ruangan. Meningalkan taeyong bersama kebingungannya didalam ruangan serba hitam itu.

Pria itu terus melangkahkan kakinya ringan kearah sebuah pintu ganda yang tertutup dengan begitu rapat yaitu ruangan pribadi jung jeffrey.

Bip!

Setelah pria itu menekan tombol merah didekat pintu masuk. Perlahan kunci pintu bergerak dan pintu ganda itupun terbuka. Menampakan sebuah ruangan bernuansa putih tulang. Sangat bersih dan mendamaikan dengan hiasan daun-daun palsu yang membuat ruangan itu tampak segar setiap saat.

REVENGEWhere stories live. Discover now