36

908 101 20
                                    

Disebuah ruangan yang tidak terlalu besar serta penerangan yang tidak begitu bagus, 2 orang pria tengah duduk santai sembari menikmati secangkir kopi panas yang mengepulkan asap transparan.

"Bagaimana soal emas itu? Apa kau sudah mendapat informasi dari kekasih Jinyoung?"

Park Jimin terdiam sejenak kemudian mengaduk kopi yang ada didepannya menggunakan sebuah sendok kecil. "Aku belum mendapatkannya. Sudah hampir 1 tahun ku kurung dan siksa... Namun dia sama sekali tidak bergeming.. sepertinya dia tidak akan ingkar janji pada Jinyoung." jelas Jimin dengan nada sedikit berat.

"Argh astaga... Seharusnya aku tak buru-buru membunuh Jinyoung waktu itu."

Pria itu menghela nafas berat kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Matanya menatap lebar kearah jendela yang kini menampakan semburat orange di langit. Menandakan malam akan segera tiba.

"Singkirkan saja jika memang tidak berguna."

Jimin meneguk kopinya sedikit kemudian menggeleng pelan. Pertanda tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh rekannya itu.

"Tidak bisa.. dia adalah sumber informasiku... Jika dia kusingkirkan sekarang... Aku tidak akan bisa mendapat apapun. Kupikir dia hanya perlu sedikit kekerasan lagi."

Pria itu tertawa mendengar ucapan percaya diri Park Jimin. "Aku tak yakin. Tapi apapun itu lakukanlah... Asal kau bisa mendapatkan emas itu lebih dulu daripada Jeffrey. Kau tau dia bukan?"

Jimin tertawa. Mendengar nama Jeffrey membuatnya teringat akan banyak hal yang sudha mereka lewati bersama. Ya, mereka berdua dahulunya adalah rekan satu team. Namun karena suatu hal Jeffrey diambil alih karena memiliki keterampilan yang paling unggul dibanding yang lainnya. Ah mengingat hal itu membuat Jimin semakin membencinya.

"Tentu saja aku ingat. Dia adalah partnerku dalam pembunuhan Jinyoung."

Pria itu mengangguk lantas menyesap kembali rokok yang ada ditangannya.

"Kau harus bergegas tuan Park." ucapnya dengan penuh penekanan. Seolah tengah mengancam Jimin untuk segera bertindak. Sedang Jimin hanya bisa mengangguk dalam diam. Jika sudah seperti ini, tidak ada kata santai lagi untuk Park Jimin. Ia harus segera mendapatkan apa yang seharusnya pria itu miliki.

"Aku tidak akan mengecewakanmu."

"Kuharap juga begitu.. oh ya... Bagaimana kabar adik angkatmu? Apa ada informasi darinya?"

"Entahlah... Aku tidak perduli hal itu... Ah semuanya kini menjadi rumit."

Pria itu mengambil cangkirnya dan meneguk sedikit kopinya. "Sejak dia disandera oleh Jeffrey sialan itu... Aku tidak pernah berhubungan dengannya lagi... Dia dan Eunwoo... Kupikir dengan menggunakannya itu akan membuat Jeffrey menjadi lemah... dan aku bisa segera menghabisinya... ternyata sebaliknya.. bahkan hingga sekarang Roseanne tidak ada kabar sama sekali.."

"Bahkan sekarang aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak."

Pria itu mengangguk. Yah memang, selama disandera oleh Jeffrey tidak ada kabar sedikitpun mengenai Roseanne maupun Eunwoo. Seolah mereka telah hilang ditelan bumi. Jeffrey benar-benar menutup dirinya  dengan begitu rapat. Hingga detektif pun tidak bisa mengetahui sekecil informasi pun soal dirinya.

Namun bagi seorang Park Jimin hal itu tidaklah merugikannya. Sebab nyatanya ia memang tidak begitu memperdulikan Roseanne - adik angkatnya yang bahkan selama ini selalu berkorban untuk menjadi bonekanya.

Awalnya ia berfikir dengan memperkerjakan Roseanne, ia akan lebih mudah mendapatkan emas yang telah disimpan oleh kakaknya. Namun ternyata Roseanne sendiripun tidak mengetahui dimana letak emas-emas itu tersembunyi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang