- 3. Si Anak Baru -

4.8K 680 113
                                    

Orang mengulurkan tangan tak selalu tentang menolong.
Karena mencekik pun menggunakan anggota tubuh yang sama.

oOo

"Jadi gimana, Kek? Saga boleh pindah kelas?"
Pemuda jangkung dengan rupa menawan itu menopang kepalannya dengan tangan. Sorot mata yang teduh ia lontarkan pada pria akhir 40-an di hadapannya. Melihat dari selisih usia, panggilan 'Kek' atau 'Kakek' memang terlalu ganjil. Namun jika dijelaskan bahwa Hardi adalah anak bungsu dari 7 bersaudara dan Saga adalah cucu dari kakak pertamanya, semuanya terjawab jelas. Dengan merujuk pada pohon silsilah, meskipun Saga seumuran dengan anaknya, mau diapakan lagi pun bocah yang agak tengil itu adalah cucunya.

"Kamu bahkan baru sehari masuk. Masa mau pindah kelas?" ujar pria yang sudah berhias kerutan itu. Posisi yang disandang membuat wibawanya tetap terpancar meski topik obrolannya santai.

"Kelasnya nggak seru," jawab cowok itu pendek. Bibirnya ikut mengerucut menyesuaikan dengan kalimat yang diucapkan.

"Kamu bukan anak TK yang bisa merengek hanya karena suatu hal yang nggak seru." Hardi menggeleng-geleng kecil.

"Saga nggak cocok gaul di sana."

"Kamu cowok harus tahan banting. Gimana kalau nanti terjun ke masyarakat, tukang ngeluh begini," timpal Hardi yang membuat Saga menghela napas.

"Kek...." Saga setengah merengek.

"Sudah keluar Kakek sibuk," usirnya seraya mengibas-ngibaskan tangan. Ia mulai kembali fokus pada berkas-berkas yang sempat terjeda karena kedatangan anak yang seenaknya itu.

"Saga aduin Kakek sama Kakek Arie."

"Silahkan, Kakek kamu nggak bakal nanggepin. Saya lebih tahu tabiat Kakak saya seperti apa."

"Pokoknya Saga mau di kelas MIA-4."

Tangan Hardi yang tengah membuka-buka berkas itu berhenti sejenak.

"Kenapa Kek? Kakek ngizinin Saga pindah ke sana?" tanya Saga yang mulai antusias.

"Sembarangan! Kamu sudah ditempatin di kelas unggulan malah minta di kelas biasa."

Saga berdecak. "Ya terus kenapa Kakek terkesima gitu, bikin ngarep 'kan." Wajah Saga kembali melemas.

"Kakek teringat dulu juga ada anak yang ngotot pengen masuk ke sana," jelasnya yang diikuti riak raut masam.

"Berarti kelas itu memang lebih bagus daripada kelas unggulan. Pantes aja 'kan Saga pengen masuk ke sana?"

"Sok tahu kamu, sekarang anak itu jadi tukang buat onar," ucap Hardi yang diikuti helaan napas kesalnya.

"Namanya Kikan 'kan?"

"Kenapa tahu?" Hardi mengernyit.

"Soalnya Saga mau pindah ke sana gara-gara Kikan."

"Kamu suka sama dia?!" Hardi membelalak kaget. "Enggak-enggak. Kakek nggak akan pernah izinin kamu," putusnya secara mutlak.

"Kamu itu anak baru, nggak tahu seberapa buruk kelakuan Kikan-Kikan itu." Hardi bergidik ngeri mengingat semua masalah yang sudah muridnya itu lakukan.

Bad Person [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat