24. Bagaimana Bermula

2K 399 77
                                    

[2 Tahun Lalu]

"Makasih ya, Ma," ucap Kiara, menerima cemilan yang Mamanya antarkan ke kamar na. Wanita paruh baya itu mengangguk dengan senyum hangat sebelum meninggalkan Kiara dengan Vanya.

"Hoodie baru, Ki?" tanya Vanya meraih baju yang simpan di tepi kasur. Tak jauh darinya ada plastik pertanda bahwa baju tersebut baru saja dibuka.

"Iya, itu couple-an gitu sama Joa. Buka aja, ada nama gue."

"Ih bangus banget...." Mata Vanya berbinar begitu melihat gambar yang tercetak di bagian depan hoodie itu. Nama Kiara Kanzara tertulis jelas dengan sulur-sulur bunga pansy, yang pastinya sangat cocok dengan warna hijaunya.

"Custom di mana sih ini?"

"Nanti deh gue tanyain Arlin, soalnya dia yang bikin."

Vanya menurunkan hoodie itu, lalu menatap Kiara heran. "Arlin, siapa?" Mereka sudah bersahabat dari dulu juga begitu dekat. Hingga bisa dibilang, siapa yang Kiara kenal, Vanya juga kenal. Begitu pun sebaliknya. Namun nama Arlin ini baru pertama masuk ke dalam telinganya.

Kiara yang tengan fokus menulis di buku musiknya itu berhenti. "Yah, keceplosan," ucapnya yang langsung menutup mulut, dan saat itu pun ia sadar melakukan kesalahan yang ketiga.

"Nah apa loh? Sembunyiin apa?" berondong Vanya.

Kiara pun menghela napas. Seperti yang sudah dibahas tadi. Mereka terlalu dekat hingga Kiara kesusahan menyembunyikan sesuatu dari Vanya.

"Arlin itu nama aslinya Joana," beber Kiara.

"Jadi dia pake nama panggung? Gua Kira yang kayak gitu cuma buat Idol doang."

"Ya gitu mungkin. Lo harus tahu nama itu bukan sekadar sebutan, tapi mewakili tentang diri. Ya kayak Arlin sama Joa meski fisiknya sama, sosoknya beda."

"Seriusan lo?"

Kiara menggangguk.

"Maka dari itu lo juga pengen pake nama Kikan?"

"Mmm ... bisa kayaknya."

"Tapi ini lucu banget...." Vanya memeluk hoodie itu dengan gemas.

Kiara tersenyum miring. "Lo belum lihat ini nih." Ia menunjukkan tas berbahan kulit di mana ada dirinya yang tengah memegang gitar dalam versi vektor.

"Ah apaan sih, Ki. Lo pamerin barang-barang lucu tapi nggak ngasih ke gue."

"Ini juga Arlin yang kasih."

Vanya mengerutkan bibirnya. "Enak ya punya sahabat baru."

"Haha ... cemburu ya?"

"Nggak!"

"Kelihatan banget kali."

"Iya, iya, iya. Terus kenapa?"

Kirara tersenyum hangat. "Nya, tenang. Gue nggak bakal lupain lo. Lo tetap sahabat terbaik gue. Gini aja gue izinin loh buat jadi orang yang pertama pakai hoodie sama tasnya."

"Hah boleh?"

Kiara mengangguk meyakinkan.

"Aaa ... thanks, Ra." Vanya memeluk Kiara erat hingga membuat gadis itu menepuk-nepuk agar dilepas. Tentunya dalam gelak.

"Eh lo kapan latihan?"

"Nanti sore sih. Ada evaluasi lagu yang gue bikin sama Kak Pitta."

"Lo bikin lagu?"

Kiara menunjukkan buku musik yang sedari tadi dipegangnya.

"Gue nggak ngerti ini sih," aku Vanya dengan ekspresi sedikit meringis. "Tapi lo keren, Ra. Belum debut aja udah bikin lagu."

Bad Person [TAMAT]Where stories live. Discover now