19. Hal Itu

2.1K 400 118
                                    

Sandra menarik napas dalam yang perlahan ia hembuskan kembali secara perlahan. Ia menepuk-nepuk dadanya, menenangkan jantung di dalam sana yang bertalu gugup.

"Tenang-tenang, ini buat tegakkan kebenaran. Kalo enggak angkat bicara dunia bakal makin kacau," menolongnya. Memupuk motivasi dalam diri.

"Huuff...."
Sandra meniupkan udara sebagai tanda melepas semua sisa gugupnya. Matanya kini sudah menatap bayangan Saga yang berjalan mengarah tempatnya.

"Saga," cegahnya. Cowok itu berhenti dan menatap Sandra dengan raut ramahnya. Yang membuat Sandra semakin yakin kombinasinya dengan Kikan sangat tidak cocok.

"Eh, San. Kenapa?"

"Gue mau ngomong," jawab Sandra.

Saga terkekeh kecil. "Itu barusan lo udah ngomong."

Sandra menyentuh bagian belakang lehernya. "Bukan gitu maksudnya."

"Hehe ... iya apa, San. Ngomong aja."

Sandra menatap Saga serius. "Lo tau kan kalo Kikan suka bully Vanya?" tanyanya hati-hati.

"Oh itu." Saga mengangguk-angguk. "Udah berlangsung sebelum gue ke sini juga kan?" ucap Saga yang seperti tak masalah akan hal itu.

"Sorry nih ya, Ga. Ini cuman pendapat gue, kenapa lo mau pacaran sama Kikan?"

Pendar mata Saga mulai berubah. Sedikit merasa terusik dengan tindakan cewek di depannya. "Karena gue suka."

"Lo terlalu baik Ga buat Kikan."

Kali ini Saga tak bisa menyimpan rasa tak nyamannya. "Obrolan kita terlalu pribadi kayaknya."

"Oh sorry-sorry, Ga," ucap Sandra cepat, ia tak ingin Saga berpikir ia lancang.

"Lo mau ngomongin itu?"

"Euh ... nggak. Gue kayak gini karena gue pikir lo yang deket sama Kikan mungkin bisa bilang ke dia buat berhenti bully gue."

"Bully?" beo Saga dengar raut kaget. Membuat Sandra diam-diam menarik senyum, Saga pasti benci sama Kikan sekarang. Rencananya berhasil.

"Kikan pernah tiba-tiba lempar tas ke gue. Bukan cuma itu kata-kata dia lebih nakutin, dia juga sering ngasih gue ancaman," tambah Sandra yang sama sekali tak menyia-nyiakan celah sedikit pun.

Saga terlihat berpikir. "Salah paham mungkin," jawabnya yang membuat Sandra membelalak tak percaya. Itu sama sekali bukan respon yang Sandra perkirakan.

"Kikan emang orang yang mengutarakam isi hatinya secara gamblang, jelas tanpa peduli orang akan salah menanggapi. Tapi kalau dia bully lo, kayaknya nggak mungkin." Sandra tak terlihat punya alasan untuk Kikan bully, meskipun dirinya juga belum menemukan alasan mengapa Kikan mem-bully Vanya, setidaknya setelah bertemu dengan Tante Vanya waktu itu, Saga bisa meraba jika memang ada sesuatu besar antara mereka.

"Gue enggak bohong, Ga. Kikan emang bully gue," ucap Sandra berusaha meyakinkan.

"Kalo gitu mungkin lo yang duluan bikin masalah sama Kikan."

Mulut Sandra ternganga. "Emang gue kelihatan kayak anak bermasalah?" Kenapa jadi seperti ini? Sandra menggerutu dalam hati. Kenapa malah jadi dirinya yang seolah-seolah salah? Yang buruk kan Kikan!

"Kikan pacar gue, dan gue tahu bagaimana cara pikir dia. Gue minta maaf kalau Kikan sempet berbuat nggak menyenangkan sama lo. Itu pasti nggak sengaja. Seperti yang gua bilang tadi Kikan hanya mengungkapkan apa yang dalam dirinya secara gamblang. Tolong maklum itu." Saga menarik senyuman sebelum melenggang pergi, meninggalkan Sandra yang sudah terpaku dalam kekesalan.

Bad Person [TAMAT]Where stories live. Discover now