Chapter 26

235 52 12
                                    

Hagrid kalah dalam sidang dan Buckbeak akan dibantai atau lebih tepatnya dipenggal. Begitulah surat yang ditulis oleh Hagrid untuk Hermione. Surat itu telah membuat semua kekhawatiran Melody mengenai Sirius Black dan kaburnya Harry ke Hogsmeade meluap, digantikan oleh kekhawatiran terhadap guru Pemeliharaan Satwa Gaib tersebut.

Kabar dari Hagrid membuat Melody dan kawan-kawannya panik tapi setidaknya kabar baik dari hal itu adalah berdamainya Hermione dan Ron. Mereka saling mengucapkan maaf kemudian memutuskan untuk bekerjasama membantu Hagrid melewati masa-masa sedih tersebut. Bagi Ron, setidaknya, masih ada naik banding.

Melody tentu saja menceritakan hal tersebut pada Chere, Daniel, Ginny, dan Pierre. Ia berharap dengan memberitahu tentang masalah Hagrid pada mereka, keempatnya dapat membantu. Apalagi Chere dan Pierre suka membaca buku (termasuk buku tentang sejarah serta hukum), dan orangtua Daniel serta Ginny adalah pegawai kementrian.

"Yah, itu susah." Kata Pierre selagi mereka berjalan di halaman sekolah setelah kelas pagi itu selesai dan tengah menikmati istirahat di sela-sela kelas berikutnya.

"Lucius Malfoy orang yang cukup terpandang dan dia berpengaruh besar di Komite Sekolah. Kuharap kau tidak lupa dia mengancam semua orang untuk menandatangani pemecatan Profesor Dumbledore tahun lalu." Lanjutnya.

"Tapi mungkin ada yang bisa kita lakukan? Ron bilang Hagrid bisa ajukan naik banding." Kata Melody, tidak mau menyerah.

Pierre menghela nafas berat, "Hagrid bahkan tidak bisa mengatasi sidang kemarin meskipun telah dibantu dengan dukungan kau dan Hermione. Bukannya aku tak mau membantu tapi memang tak ada yang bisa kita lakukan lagi. Kecuali ada orang yang lebih berpengaruh mau membantu." Katanya.

Mendengar itu, Chere, Ginny, dan Melody serempak menoleh pada Daniel. Yang ditolehi pun tersenyum canggung. Ia mengusap tengkuknya, menatap ke arah pepohonan di hutan terlarang kemudian ke arah pondok Hagrid dan terakhir pada kastil. Daniel telah membuka mulutnya untuk bicara saat tiba-tiba saja pandangannya terpaku pada serombongan anak yang dipimpin Hagrid berada tak jauh undakan kastil.

"Kebetulan sekali ada Hagrid. Mau coba bicara padanya?" tanya Ginny yang memandang ke arah yang sama.

"Ayo." Ajak Melody, melangkah mendahului teman-temannya untuk menghampiri Hagrid.

Teman-temannya mengikuti dan akhirnya mereka mendapati bahwa rombongan yang mengikuti Hagrid adalah anak-anak kelas tiga Gryffindor serta Slytherin. Mereka sudah cukup dekat saat melihat Hagrid mengobrol dengan Harry, Hermione, serta Ron kemudian sembari membenamkan wajahnya ke dalam sapu tangannya yang besar, pria itu berbalik untuk kembali ke pondoknya.

Melody mempercepat langkahnya, tidak ingin ketinggalan oleh Hagrid namun telinganya mendengar Malfoy berucap, "lihat, dia menangis!"

Melody menoleh, menemukan Malfoy sedang berdiri di dekat pintu masuk kastil bersama Crabbe dan Goyle, terkekeh-kekeh menertawakan Hagrid.

"Pernahkah kau melihat sesuatu yang sekonyol itu?" tanya Malfoy. "Mana bisa orang konyol begitu jadi guru kita."

Amarah Melody naik ke kepalanya. Dia memang berpendapat bahwa Malfoy adalah anak manja yang sombong tapi kesepian namun terkadang sikapnya di luar batas dan itu tak bisa dimaafkan.

Gadis itu melangkah menghampiri Malfoy, dilihatnya Harry dan Ron pun melakukan hal yang sama. Akan tetapi Hermione lebih cepat dari ketiganya. Dia terlihat sangat marah, rahangnya mengeras dan tangannya terkepal.

Namun seakan tahu apa yang dipikirkan Hermione, Daniel berlari melewati Melody kemudian dengan cepat menahan tangan Hermione.

"Biarkan aku!" pekik Hermione, berusaha melepaskan tangannya dari Daniel dengan cara menghentak-hentakkannya.

Melody Potter and the Prisoner of AzkabanWhere stories live. Discover now