Chapter 28

216 43 8
                                    

Ujian murid kelas dua selesai lebih cepat dari kelas tiga, sehingga Melody dan teman-temannya bisa bergegas menuju pondok Hagrid pukul enam lebih lima belas menit. Akan tetapi saat mereka akan mengetuk pintu pondok tersebut, terdengar obrolan serius dari dalam dan itu membuat keempatnya ragu untuk menyela.

"Berdasarkan hukum yang ada," kata suara asing seorang pria. "Pengajuanmu dalam banding tidak bisa diterima."

Melody dan teman-temannya terkesiap tanpa suara dan terdengar isakan kering dari Hagrid.

"Tidak bisakah ada keringanan dalam hal ini?" tanya suara Dumbledore. "Berdasarkan sejarah dan hukum yang tertulis—"

"Maaf Albus," kata pria pertama. "Hal ini sudah ditentukan dan tak bisa diganggu gugat lagi."

Dumbledore tak menjawab sementara Hagrid hanya bisa terisak. Tak lama kemudian terdengar suara Cornelius Fudge, "baiklah kalau begitu... kurasa kita sudah mencapai kesimpulan."

Saat itu terdengar langkah kaki mendekati pintu, secara refleks Melody berbisik, "Daniel pegang tangan Pierre."

Daniel yang kebingungan segera menggenggam tangan Pierre kemudian Melody pun menggenggam tangan Chere dan pemuda itu lalu membawa mereka ber-Disapparate.

Keempatnya muncul di undakan kastil, Chere memekik pelan sementara Daniel dan Pierre sepertinya terkejut sekali sampai hanya bisa terkesiap. Namun mereka tidak bicara, menunduk ke arah pondok Hagrid yang pintunya baru saja dibuka oleh seorang pria yang belum pernah mereka lihat.

"Hagrid kalah." Kata Pierre, memecah keheningan di antara mereka.

"Kita harus beri tahu Harry dan yang lain." Kata Melody.

Ketiga temannya mengangguk kemudian bergegas kembali ke menara Gryffindor. Mereka tiba di sana bersamaan dengan Hermione yang baru selesai ujian Telaah Muggle serta Hedwig yang membawa sepucuk surat. Melihat bagaimana wajah keempatnya terlihat tak senang, ketika mereka mengambil surat dari paruh Hedwig, Hermione tahu bahwa apapun kabar yang akan ia terima tidaklah bagus.

Kelimanya duduk merapat di salah satu sudut ruang rekreasi, Melody pun membuka lipatan surat yang dibawa Hedwig. Surat itu datangnya dari Hagrid, kering tanpa tetesan air mata namun tulisannya acak-acakan karena ditulis dengan tangan yang gemetar hebat.

Banding kalah. Mereka akan penggal dia setelah matahari terbenam. Tak ada yang bisa kalian lakukan. Aku tak mau kalian saksikan itu.

Hagrid

Chere dan Hermione mendesah sedih, menyandarkan bahu pada satu sama lain, mengigit bibir menahan tangis. Sementara itu Melody menatap surat dalam diam, pikirannya hampir kosong.

Tak lama Ron pun muncul, ia sangat terburu-buru dan dengan suara tersengal mengajak mereka untuk pergi menemui Hagrid dalam bandingnya. Akan tetapi ia langsung lemas ketika membaca surat yang diberikan Melody dan kehilangan suaranya. Mereka berenam pun duduk di sudut ruang rekreasi tersebut dengan sedih, menunggu Harry kembali dari ujian Ramalannya.

Pemuda itu baru kembali tak lama sebelum makan malam. Nafasnya pendek-pendek dan sepertinya akan mengatakan sesuatu jika Ron tidak menyela.

"Profesor Trelawney, baru saja memberitahuku—"

"Buckbeak kalah," kata Ron lesu. "Hagrid mengirim ini."

Harry menerima surat dari Hagrid yang Ron ulurkan padanya lalu membaca dalam diam. Ekspresinya menjadi keras.

"Kita harus ke sana," kata Harry segera. "Dia tak boleh duduk sendirian, menunggu kedatangan algojo!"

"Tetapi, setelah matahari terbenam," kata Ron yang menerawang ke luar jendela dengan padangan kosong. "Kita tak akan diizinkan... apalagi kalian, Harry dan Melody."

Melody Potter and the Prisoner of AzkabanWhere stories live. Discover now