Chapter 19

297 63 8
                                    

Setelah pergi mengambil minuman hangat dari dapur, Daniel, Melody, dan Pierre segera kembali ke asrama Gryffindor. Mereka berpisah di tangga murid dan Melody pun pergi ke kamarnya membawa dua gelas minuman hangat di tangannya.

Setibanya di kamarnya, ia mendapati semua teman sekamarnya dan Hermione ada di sana. Emilie berbaring tidur di tempat tidurnya dengan Elizabeth tengah menyelimutinya sedangkan Chere duduk di tempat tidurnya dan Ginny serta Hermione sedang bicara padanya.

"Hei, kau kembali," kata Elizabeth yang pertama kali menyadari kedatangan Melody.

"Hai," kata Melody, "ada apa dengan Emily?"

Elizabeth melirik saudarinya kemudian duduk di tepi tempat tidurnya, "saat serangan Dementor tadi Emily cukup terpengaruh, dia hampir pingsan. Jadi aku menyuruhnya untuk tidur lebih cepat, aku akan bangunkan dia untuk makan malam nanti." Jawabnya.

Melody mengangguk mengerti, "ah... kalau begitu ini untuknya," katanya, menyerahkan satu gelas minuman hangat di tangannya pada Elizabeth.

Elizabeth mengerjap lalu menerima minuman tersebut, "apa ini?" tanyanya.

"Teh," jawab Melody, tersenyum. "Aku mengambilnya dari dapur."

"Oh, terima kasih, Mel." Kata Elizabeth.

Melody mengangguk sebagai balasan kemudian menoleh pada Chere dan Ginny, "aku juga bawa satu untukmu." Katanya, menyerahkan gelas satunya pada Chere.

Sembari menerima si minuman, Chere tersenyum lemah pada gadis itu, "trims." Katanya pelan.

Melody mengangguk lagi lalu duduk di tepi tempat tidurnya, "bagaimana keadaanmu, Chere?" tanyanya.

"Sudah lebih baik," jawab Chere, menggenggam gelas dengan kedua tangannya. "Maaf, aku tidak tahu Dementor akan mempengaruhiku seperti itu. Aku tadinya ingin menjenguk Harry juga tapi..."

"Tidak apa-apa," kata Melody dengan cepat. "Kau tidak perlu memaksakan diri. Dementor memang semengerikan itu, aku mengerti."

Ginny mengangguk, "aku juga menangis saat pertama kali bertemu mereka di kereta sekolah." Katanya.

Hermione mengusap-usap pelan lengan kiri Chere, "ya, kau tidak perlu minta maaf untuk itu. Kita semua terpengaruh, tingkatnya saja yang berbeda. Hanya karena kau lebih terpengaruh tidak berarti kau lemah." Katanya dengan lembut.

Melody mengangguk, "Harry bahkan pingsan." Katanya.

"Yeah, yang harus minta maaf di sini bukan kau tapi para Dementor itu. Kan mereka yang melanggar aturan dengan masuk ke wilayah lapangan Quidditch." Kata Elizabeth.

Chere tersenyum tipis pada mereka, "terima kasih." Katanya pelan, kemudian ia meminum tehnya.

"Bagaimana kondisi Harry?" tanya Ginny pada Melody.

"Dia baik-baik saja, hanya butuh istirahat tapi Madam Pomfrey ingin ia tinggal sepanjang minggu," jawab Melody, lalu ia tersenyum penuh makna. "Kau mau menjenguknya?"

Wajah Ginny langsung saja memerah malu, "te-tentu saja aku akan menjenguknya, bagaimana pun dia kakak dari temanku dan dia sudah menyelamatkanku tahun lalu jadi aku harus balas budi." Katanya.

Melody mengekeh, "dia akan senang kalau kau menjenguk." Katanya.

"Oke..." gumam Ginny, tersenyum tipis.

"Kalau dia baik-baik saja kenapa dia harus tinggal sepanjang minggu?" tanya Chere, mengerutkan dahi.

Melody mengedikkan bahunya, "mungkin itu hanya salah satu kekhawatiran Madam Pomfrey lagi." Katanya.

Melody Potter and the Prisoner of AzkabanWhere stories live. Discover now