58 ~ Surat

27.9K 1.5K 124
                                    

"Dia pergi dan gak akan kembali."

***

Perempuan yang sedang hamil delapan bulan itu membuka kedua matanya dan melihat sekelilingnya. Kejadian saat dia pergi dari rumah bukanlah mimpi karena, saat ini dia sedang berada di kamar Sandria dan sedang menginap di apartement sang sahabat untuk sementara waktu ini.

Dia bangkit dari duduknya lalu berjalan ke dapur untuk meminum segelas air mineral kemudian, mengambil satu kotak susu bubuk rasa vanila dari dalam koper miliknya. Dibuatlah segelas susu rasa vanila untuk ibu hamil itu lalu dia meminumnya hingga habis tidak tersisa.

"Lo ngapain?" tanya Sandria saat baru saja terbangun dari tidurnya.

"Minum," balas Yona.

"Mau sarapan apa?" Sandria bertanya kepadanya kembali lalu mengambil satu gelas dan mengisinya dengan air mineral.

"Gue ikut lo aja mau sarapan apa," jawab Yona.

Sandria meneguk segelas air mineral lalu menaruh gelas itu diatas meja makan dan menghampiri Yona untuk mengusap perutnya yang sudah membesar.

"Keponakan aunty mau makan apa?" ucap Sandria kepada bayi yang ada di dalam kandungan Yona.

"Bubur ayam mau?" sambungnya.

"Gak nolak," balas Yona lalu Sandria hanya terkekeh.

"Yaudah gue beli dulu, lo tunggu disini aja," lalu Sandria berjalan keluar dari apartementnya untuk membeli dua porsi bubur ayam

Yona terduduk di sebuah sofa depan televisi sambil menatap ponselnya yang tidak mendapatkan satupun notifikasi dari Alvaro. Apa laki-laki itu sudah tidak peduli kepadanya?

Seketika ia teringat amplop coklat berisikan surat perceraiannya lalu dia beranjak untuk mengambil amplop tersebut yang berada di meja dekat televisi. Dia mengeluarkan beberapa kertas dan membacanya dengan cepat. Terlihat Alvaro sudah menandatangani surat itu yang artinya semua keputusan ada ditangan Yona, jika ia ingin tetap bersama Alvaro maka dia tidak harus menandatanganinya, tetapi jika dia ingin berpisah dengan laki-laki itu maka dia harus menandatanganinya.

"Maafin aku kalau aku harus tandatangani surat ini," ucap Yona kepada bayi yang ada di dalam kandungannya dan tiba-tiba saja sang bayi menendangkan kakinya sehingga, Yona mengeluh kesakitan.

"Tolong...jangan begitu," Yona berbicara kepada bayi di dalam perutnya untuk tidak menendangkan kakinya.

Seketika bayi yang di dalam perut Yona berhenti menendangkan kakinya dan Yona dapat bernafas dengan lega walaupun, masih terasa sedikit sakit pada bagian perutnya.

"Sekarang kita cuma berdua, semoga kita kuat ya," sambung Yona lalu mengusap perutnya dengan lembut.

Beberapa menit setelahnya, Sandria kembali sambil membawakan dua porsi bubur ayam untuknya dan juga untuk Yona serta bayi yang ada di dalam perutnya.

"Makan dulu," ujar Sandria sambil memberikan seporsi bubur ayam kepada perempuan yang sedang hamil itu.

"Thankyou aunty," sahut Yona.

Sang sahabat duduk tepat disampingnya sambil menyuapkan sesendok bubur ayam ke dalam mulutnya. "Fix nanti anak lo bakalan sayang banget sama auntynya," ucap Sandria.

"Kok?"

"Karena, gue selalu ada setiap lo ngidam," jawab Sandria dan Yona hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lalu menyantap bubur ayam miliknya kembali.

"By the way, lo serius gak apa-apa kalau gue disini?"

"Ya ampun Yon, gak apa-apa kali," perempuan itu nentantap bubur ayam miliknya kembali.

Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now