59 ~ Tempat Sementara

29.3K 1.5K 206
                                    

"Dia lebih memilih seseorang dari masa lalu dibandingkan seseorang yang sudah jelas mencintainya."

***

Disisi lain, Yona baru saja membuka matanya ketika ponsel miliknya bergetar lalu dilihatlah jarum jam yang menunjukkan pukul enam pagi. Perempuan itu bangkit dari tidurnya untuk pergi mandi serta bersiap-siap. Dia hanya berharap semoga Sandria tidak terbangun dan melihatnya sedang bersiap-siap dengan pakaian yang rapih.

Diambillah sebuah kertas dan pulpen dari laci meja yang ada di kamar ini kemudian, dia menuliskan sebuah pesan untuk sahabatnya dan ditaruhlah kertas itu diatas meja dekat televisi. Secara perlahan dia mengambil koper miliknya lalu berdiri di samping Sandria yang sedang tertidur dengan lelap.

"Makasih Sa, gue pergi dulu ya," ucap Yona dengan pelan lalu dia berjalan keluar dari apartement ini sambil membawa koper miliknya.

Tak lupa dia memakai masker serta topi untuk menutupi wajahnya lalu dia memasuki taxi yang sedang berada di depan apartement ini dan meminta pak sopir untuk mengantarnya ke sebuah apartement yang cukup jauh dari tempat ini.

"Ke apartement Navada ya pak," ujar Yona.

Selama diperjalanan, Yona hanya melihat pemandangan Kota Jakarta dibalik kaca mobil taxi yang ia tumpangi saat ini. Dia juga mematikan internet di ponselnya agar tidak ada seorang pun yan dapat menghubunginya karena saat ini dia hanya ingin menghabiskan waktu sendiri dengan bayi yang ada di dalam kandungannya agar fikirannya menjadi lebih tenang.

Tiga puluh menit kemudian, dia pun tiba di tempat tujuannya yaitu apartement Navada. Perempuan yang sedang hamil itu pergi ke sebuah kantor di tempat ini untuk membayar kamar yang ia pesan untuk satu bulan dia tinggal di tempat ini.

"Disini keamanannya terjamin ya?" tanya Yona memastikan.

"Iya nona. Rata-rata penghuni apartement ini juga pelajar dan mahasiswa yang baru saja menikah seperti nona," jawab pegawai tersebut.

"Kamar nona berada dilantai delapan nomor dua ratus dua puluh tiga dan barang-barang nona akan dibawakan oleh pegawai kami," sambung laki-laki itu.

"Oke, terima kasih pak," jawab Yona lalu dia menaiki lift bersama seorang pegawai yang membawakan barang-barangnya untuk menuju ke kamar miliknya berada.

Tibalah dia disebuah kamar yang tidak terlalu besar dan berisikan sebuah kamar tidur, dapur kecil, dan sofa untuk menonton televisi. Dia dapat bernafas dengan lega setelah melihat tempat ini yang cukup nyaman untuk ia tinggali sementara waktu ini.

"Kalau nona butuh bantuan, di meja dekat televisi ada beberapa nomor yan bisa dihubungi," ujar pegawai yang membawakan barang-barang miliknya.

"Oke, terima kasih banyak ya," balas Yona kemudian, dia memberikan uang sebagai tips kepada pegawai itu.

Ketika laki-laki itu pergi dari tempat ini, Yona langsung memasukkan pakaiannya kedalam lemari yang telah disediakan. Usai merapihkan seluruh pakaian miliknya, dia terduduk diatas sofa sambil mengusap punggungnya yang terasa sangat pegal. 

"Kayaknya kita harus belanja bahan makanan," tutur Yona sambil menusap perutnya yan sudah membesar.

Beberapa menit kemudian, ketika rasa pegal di punggungnya sudah berangsur-angsur menghilang, dia bersiap-siap kembali memakai masker serta topi untuk menutupi wajahnya lalu pergi ke sebuah supermarket terdekat untuk membeli bahan makanan.

Sebelumnya dia sudah mengambil semua uang yang ada di kartu debit serta tabungan miliknya lalu kartu yang diberikan oleh Alvaro itu ia taruh di kamar Sandria sehingga, saat ini dia hanya membawa uang cash yang cukup banyak.

Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang