32 ~ Pernyataan

34.1K 1.8K 240
                                    

Yona tidak mengucapkan apapun ketika sedang berada di dalam perjalanan menuju rumah bersama Alvaro. Dia sedang benar benar menahan air matanya, dia tidak ingin Alvaro melihatnya menangis.

"Lo laper?" Alvaro baru saja teringat kalau mereka belum memakan apapun di acara tadi, hanya meminum air mineral dan soda.

"Enggak" Jawab Yona. Kali ini Yona tidak berbohong, dia benar benar tidak lapar dikarenakan kondisi perasaannya yang sedang tidak stabil.

"Serius?" Tanya Alvaro memastikan.

"Iya" Balas singkat Yona tanpa melihat wajah Alvaro.

Entah mengapa Yona berfikir bahwa belakangan ini Alvaro sangat perhatian kepadanya dan terkadang dia bertanya tanya kepada dirinya sendiri, apakah Alvaro mencintainya? Atau bahkan dirinyalah yang mencintai Alvaro. Argh Yona sedang sangat bingung dengan perasaannya yang bercampur aduk.

Sekitar satu jam menempuh perjalanan, mereka pun tiba di rumah lalu Yona segera berjalan masuk ke dalam rumah untuk membersihkan dirinya serta mengganti pakaian.

Selama di kamar mandi, dia berfikir kalau dirinya memang lah tidak pantas untuk menjadi istri Alvaro. Tidak henti hentinya dia meneteskan air mata hingga matanya pun memerah.

Tok tok tok

"Yona, sudah belum? Gue mau ke toilet" Gumam Alvaro dari balik pintu kamar mandi.

"I- iya ini sudah" Balas Yona.

Yona berjalan keluar dari kamar mandi sambil menundukkan kepalanya. Alvaro melihat Yona dengan curiga, apakah dia menangis?

Setibanya di kamar, Yona langsung menyisir rambutnya kemudian menatap dirinya di pantulan kaca. Dia berfikir kembali bahwa dia memanglah tidak pantas menjadi istri Alvaro. Namun di sisi lain dia merasa tidak ingin kehilangan Alvaro dari hidupnya. Ada apa dengan dirinya?

"Yona, lo habis nangis?" Tanya Alvaro mengejutkan Yona dari lamunannya.

"Eng- enggak kok, gue gak nangis" Jawab Yona terbata bata.

"Bohong" Ucap Alvaro.

"Gue mau tidur dulu" Ujar Yona, tapi ketika dia hendak merebahkan tubuhnya di atas kasur, Alvaro pun menarik tangannya lalu mendekapnya ke dalam pelukannya.

"Jangan fikirin ucapan orang orang tadi" Gumam Alvaro dengan lembut saat sedang memeluk Yona.

"Lo bisa nangis sama gue kalau memang itu bisa bikin lo lebih tenang" Sambung Alvaro.

"Gue memang gak pantes jadi istri lo Al" Ucap Yona sambil menangis dalam pelukan Alvaro.

"Ucapan mereka gak salah" Sambung Yona kembali.

"Tapi gue gak nyesel menikah sama lo" Balas Alvaro.

"Gak mungkin, pasti lo nyesel nikah sama gue" Ujar Yona.

"Enggak Yon" Gumam Alvaro.

"Kenapa Al, gak mungkin lo gak nyesel" Tangis Yona.

Alvaro melepaskan pelukannya lalu memegang kedua pundak Yona dan dia pun menatap mata Yona yang sudah memerah karena menangis.

"Karena gue cinta sama lo" ucap Alvaro dengan lembut.

"Hah? Gak mungkin" Ucap Yona tidak percaya kalau Alvaro mengatakan hal itu.

"Gue sayang sama lo" Sambung Alvaro.

"Sejak kapan?" Tanya Yona.

"Gue juga gak tau sejak kapan" Jawab Alvaro. Yona pun menangis kembali setelah mendengar ucapan Alvaro tadi.

Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang