11. Flowers

20 15 7
                                    

Dimas

Aku menutup wajah ku dengan kedua telapak tanganku yang sedang terduduk lesu di Jogja International Hospital. Aku tak tau kenapa ada telepon yang menyeramkan selepas ada hal indah berupa kupu-kupu yang menari dihadapanku. Aku sudah tak tau apalagi kenapa wanita itu bertindak yang aneh-aneh. Bukankah arti nama dia adalah tanaman, yang tak lain merupakan bunga ? harusnya dia memperindah kehidupannya bukan sebaliknya. Dengan masih baju kantor putihku yang berantakan aku masih menunggu kabar kelanjutan dari apa yang terjadi dengan wanita ini.

"Kamu sedang mendengarkan apa di telingamu ?" aku mencolek bahu Flora yang sedang tenang menikmati sang matahari mulai tenggelam. Kami menikmatinya dari rumah pohon dengan kaki telanjang yang menggantung kebawah.

"Iya Dimas ?" ucap Flora sambil melepas salah satu headset dari telinganya.

"Kamu mendengarkan apa ?"

"Oh, lagu"

"Boleh aku mendengarnya ?"

Salah satu headset yang menggantung itu akhirnya diberikan Flora bersama senyum yang manis miliknya. Kini headset itu mulai menggantung di telingaku dan yang satunya di telinga Flora.

"Lagunya tentang namamu ?" tanyaku sambil menatap wajahnya.

"Pak Dimas"

"Iya" aku terkaget setelah ada yang menghilangkan lamunanku.

"Bagaimana Dok, kabar teman saya ?"

"Huft" Dokter menghela nafas dengan setiap helaan berisi setiap detak jantung yang dimiliki Dimas.

"Bagaimana Dok?" tanyaku sekali lagi.

"Pertama tentang kandungannya"

"Kandungannya gimana Dok?" tanyaku gusar.

"Luar biasa, tidak ada masalah serius pada kandungannya, janinnya sangat kuat di sana"

Syukur.

"Tapi.."

Aku masih melongo menanti jawaban dokter selanjutnya.

"Tapi pasien seperti mengalami masalah serius di kepalanya, kemungkinan pasien terkena amnesia"

"Amnesia?"

Amnesia Dok ? Tidak. Boleh cubit aku ? Aku pasti sedang bermimpi.

"Ada kemungkinan Amnesia, namun mungkin Amnesia ringan, tidak seluruhnya yang bisa diingat pasien, kita juga tidak tau benarnya seperti apa, karena pasien belum sadarkan diri"

Tidak. Mimpi buruk. Pasti, ini mimpi buruk.

Aku terdiam menyaksikan fakta di depanku ini. Aku terduduk lemas sekali lagi. Punggungku ku tempelkan ke dinding dan ku tutupi wajahku dengan telapak tanganku. Aku benar-benar lemas.

Cody Simpson – Flower terlintas dipikiranku.

So, I'll just chill up on the hill

Picking daffodils

Making wishes...about you misses

Cause i know i'll never be the apple of your eye

But I'll pick you a flower

Headset sedang tergelantung manis di sana bersama perasaan yang enyah secara perlahan.

"Ya Dimas, ini tentang namaku, Flora"

.................................

Dimas

Masih di kursi yang sama dengan posisi yang sama namun dengan memangku tas Flora dipahaku. Kepalaku entah kenapa pusing, dan tidak tau kenapa tiba-tiba aku membuka tas Flora. Tak ada apapun kecuali buku dan handphone Flora.

Jejak Langkah yang Kau Tinggal (SELESAI)Where stories live. Discover now