20. Menuju Dentuman

10 10 0
                                    


Flora

Rumah itu makin mengecil setiap kali mobil ini berjalan, dan tepat aku melihat jam tanganku yang menunjuk angka delapan dan ku lihat rumah itu lagi, rumah itu sudah enyah dari pandangan mata.

Aneh. Itulah perasaan yang menggelayung merasuki ku pagi ini di mobil yang di kananku sedang mengemudi. Dimas. Rasanya aneh, karena aku seperti mencari sesuatu yang tak pasti. Mencari Andrea, yang aku pun tak tahu apa benar dia suamiku. Tapi mengapa pikiranku hanya ingat tentang dia. Ingat saat dia mengungkapkan rasa sayang. Ingat saat dia menggodaiku setiap waktu dan ingat wajah dia dengan jelas di imajinasiku. Tapi untuk lelaki yang disampingku, mengapa aku tidak ingat sama sekali ?

Cause i know i'll never be the apple of your eye

But I'll pick you a flower

Aku melihat laki-laki di sampingku. Dia sedang menikmati lagu yang tengah mengalun. Sesekali jari jemarinya bermain diudara seolah-olah sedang memainkan tuts-tuts piano di depannya.

"Ingat lagu ini ?"

Aku terkaget ketika Dimas tiba-tiba melempar pandangannya ke aku. Aku hanya menggeleng dan kembali melihat ke depan.

Tapi sebentar. Aku tak asing dengan lagu ini.

Arrgh. Aku benar-benar tidak ingat.

.......................

Dimas

Kau tak ingat lagu ini Flora ?

Aku menggeleng. Betapa luar biasanya amnesia di otakmu, sehingga lagu yang paling kamu suka dari Cody Simpson tidak kamu ingat sama sekali.

Namun akhir-akhir ini aneh aku rasa gadis yang dulu pendiam ini. Tak biasanya dia berdiam tak mencereweti diriku untuk menyuruhku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Dia lebih banyak diam. Ada apa sebenarnya terjadi ?

"Mau makan apa Flora ?" ucapku.

"Terserah"

"Bayi di kandunganmu tidak meronta-ronta ?"

"Tidak Dimas"

"Soto mau ?"

"Boleh"

Aku memelankan kemudiku, dan pelan mulai membelokkan kemudiku di sebelah kanan jalan dengan tulisan besar disana.

Soto Ayam Mantap.

..............................

Flora

"Apa masih lama Dimas ?"

"Seperempat jam lagi mungkin"

"Apa aku langsung bisa ketemu Andrea?"

"Mungkin..."

Kemudian aku terdiam. Hening kembali tercipta. Musik memang tidak menyala semenjak kami selesai makan soto tadi.

"Sotonya enak?"

"Lumayan, tapi porsinya sangat banyak"

"Ya, aku juga tidak habis"

Aku masih memegangi perutku. Ku elus-elus tanpa henti. Kondisi seperti ini sepertinya membuatku mengantuk. Dan perlahan aku terpejam.

................................

Dimas

Aku tersenyum melihat Flora tertidur, padahal ini sudah sampai ke tempat tujuan awal dalam aku menerka-nerka dimana Andrea. Kotagede. Aku turun dari mobil dan membiarkan Flora masih tidur disana. Kaki ku mulai ku arahkan untuk turun sekedar bertanya.

"Pagi buk" aku tersenyum menyapa Ibu yang tengah menunggui krupuk yang dijemur.

"Nggih dik, monggo. Ana sing iso dibantu?"

"Saya mencari laki-laki yang bernama Andrea buk"

"Andrea sopo nggih dik ? Wonten fotone?"

"Ini fotonya buk"

"Lah dalah, wong iki wes pindah mas, kemarin polisi dolan kesini, apa sampeyan polisi juga ?"

"Tidak buk, yasudah, maturnuwun nggih buk"

Aku melangkah menuju mobil setelah sekiranya mendapat infomasi cukup tentang Andrea. Disana ketika aku membuka pintu mobilku, Flora terbangun dan memandangku yang tengah memasuki mobil.

"Dimas, kita sudah sampai?" aku mengangguk.

"Ada Andrea ?" aku menggeleng.

"Lalu?"

"Kita ke kantor polisi Flora"

Flora tidak menjawab, tapi raut wajahnya seolah-olah bertanya-tanya, ada apakah sebenarnya ?

Jejak Langkah yang Kau Tinggal (SELESAI)Where stories live. Discover now