14. Bunga Tidur

14 12 1
                                    


Dimas tersenyum ketika kaki-kakinya akan menjauh dari keluarga dan teman-temannya yang mengantar untuk melakukan lanjut studi S2 di Amerika. Entah kenapa senyum Dimas saat itu tidak biasa. Yang tersungging di sana ialah senyum tanggung.

Dimas menaiki pesat dan duduk dengan memanggu tas kecil yang ia bawa, sepertinya sebuah kamera mirrorles yang ia bawa. Perlah pesawat mulai bergerak dan siap untuk menyusuri birunya langit. Perjalanan panjang siap Dimas tempuh.

Kamera mirrorles sudah Dimas keluarkan dalam tas dan siap memotret negri diatas awan, apalagi posisinya pas dengan sayap pesawat. Golden place untuk memotret. Perlahan pesawat mulai tenang diatas. Dimas terduduk statis disana. Sampai suatu ketika.

"Grek"

Goncangan pertama datang. Dimas masih statis dengan raut muka yang seolah bicara, semua akan baik-baik saja.

"Grek"

Goncangan kedua berlangsung sepersekian detik setelah goncangan kedua, kemudian goncangan ketiga dan selanjutnya terjadi. Dimas masih terduduk statis seolah tersihir dengan turbulensi. Peringatan sudah berbunyi supaya penumpang memakai pelampung.

"Grek grek grek grek"

Turbulensi makin menjadi-jadi.

Dimas terpontal. Semua badan yang ada dipesawat terangkat keatas. Lalu dengan cepat persekian detik, dentuman besar terjadi.

Dimas terpental jauh, lengan kirinya tersulut api dan bawahnya sudah siap mengembalikan ia ke bumi sebuah lautan biru luas.

Api makin menjalar ke seluruh tubuhnya.

Dimas terbakar. Dimas hangus. Dimas tinggal sisa.

..............................

Dimas

"Halo"

"Iya bu, Dimas baik-baik saja, masih di rumah sakit menunggui teman yang sakit di sini"

"Ibu kenapa ? Dimas baik-baik saja kok bu. Mungkin besok pagi Dimas pulang rumahnya"

"Ibu mimpi ? Mungkin Ibu gak berdoa ya waktu mau tidur"

"Yasudah bu, tunggu Dimas dirumah ya, Dimas baik-baik saja"

Aneh sepertinya hari ini, tidak ada hujan tidak ada mendung sudah dua orang khawatir dengan keadaan ku yang disinyalir karena mimpi. Yang satu temanku bermimpi aku terjun bunuh diri dari jembatan dan satu lagi Ibu ku bermimpi aku kecelakan pesawat terbang. Aku menggeleng tak karuan.

Aku keluar rumah sakit JIH, sekarang pukul sepuluh malam. Jalan Ringroad Utara Yogya masih ramai meski keadaan langit sedang gerimis. Aku berdiri merasakan hujan disana.

"Apakah rasa sayang yang ku pendam padsamu sudah terlalu dalam Flora, sehingga aku ingin pergi dari rasa itu rasanya sangat sulit"

Selepas itu, gerimis berhenti, berganti dengan hujan deras yang mengguyurku.

Jejak Langkah yang Kau Tinggal (SELESAI)Where stories live. Discover now