37✔️ Who Are You?

7.1K 810 845
                                    

Gak ada yang niat ramein komentar? Aku kembali loh hhe

Hayo, jangan kabur Daring ke sini dulu. Nugas beresin wkwk. Happy reading!















"Di dunia, kebahagiaan sedikit dibagi berjuta-juta orang. Di kehidupan selanjutnya, kebahagian banyak dibagi hanya sedikit orang"

-Althaf-

"Nak Arkie, Nak Dyandra, sudah pagi. Nanti sekolahnya terlambat," ujar Bi Nuni sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Dyandra.

  Arkie terusik dan membuka matanya perlahan, mengerjapkannya beberapa kali matanya hingga pandangannya jelas. Dia menoleh ke belakang ke arah pintu karena ada yang mengetuk.

"Iya, Bi. Arkie udah bangun," jawab Arkie dengan suara berat, serak khas orang bangun tidur.

"Bibi ke bawah ya, siapin sarapan," pamit Bi Nuni setelah membangunkan Arkie.

  Arkie mengembalikkan posisi kepalanya kembali ke bantal, matanya menatap Dyandra yang tertidur pulas di hadapannya sambil memeluk sebelah tangan kananya. Ia menghela nafas berat, masalah tidak pernah berhenti berdatangan. Arkie mencium singkat pipi adiknya itu dan bangkit untuk duduk. Sebelumnya dia melepaskan Dyandra di lengannya.

"Dek, bangun ayo!" Arkie menepuk-nepuk pipi Dyandra pelan.

"Bentar, lima menit lagi Bang," gumam Dyandra yang masih berat untuk membuka kelopak matanya.

"Dasar, lima menit ujungnya setengah jam. Abang mau cuci muka, kalo udah beres kamu bangun, ya?" tanya Arkie menatap adiknya yang semakin merapatkan selimutnya.

"Iya-iya, cuci mukanya yang lama ya, Bang," racau Dyandra yang terusik abangnya itu, membuat Arkie terkekeh.

  Arkie bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi Dyandra, dia mencuci mukanya untuk menghilangkan kantuk. Sebenarnya cuci muka tidak bisa menghilangkan rasa ngantuk, kalau ingin rasa ngantuk hilang, ya obatnya tidur. Setelah mencuci mukanya, Arkie kembali menghampiri Dyandra dan duduk di pinggiran kasur.

"Ayo bangun, sholat dulu," seru Arkie sambil menepuk pipi adiknya. Dia juga ingin ke kamarnya untuk sholat dan siap-siap bersekolah.

"Iya, nih udah bangun," jelas Dyandra yang bangkit duduk dengan malas. Dia merenggangkan badannya dan sesekali menguap.

"Awas aja tidur lagi, Abang tinggal nanti ke sekolah. Abang ke kamar ya," kata Arkie saat Dyandra sudah bangun, dia berdiri dan berjalan keluar dari kamar Dyandra.

-Althaf-

  Dyandra menatap ragu kantin yang ramai, dia menatap sahabat-sahabatnya yang setia bersamanya. Mereka akan menjaga dirinya dari seseorang yang berani mengusiknya, salah satu hal yang patut dia syukuri saat ini. Kepalanya menunduk menatap kedua tangan yang mengait sambil menghela nafas panjang, bayang-bayang foto semalam belum bisa dia lupakan.

"Ayo, kita ikutin permainan orang itu," gumam Rachel sambil melirik Dyandra yang ada keraguan.

  Dyandra menoleh dan tersenyum, "Siap, permainan gue terima."

  Nazwa merangkul pundak Dyandra dan mengajaknya jalan terlebih dahulu ke dalam kantin. Dyandra merasa dirinya pasti bisa melawan, tidak ada yang boleh mengusik ketenangan almarhumah kembarannya. Gadis itu menarik senyum selama berjalan menuju meja kantin yang biasa mereka tempati. Wajahnya harus ceria dilihat orang lain, walau hanya topeng belaka untuk menutupi lukanya.

Althaf {END} Where stories live. Discover now