47✔ Putus

3.9K 429 207
                                    

"Masa lalu itu kenangan atau juga bisa jadi ancaman"

-Althaf-

Mengapa seseorang yang dulu meninggalkan datang kembali ke dalam kehidupan seperti tidak berdosa? Mengacaukan kembali semua yang sudah tertata setelah ditinggalkan. Cowok itu menghela nafas, entah keberapa kalinya. Dia tidak berpikir akan menjadi seperti ini, serumit ini. Pelajaran terakhir yang terasa begitu sangat lama dari biasanya, matanya menatap guru yang sedang menerangkan di depan tanpa minat. Raganya memang di kelas mengikuti pembelajaran terakhir, tapi pikirannya berkeliaran memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya.

"Kut, kut, kut, kut," panggil Arkana seperti memanggil ayam.

"Diem, Jing! Gue lagi gak mau bercanda!" Anzero menyentak Arkana yang duduk di sebelahnya.

"Suram amat tuh muke, mikirin ape sih? Beras abis di rumah, ye?" tanya Arkana yang sedari tadi memperhatikan Anzero yang diam seperti orang frustrasi mikirin beras di rumah.

"Bac*t!" jawab Anzero kesal, dia menjauhkan kursi yang dia duduki dari Arkana.

"Setdah, galak amat. Lagi datang bulan ente?"

"Gue sumpel mulut lo pake buku, mau? Bac*t amat jadi cowok!" ujar Anzero yang pusing mendengarkan suara Arkana. Pikirannya sudah pusing, jangan ditambah lagi.

Arkana langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat, Anzero tiba-tiba sensi seperti cewek yang datang bulan. Padahal sebelumnya tidak apa-apa, setelah masuk istirahat kedua tiba-tiba berubah jadi Hulk. Marah-marah tidak jelas.

Anzero mengambil pulpen, lalu mencurat-coret buku bagian belakang miliknya secara abstrak seperti pikirannya sekarang. Mengapa jam pelajaran terakhir ini sangat lama dan menyiksa.

"Temen lo ngape dah?" tanya Arkana seraya menoleh ke belakang menghadap Novan yang duduk di belakangnya.

Novan mengedikkan bahunya tidak tahu, "Mikirin bayar hutang kali."

Arkana dan Novan cekikikan berdua, Arkie? Arkie fokus melihat guru yang sedang menerangkan di depan.

"Butuh donasi kayaknya si Anjer," timpal Arkana sambil tertawa kecil.

"Kalo butuh duit, bilang Zo. Siapa tau kita bisa bantuin," kata Novan yang di dengar Anzero.

"Gak lucu anyi*g!" umpat Anzero yang masih sibuk mencurat-coret bukunya.

"Kalo ada apa-apa cerita, Zo. Kan kita temenan ud-" ucapan Novan terpotong oleh Anzero.

"Emang kita temenan?" tanya Anzero sarkas membuat Novan dan Arkana diam. Arkie langsung melirik Anzero yang duduk di depannya.

Novan diam tidak ingin berbicara lagi, ada yang tidak beres pada Anzero.

"Udah biarin, jangan diajak ngomong dulu," seru Arkie yang menjadi penengah.

Bel pulang sekolah yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi merdu. Guru yang mengajar tadipun sudah pamit pergi. Biasanya sebelum pulang para murid akan membereskan buku-buku lalu bergegas pulang. Berbeda dengan Arkana dan Novan. Tidak ada cerita membereskan buku karena mereka tidak mengeluarkan buku sama sekali. Anzero memasukkan buku dan pulpen miliknya ke bawah kolong mejanya, lalu ia menggendong tas miliknya dan bangkit berdiri. Mereka sudah berencana akan pergi ke apartemen Althaf setelah pulang sekolah.

Althaf {END} Where stories live. Discover now