46✔ Rewel

3.9K 459 389
                                    

Holaa!
Maaf banget baru up, udah sebulan lebih engga up nih. Mana yang masih stay pantengin cerita ini?

Partnya panjang nih, jangan lupa komen!


Jangan lupa spam komen! Vote juga kalo suka part ini!

"Jika dunia tidak baik padamu, setidaknya kamu tetap menjadi baik"

-Althaf-

    Hari sudah menjelang pagi, jam sudah menunjukkan pukul enam lewat seperapat, Dyandra baru saja selesai memakaikan seragam. Dia baru saja ingin menutup pintu ruangan walk-in closet namun terhenti saat melihat abangnya yang mengacak-acak meja riasnya mencari sesuatu.

"Enak ya diberantakin gitu," cibir Dyandra yang masih berdiri di depan pintu yang belum tertutup rapat.

"Gampang, diberesin lagi nanti," gumam Arkie sambil melirik ke arah Dyandra sebentar dan melanjutnya mencari sesuatu.

"Siapa yang beresin lagi?"

"Ya kamulah, barang-barang kamu," jawab Arkie sambil terkekeh melihat wajah Dyandra yang ditekuk.

"Liatin aja, nanti Dy acak-acakin barang-barang yang ada di kamar Abang," balas Dyandra dengan kesal.

"Cari apa sih?" lanjutnya, menatap datar meja riasnya yang berantakan.

"Dasi, kamu punya engga Dek?" tanya Arkie, dia tidak menemukan dasi miliknya sedari tadi.

"Bilang dong, engga usah acak-acakin barang orang jadinya," tutur Dyandra, dia mendorong knop pintu agar kembali terbuka.

"Itukan bilang," Arkie berjalan mengikuti Dyandra masuk ke ruangan walk-in closet. Jarang-jarang dirinya masuk ke ruangan adeknya ini.

    Arkie memerhatikan benda-benda yang terpajang di ruangan itu dengan sangat rapi. Dia duduk di sebuah bangku memerhatikan Dyandra yang sedang membuka lemari yang berisi deretan dasi sekolahnya. Tangan Dyandra memilih dasi untuk abangnya.

"Abang beneran mau sekolah? Tangannya kan belum sembuh itu," jelas Dyandra, dia mengambil salah satu dasi miliknya itu lalu berbalik badan berjalan mendekati abangnya.

"Udah mendingan sayang," balas Arkie, mana bisa dia diam di rumah tapi pikirannya melayang memikirkan adiknya yang masih diintai oleh orang lain.

"Masa iya?" tangan Dyandra terulur ingin memegang tangan kanan Arkie yang masih pakai sling arm.

    Arkie yang waspada langsung menjauhkan tangan kanannya dari Dyandra, "Mau ngapain?"

"Katanya udah mendingan, tapi panik pas mau dipegang," sindir Dyandra, dia memerintahkan abangnya untuk berdiri.

   Dyandra dengan telaten mengancingi seragam abangnya yang belum terkancingi, memperlihatkan kaus pendek berwarna putih itu. Lalu dia mulai memasangkan dasinya pada kerah baju Arkie, menyimpulnya hingga rapi.

"Udah, ya," Dyandra kembali membuka suaranya.

    Arkie menurunkan pandangannya melihat dasi yang dipakaikan adiknya itu, jujur sangat rapi tapi Arkie tidak suka.

"Ganti engga mau yang ini, kepanjangan dasinya," komen Arkie membuat Dyandra menghela nafas panjang. Banyak maunya manusia satu ini.

"Maunya yang gimana?!"

"Maunya yang agak pendekan dari ini," tangan kiri Arkie melepas dasi yang sudah terpasang rapi di kerah seragamnya dengan asal. Setelahnya melempar ke kursi dengan santai.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang