51✔ Kembali

2.2K 300 141
                                    

NIH UP, MAAF TELAT BANGET. HARUS NGETIK ULANG GARA-GARA DRAFT ILANG PLUS HP RUSAK

HAPPY READING!

-Althaf-

Arkie tidak bisa bernafas dengan tenang barang sedetikpun. Firasatnya tidak enak, pasti terjadi sesuatu pada adiknya. Dari dulu, firasat mengenai adiknya selalu benar. Dia khawatir jika firasat tidak enak ini, juga benar terjadi. Pikirannya terbayang-bayang banyak pertanyaan seperti, di mana Dyandra? Apa dia aman? Apa dia tidak sakit? Apa dia tidak kedinginan? Apa dia baik-baik saja? Apa dia tau kalau dirinya sangat mencemaskannya.

Althaf dan Arkie sekarang berada di kawasan luar perkemahan, walau kemungkinan kecil tetapi dia coba cari dibanding berdiam diri.

Mata Althaf memandangi mobil-mobil yang lewat di depannya, "Udah hampir satu jam kita cari, belum ada informasi."

"Haaah ...," Arkie menghela nafas berat, dia menyandarkan badannya pada tiang gapura bertuliskan 'Selamat Datang di Perkemahan'. Matanya memandang kosong jalan raya di depannya.

"Semua tempat, udah diperiksa," sambung Anzero, cowok itu ikut merasa khawatir.

"Bang*at!" maki Arkie pada dirinya sendiri, tangannya menarik kasar rambutnya.

Althaf menatap kasihan pada Arkie yang terus menyakiti diri sendiri, dia juga sama rasa cemasnya. Tapi, berusaha tetap tenang menangani masalah ini. Walau pikirannya kacau balau. Kepribadian Arkie yang biasa tenang, berubah tidak bisa mengendalikan diri.

"Engga becus anji*g gue jadi Kakak!" Arkie terus menerus menyalahkan diri sendiri.

Althaf menepuk-nepuk bahu Arkie, dia juga sama khawatirnya.

Anzero, cowok itu terus memeriksa grup Lion siapa tau ada yang mempunyai info yang sangat mereka butuhkan.

Drrtt ... drrtt ...

Arkie mengambil hpnya dari saku celananya, muncul notifikasi telepon dari Fahri.

"BANG, ADA KABAR!"

Arkie buru-buru menjauhkan hpnya sebentar dari telingnya.

"Cepet, dimana?" Arkie menegakkan tubuhnya. Ia kembali mendekatkan hpnya ke telinganya.

"Ada kabar?" Althaf mendekat karena penasaran, sepertinya ada kabar baik.

Arkie menjauhkan hpnya dari telinganya, dia menekan tombol speaker yang ada di hp.

"Ri, ada kabar?" tanya Althaf, matanya melihat nama Fahri yang terpampang di hp Arkie.

"Iya, Bang ada. Tadi Zia, anak kelas sepuluh ke sungai berdua sama Dyandra. Jadi si Zia cuci kaki di sungai, pas mau balik Dyandra nyuruh duluan pergi kataya mau bersihin celana dulu ada noda tanah. Dia baru ngabarin barusan, soalnya pas jalan dari sungai dia pingsan kena pukul orang engga dikenal. Barusan banget ngabarin dari tenda darurat, dia juga baru tau kabar Dyandra yang ilang," jelas Fahri, cukup berbelit-belit tapi mereka yang mendengar paham maksudnya.

"Sungai? Bukannya tadi engga ada orang?" gumam Anzero, dia mencoba berpikir-pikir lagi.

"Gue sama yang lain ke sana duluan. Ri, lo bawa selimut sama air minum anget, ambil di tenda gue," jelas Arkie, buru-buru mematikan teleponnya tanpa berpamitan atau mengucapkan terima kasih atas informasinya.

Arkie langsung berlari lebih dulu ke arah sungai, betapa bodohnya dia percaya saja dengan omongan orang. Harusnya dia memeriksa secara langsung, memastikan secara langsung. Jika Dyandra ke sungai dan belum balik lagi seperti ini, pasti terjadi sesuatu pada adiknya itu.

Althaf {END} Место, где живут истории. Откройте их для себя