16✔️ Misi

17.6K 1K 279
                                    

Dyandra membantu Tante Azwa merapihkan meja makan, saat mereka semua sudah selesai. Sebelumnya, mereka makan bertempat. Dyandra, Althaf, dan kedua orang tua Althaf. Papanya Althaf, sudah kembali ke ruangan kerjanya. Sedangkan cowok itu, sepertinya pergi ke ruangan keluarga.

"Tan, Dyandra mau pamit pulang ya udah malem. Makasih buat makanannya tadi" pamit Dyandra, seraya menggendong tasnya.

"Pulang sama siapa? Sama supir Tante ya" tawar Azwa.

"Eh gak usah Tan, Bang Arkie mau jemput kok" jawab Dyandra.

"Beneran?"

"Bener Tan, katanya bentar lagi nyampe"

"Ya udah, hati-hati ya sayang. Nanti sering-sering main kesini ya" seru Azwa.

"Siap Tante, Assalamualaikum" pamit Dyandra, sambil mencium punggung lengan Azwa.

"Oh ya, kayaknya Althaf tidur di ruang keluarga. Tolong bangunin ya, suruh pindah ke kamarnya. Kalo gak mau, seret aja Dy" ucap Azwa sambil terkekeh.

"Iya, Tan"

"Maaf ya gak bisa nganter ke depan, tante belum beresin dapur. Kalo Althaf gak mau, kamu paksa aja ya anter ke kamarnya" jelas Azwa.

"Iya Tan, gak apa-apa. Makasih udah di bolehin makan disini" ucap Dyandra.

"Sama-sama, setiap hari kamu kesini juga Tante malah seneng. Tapi jangan sering deh, keenakan Althaf kalo kamu sering kesini" tutur Azwa lalu tertawa, Dyandra ikut terkekeh.

Setelah berpamitan, Dyandra berjalan menuju pintu depan dan sebelumnya dia berhenti di ruang keluarga. Di sana ada Althaf yang tertidur di sofa, kedua kakinya di naikan ke atas sofa dan tangannya bersedekap dada. Sepertinya cowok itu kelelahan, dia berjalan mendekati Althaf.

"Althaf" panggil Dyandra sambil mengguncang lengan cowok itu, tapi sepertinya cowok itu tidak terusik.

Althaf masih diam di posisinya, bahkan tidak ada pergerakan.

"Atap, pindah ke kamar kata Tante" ujar Dyandra, sambil mengguncang kembali lengan Althaf.

"Engh... Males ke kamar. Gue tidur disini aja" jawab Althaf pelan dan sedikit meracau gak jelas.

Dyandra menghela nafas panjang, butuh ekstra tenaga lagi untuk hal seperti ini.

"Ayo pindah.... Disini gak nyaman buat tidur" ujar Dyandra, sambil memukul bahu Althaf dengan bantal yang dia pegang.

"Gak mau, males" jawab Althaf, dia merubah posisinya membelakangi Dyandra.

Jika Althaf tidak memar di mukanya, sudah Dyandra gebukin pake bantal ke wajahnya.

"Pindah! Atau? Gue seret ke atas!" ancam Dyandra.

Althaf tidak bisa tertidur dengan pulas, jika Dyandra terus mengganggunya. Dia dengan malas mendudukan badannya dengan mata yang tertutup. Rasa kantuknya di tambah rasa sakit pada badannya, yang membuatnya ingin tidur seharian.

"Gue lagi tidur aja lo ganggu, Dy" gumam Althaf, matanya terasa berat untuk di buka.

Dyandra membantu Althaf berdiri, dia mendorong bahu cowok itu dari belakang agar berjalan menuju kamarnya yang ada di atas. Althaf berjalan dengan dorongan Dyandra di belakangnya, dia masih enggan membuka mata.

"Kebo banget sih tidurnya" ujar Dyandra.

Althaf tidak menjawab, dia bahkan tidak tau sedang mengarah kemana. Dyandra hanya bisa menggelengkan kepala, Althaf bahkan tidak membuka matanya sedikit pun.

"Matanya buka dong, itu anak tangga di depan. Lo kesandung, gue juga ikutan jatoh" ucap Dyandra.

Dengan berat hati, dia membuka matanya seperempat. Dia mengangkat kakinya menaiki tangga satu persatu, hingga tiba di depan kamarnya. Dyandra membuka pintu bercat coklat tersebut secara perlahan. Mata Dyandra di suguhkan dengan nuansa kamar Althaf yang berwarna dark. Dia menyibakkan selimut yang ada di atas kasur Althaf, dengan cepat cowok itu kembali tidur lagi.

Althaf {END} Where stories live. Discover now