40✔️ Sisi Gelap

5.5K 701 434
                                    

Hai, hai, hai!

Inget yang lagi puasa jangan emosi ya bacanya hehehe.

"Sesuatu yang menghilangkan kepercayaan manusia adalah kebohongan. Sesuatu yang menyakiti manusia adalah sebuah dendam. Seseorang yang membuat manusia menjadi jahat adalah manusia lain itu sendiri"

-Althaf-

Warung Mbok Tri dipenuhi dengan anak Angkasa yang baru saja pulang sekolah, tapi ada beberapa murid juga yang sudah ada di sana dari tadi. Biasanya mereka yang kabur adalah orang-orang yang berhasil memanjat dinding belakang sekolah setinggi tiga meter. Para inti Lion duduk di saung depan warung Mbok Tri, tidak ikut bergabung di dalam karena sudah penuh.

"Tadi lo berdua lari-lari pada ngapa sih?" tanya Anzero sambil menyeruput mie rebus yang dia pesan tadi, ditambah dengan telur yang harum mienya menyebar ke mana-mana.

"Minta Jer, gue pengen cobain," pinta Novan karena ikut laper mencium wangi mie Anzero. Bumbu micin itu loh yang membuat harum mie menambah nafsu makan.

Anzero langsung mengangkat mangkuk mie dan menjauhkannya dari Novan yang duduk di sebelahnya.

"Cobain, cobain, mana ada cobain! Lo lagian udah pernah makan, kalo cobain buat yang belum pernah makan," protes Anzero pada Novan. "Pesen sendiri aja sono!"

"Ampun amat," cibir Novan.

Anzero melilitkan mie yang ada di mangkuk menggunakan garpu, setelah melilit dia jilat terlebih dahulu dan diberikan pada Novan.

"Busettttt dah, gue lagi baik nih. Sekalian gue kasih bonus," ujar Anzero menyodorkan garpu yang dia pegang pada Novan.

"Pelit, najis! Udah lo jilat anjim, gue tau!" Novan bergidik jijik, sangat menjijikan.

"Jorok udah lo jilat, nanti rabies si Nopan" seru Arkana sambil cekikikan.

"Manusia begini nih yang halal buat ditendang," gumam Novan. Arkana dan Arkie terkekeh mendengar keluhan Novan.

"Yuk, bisa yuk, ditendang," timpal Arkana, tangannya memetik senar gitar yang ada di pangkuannya.

"Bujugile, pesen aje sono ke Mbok. Susah amat," kata Anzero yang merasa terganggu saat makan makanan sejuta umat yang sangat enak ini.

"Tapi lo yang bayar?" tanya Novan dengan semangat.

"Gue juga mau dibayarin!" timpal Arkana dengan cepat seraya mengacungkan tangannya seperti anak SD.

"Bayar sendiri lah, siapa yang bilang gue yang bayar?"

"Yee dungu!" hardik Novan yang semakin kesal dengan Anzero.

Anzero tertawa kencang karena Arkana dan Novan yang menatapnya kesal, baginya dia tidak salah. Siapa yang bilang dirinya akan bayarin dua sahabat laknatnya? Oh no, mustahil bagi seorang Anzero yang medit.

Uhuk! Uhuk!

Anzero penepuk-nepuk dadanya yang merasa sakit.

"Mampus, pelit sih jadi orang," ejek Novan yang puas Anzero terkena hidayah.

"Sue, nyangkut-nyangkut tuh mienye ditenggorokan. Ente tarik lagi aje mienye keluar," kekeh Arkana yang senang melihat Anzero menderita. Bukannya dibantuin ini, tapi namanya juga teman. Senang melihat temannya sengsara.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang