18✔️ Punya Pacar?

19.2K 1.1K 682
                                    

Gadis itu tidak bisa berhenti senyum, melihat pintu lokernya yang semakin ramai dengan foto dan note baru. Dia melirik jamnya sudah jam 4, pasti Abangnya sudah mencarinya. Dengan terburu-buru dia menutup pintu loker dengan tangan kanannya, dia akan membawa boneka beruang bertopi dan jaket itu pulang. Dia baru saja berjalan, namum baru saja 3 langkah, langkah kakinya terhenti.

"So? Girl"

Dyandra membalikan badannya, disana ada cowok yang mengirimkan surat padanya. Althaf menyender pada loker Dyandra, bajunya keluar berantakan, sama halnya dengan rambutnya. Tiba-tiba Dyandra merasa gugup melihat Althaf, ternyata sedari tadi Althaf memantaunya tanpa dia ketahui.

"A-Apa?" tanya Dyandra terbata.

Althaf menghela nafas, dia harus mengulangi lagi. Dyandra diam di tempatnya, menunggu ucapan Althaf yang akan dia lontarkan. Althaf berdiri tegak, berjalan mendekati Dyandra yang tak jauh beberapa langkah darinya.

"Gue ulang sekali lagi ya" tutur Althaf, tidak bisa bohong jantungnya sedang berdugem ria di dalam sana.

"Pertanyaan dan pernyataan terakhir gue, gue gak akan ngulang lagi. Gue sayang sama lo Dy, entah sejak kapan di mulai. Gue seneng kalo deket sama lo, usilin lo, liat lo marah. Gue gak suka lo deket cowok lain, tanda kutip cowok-cowok selain anak lion yang gue kenal," jelas Althaf.

Althaf menjeda ucapan selanjutnya, dia mengumpulkan keberanian terlebih dahulu.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"Jadi, Agyatha Dyandra Hasley. Maukah kamu jadi pacar saya? Menjadi penjaga hati saya?" tanya Althaf.

Tubuh Dyandra menegang seketika. Cowok itu benar-benar jujur dan tulus dalam mengatakannya. Dyandra seketika terkunci pada mata Althaf, dia menjadi kehilangan kata-kata. Otaknya seketika tidak bekerja menerima transferan.

Dyandra menundukkan kepalanya, sambil memainkan jarinya yang sedang memegang boneka pemberian Althaf.

"Sebenarnya gue..." Dyandra menggantungkan kalimatnya.

Gue juga suka sama Lo- batin Althaf, atau harapan agar Dyandra menerimanya.

Althaf menahan nafas, jantungnya berdegup kencang mendengar jawaban dari Dyandra. Semoga jawaban gadis itu tidak mengecewakan dirinya. Atmosfer seketika terasa panas, badannya mengeluarkan keringat dingin sambil menunggu Dyandra melanjutkan kalimatnya.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

4 detik...

5 detik...

6 detik...

7 detik...

8 detik...

".... Gue udah punya pacar, maaf ya" balas Dyandra lirih.

Boom! Damn it!

What the hell?

Althaf merasakan sesak di dadanya, apa tadi? Otaknya tidak bekerja dan tidak paham arti ucapan Dyandra tadi. Althaf mengerjapkan matanya, berharap dia tidak salah dengar dari ucapan Dyandra. Pertanyaan mulai menghantui otaknya yang kosong itu, sejak kapan Dyandra punya pacar? Kapan? Kapan? Kenapa Althaf bisa gak tau? Keinginannya melenceng dari yang dia duga.

Althaf merasa sakit di dadanya, seperti ada panah menusuk hatinya. Althaf benci mengatakannya jika jawabannya seperti ini. Koridor yang sepi, menjadi saksi bisu dua insan yang saling diam. Dyandra membalikan badan, dan mulai melangkah.

Althaf {END} Where stories live. Discover now