14✓ Meet

18.4K 1.1K 359
                                    

"Ungkapan cewek selalu benar, adalah ungkapan untuk membuktikan apakah cowok seorang pengalah? di saat cewek salah dan membiarkan dirinya bersalah?"

-Althaf-

     Dyandra menutup loker miliknya setelah menaruh buku paket seperti biasa, bersamaan dengan suara telpon masuk ke hpnya. Gadis itu, merogoh saku celananya, dan langsung menjawab telpon tersebut.

"Kenapa Pak?" Tanya Dyandra, tangannya menempelkan hp pada telinga sebelah kiri. Dia mendengar suara keributan dari seberang sana.

"Itu Nona, saya tidak sengaja melihat Althaf di keroyok 20 orang lebih, sepertinya dia kewalahan. Saya dan Joni bantu atau gimana?"

  Mata Dyandra membulat sempurna, sepertinya Althaf sedang tidak baik-baik saja.

"Kok pake nanya sih Pak, bantuin dia lah. Sharelock, saya kesana"

"Maaf nona, saya akan sharelock"

  Dyandra mematikan telponnya sepihak, dia mengunci lokernya dan langsung berlari menuju gerbang sekolah. Tak lama Pak Joni, mengirim sebuah alamat yang tak jauh dari sekolah. Jantungnya berdegup kencang, dia menjadi cemas takut Althaf kenapa-napa. 20 orang bukan orang sedikit, bisa saja Althaf lebih dari babak belur bahkan....ah, dia tidak ingin berpikir yang aneh-aneh.

   Setelah sampai di gerbang, dia buru-buru menyetop sebuah taksi. Dia langsung masuk ke dalam taksi tersebut dan memberikan tujuannya pada sang supir taksi.

-Althaf-

  Tubuh Althaf berhasil tumbang setelah punggungnya dipukul keras menggunakan balok kayu tiba-tiba dari belakang, pukulan serta tonjokan berhasil mengenai tubuhnya, konsentrasinya tiba-tiba buyar seketika. Dia bersumpah, akan membantai habis nanti Abram dan lainnya.

Bugh... Pukulan keras ke arah kepalanya.

Bugh... Pukulan pada dadanya.

Bugh... Perutnya di injak-injak.

  Tapi itu tidak bertahan lama, ada seseorang yang membantu untuk mendorong mundur yang mengkroyok Althaf, agar cowok itu bisa bernafas. Tubuh Althaf, tergeletak lemas di jalan. Sudut bibirnya mengeluarkan darah, bahkan tidak itu saja, sudut mata, dahi dan lainnya.

  Akhirnya Althaf bisa kembali bernafas, badannya terasa sakit. jika dia fokus, dia bisa membantai abis 20 orang tersebut sendirian. Nafasnya memburu, dadanya terasa sakit karena terkena pukulan anak Warrior disaat dirinya sedang lemah, kesadaran menghilang.

   Dyandra turun dari taksi dengan terburu-buru, setelah membayarnya. Matanya melirik keributan di depannya, anak buah papahnya masih berkelahi dengan anak Warrior. Dyandra sudah muak dengan anak Warrior, dia melirik botol kaca. Tanpa berpikir panjang, dia melempar pada dinding dengan kasar, nafasnya memburu, tatapannya menatap tajam anak buah Uno tersebut.

Prank....

  "ANJI*G LO SEMUA, BERANINYA KEROYOKAN!" sarkas Dyandra.

   Pecahan kaca tersebut bertebaran dimana-mana dan mengenai beberapa anak buah Uno itu, dengan sigap Toni dan Joni melumpuhkan satu persatu. Mata Dyandra menatap sosok cowok yang terkapar di atas aspal, jantungnya semakin tidak karuan.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang