07. kau salah mencari lawan selir

10.5K 1K 21
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya sebagai tanda bahwa kalian menghormati karya yang author buat.

*Happy Reading*

Setelah membuat kegaduhan pagi-pagi ji ya memutuskan untuk bersantai di taman bunga milik mendiang permaisuri.

Taman itu sangat indah karena ditumbuhi berbagai macam jenis tumbuhan bunga yang sangat harum dan sangat enak dipandang, ji ya duduk menyendiri di bawah sebuah pohon yang sangat rindang sambil menikmati semilir angin menerpa wajahnya.

Ji ya memincingkan matanya setelah netranya melihat seorang gadis dengan dandanan menor serta perhiasan memenuhi seluruh tubuhnya itu mendekat kearah ji ya, wajah gadis itu terangkat angkuh dengan sorot mata memancarkan aura kesombongan begitu pekat.

Sungguh saat ini ji ya ingin tertawa melihat dandanan yang sangat berlebihan itu, bayangkan saja wajahnya sangattt putih karena bedak yang tebal atau mungkin ia tidak memakai bedak melainkan semen?... Belum lagi bibirnya nampak bengkak karena perwarna bibir yang terlalu dibuat lebar melebihi garis bibir itu sendiri.

Ji ya berusaha mati-matian menahan tawanya yang hendak meledak tapi untungnya ji ya selalu bisa mengontrol ekspresi wajahnya kalau tidak mungkin saat ini ia tengah tertawa sampai guling-guling ditanah.

Gadis yang sangat mencolok itu datang menghampiri ji ya yang masih memandangnya dalam diam, "Salam kepada jie-jie..." ujar gadis itu sedikit menunduk, ji ya bergidik jijik mendengar suara gadis itu yang bernada lembut namun dibuat-buat sungguh gadis itu sama saja dengan ibunya... Yah gadis yang menghampiri ji ya ialah putri li yan anak dari selir shi.

'buah jatuh tak jauh dari pohonnya' batin ji ya mengejek namun berbanding terbalik dengan wajahnya yang menampilkan senyum polos miliknya, ia tahu bahwa anak selir ini pasti akan berbuat ulah kembali jadi ia harus meladeninya dengan baik bukan?.

"ah mei-mei ada apakah gerangan mei-mei menemuiku?" ji ya tersenyum saat tak sengaja ia melihat sekilas tatapan sinis yang li yan arahkan padanya, namun ji ya berpura-pura tidak melihat tatapan itu dan bertingkah seperti putri ji ya yang mudah terhasut.

"tidak apa-apa jie-jie, mei-mei hanya ingin bertanya apakah jie-jie sudah menyiapkan hadiah bagi yang mulia ibu suri?" tanya li yan dengan senyum palsu terpatri dibibirnya, ji ya hanya menggeleng kepalanya pelan dengan wajah muram dan sendu.

Malam ini adalah perayaan ulang tahun ibu suri namun ji ya tetap santai dan tak mau repot-repot membantu atau sekedar menyiapkan dirinya untuk nanti malam.

"a-aku tidak tahu harus memberikan apa... Pada nenek.." ji ya menundukan kepalanya dan berekspresi sesedih mungkin namun diam-diam ji ya menyeringai sepertinya ia tahu apa yang akan dilakukan anak hama ini.

Ibu suri nenek dari putri ji ya adalah type orang yang ramah dan penyayang namun ia akan terlihat dingin dan sinis jika bertemu dengan orang yang tidak ia sukai karena ibu suri bisa tahu dalam sekali lihat siapa baik dan siapa jahat... Ibu suri sangat tidak menyukai selir shi dan anaknya li yan bahkan ibu suri tidak sudi dipanggil nenek oleh li yan kecuali kedua cucunya yang berasal dari rahim mendiang permaisuri yaitu guan jian dan ji ya.

Saking tidak sukanya dengan selir shi, ibu suri meminta anaknya yaitu raja han untuk tidak mengangkat selir shi menjadi pengganti permaisuri dengan alasan tidak ingin ji ya sedih dan raja han setuju-setuju saja jika hal itu menyangkut putri kesayangannya itu, akhirnya raja han tidak jadi mengangkat selir shi menjadi permaisuri dan membiarkan posisi permaisuri kosong... Karena hal itulah membuat selir shi sangat marah dan terus menghasut putri ji ya agar rencana yang sudah disusunnya tidak sia-sia.

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now