26. Aku tahu segalanya

4.9K 540 23
                                    

Untuk keempat kalinya ji ya menginjakkan kakinya kembali di istana kekaisaran xiao.

Beberapa kali ji ya menghela napas, walau ia sudah beberapa kali memasuki istana itu. Tapi tetap saja ada rasa gugup di dalam dirinya. Entah kesan apa yang tertanam dalam dirinya, sehingga ia begitu gugup begini.

"tuan muda tang, mengapa anda terus berdiri di sana? Apakah anda tidak mau masuk?" suara tegas dari pria bersurai putih itu menyadarkan ji ya dari lamunannya.

Ji ya hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali melangkahkan kakinya. Mata ji ya terus memindai sekitar, melihat bangunan-bangunan megah yang berdiri kokoh di setiap sisi jalan yang ia lewati.

Hingga sampailah mereka di sebuah paviliun yang di dominasi warna merah yang sedikit gelap.
"tuan muda tang, ini adalah tempat yang anda tempati. Silahkan masuk, saya akan memerintahkan beberapa dayang untuk melayani anda." ujar pria itu lagi.

Tapi dengan cepat ji ya menolak, bagaimana jika ada dayang yang tahu bahwa dirinya adalah perempuan yang menyamar sebagai laki-laki. Memikirkannya saja ji ya sanggup.

"ah, itu tidak perlu tuan. Saya sudah terbiasa mengurus diri saya sendiri jadi hal itu tidak di perlukan sama sekali." tolak ji ya dengan wajah panik. Sedangkan pria itu hanya tersenyum tipis.

"baiklah jika itu keinginan tuan muda. Kalau begitu saya pergi dahulu."

"tunggu!" panggil ji ya menghentikan langkah pria itu. Dengan wajah penuh tanya pria itu kembali menatap ji ya.

"ya, tuan muda, apakah ada yang anda inginkan?" dengan cepat ji ya menggeleng.

"aku belum mengenalmu tuan, sudah sering kita bertemu. Tapi sampai saat ini saya masih belum tahu nama tuan." pria itu hanya terkekeh pelan menanggapi permintaan perkenalan dari ji ya.

"maaf saya lupa mengenalkan diri. Saya adalah Ru an. Dan saya adalah salah satu prajurit pribadi yang mulia kaisar." terjawab sudah pertanyaan dalam benak ji ya. Namun tanpa ru an ketahui, sebuah senyum licik timbul di bibir ji ya walau terlalu cepat menghilang di gantikan wajah polosnya.

"senang berkenalan dengan tuan ru an. Tuan dapat memanggil saya yu zhi saja agar kita lebih akrab,"

"baiklah kalau begitu, yu zhi juga bisa memanggil saya ru an saja." senyum ji ya semakin mengembang. Namun senyumnya seketika luntur saat mendengar gumaman ru an.

"senang berkenalan dengan anda yang mulia selir ke-5" gumaman itu hampir tidak terdengar, tetapi ji ya memiliki telinga yang tajam untuk mendengar suara serendah itu.

Ji ya sedikit melirik ke arah ru an yang mungkin tidak menyadari bahwa ji ya mendengar gumamannya itu. Ji ya hanya tersenyum sebelum berbalik dan memasuki paviliun yang telah di sediakan baginya.

Jantung ji ya berdetak kencang, keringat membasahi wajahnya. Tidak ji ya tidak sedang ketakukan. Melainkan ingin tertawa. Tubuh ji ya bergetar dengan tangannya membekap mulutnya sendiri berusaha meredam suara tawanya.

"Hehehehehe menarik, aku ingin tahu sudah sejauh mana mereka tahu tentangku."

*****

Pagi hari yang seharusnya terasa hangat dan ceria mendadak berubah suram. Bercak darah serta mayat pucat yang kaku menjadi pemandangan pertama yang ji ya lihat setelah bangun tidur.

Namun, ji ya tidak terkejut sedikitpun, wajahnya hanya menampakan raut wajah kesal dengan bibir cemberut. Malah prajurit yang di tugaskan menjaga kediamannya yang terkejut setengah mati dengan pemandangan mengerikan itu.

"t-tuan muda tang, apakah anda baik-baik saja?" tanya prajurit itu sedikit terbata-bata. Karena ia takut akan dihukum oleh kaisar apabila telah gagal menjaga tamu kehormatannya.

"Aku baik-baik saja. Tetapi bagaimana bisa ada mayat di sini? Apa yang telah terjadi semalam?" tanya ji ya sambil menatap tajam ke arah prajurit itu. Keringat dingin menetes bahkan raut wajah ketakutan sudah menghiasi wajah sang prajurit.

"Maafkan hamba tuan muda! Hamba tertidur semalam dan tidak memperhatikan sekitar. Hamba patut di hukum!" prajurit itu lantas bersujud di kaki ji ya. Namun, ji ya segera menyuruhnya berdiri.

"Jangan buat aku nampak seperti orang yang tidak berbelas kasih, sekarang pergilah kepada yang mulia kaisar katakan segalanya yang sudah terjadi disini." tegasnya yang langsung di turuti oleh prajurit itu.

Setelah prajurit itu pergi, ji ya mulai mendekati mayat itu dan melihat seluruh tubuhnya untuk memastikan suatu hal.

"Hahaha pandai sekali dia membalikkan fakta, memang pantas dia disebut monster gila." ji ya terkekeh pelan lalu mengambil sebuah belati kecil dari balik hanfunya.

Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian ia mengambil sebuah benda yang tertempel di luka mayat itu menggunakan ujung belatinya. Mata ji ya tampak berbinar, lalu ia menyembunyikan benda yang didapatnya ke dalam sapu tangan miliknya.

"Tak akan ku biarkan orang ceroboh itu ketahuan secepat ini. Karena jika dia ketahuan, semua tidak akan seru lagi hehehe" ji ya menyeringai tajam, wajahnya nampak seperti merencanakan sesuatu yang hanya akan terungkap oleh waktu.

Suara derap kaki yang terdengar nyaring lantas menyadarkan ji ya dari dunianya. Segera ia mengubah raut wajahnya menjadi normal kembali.

Dari banyaknya orang yang datang ke paviliun ji ya, hanya satu yang menarik perhatian ji ya. Yaitu kaisar xiao yang datang dengan senyum menyebalkannya.

Mau tidak mau ji ya juga membalas senyum kaisar xiao dengan senyum paksa.

"Salam, semoga yang mulia kaisar panjang umur 1.000 tahun lagi." ujar ji ya sambil menunduk hormat. Sedangkan kaisar xiao terus menatapnya yang membuat ji ya sedikit risih.

"Apakah tuan tang baik-baik saja, zhen dengar terjadi pembunuhan di disini." ji ya hanya tersenyum tipis sambil meng-iyakan perkataan kaisar xiao.

Sedangkan di dalam hati ji ya tidak henti-hentinya memaki pria itu. Untungnya ji ya pandai mengontrol ekspresinya.

"saya rasa pembunuh tersebut begitu ceroboh untuk membunuh seseorang di depan kediaman saya. Apalagi dari keadaan mayat ini tampaknya pembunuh itu adalah seorang penganut ilmu hitam atau bisa jadi orang yang terkena kutukan." ucap ji ya sambil menatap kaisar xiao yang tampak sedikit tersentak setelah mendengar pendapat ji ya.

Diam-diam ji ya tersenyum licik, ia tahu untuk memecahkan hal ini tidaklah sulit hanya saja ji ya masih ingin bermain-main.

"mengapa tuan muda tang berpikir seperti itu? Apakah ada sebuah bukti sehingga tuan muda tang begitu yakin akan hal yang tampak tidak masuk akal itu?" tanya kaisar xiao yang mulai memucat.

"Mudah saja," sahut ji ya sambil mendekati kaisar xiao dengan senyum manis andalannya. Perlahan ji ya memegang pundak kaisar xiao.

"lihat lehernya baik-baik yang mulia, sebuah sayatan tanpa setetespun darah disana. Sedangkan di tubuh lainnya terdapat bercak darah. Belum lagi fakta bahwa dia adalah salah satu keturunan bermarga xiao, saya rasa saya sudah tahu siapa pelakunya." lirih ji ya di telinga kaisar xiao.

"Jika ingin bermain, maka bermainlah secara bersih dan jangan tinggalkan satu bukti pun yang mulia."

"karena aku tahu segalanya,"

Bersambung.

Hallo readers, apa kabar?

Btw, sudah berapa lama ya izel gak pernah update?

Pasti kalian nunggunya lama, maafkan izel hehehe kadang izel tiba-tiba kehilangan ide dan gak tahu harus melanjutkannya jadinya lama untuk update.

Jangan lupa comen dan votenya yah~ biar izel semangat buat nulis lagi.

Sekedar promosi, tanggal 22 nanti izel akan open pre order buat cerita "Empress Lu Mei" jika kalian tertarik kalian bisa lihat di lapak sebelah ya😍.

Harganya gak mahal amat kok cuma 105 rb kalian sudah bisa memeluk karya pertama izel yang sudah terbitkan. Ayo menabung dari sekarang. Dan doakan "Permaisuri Licik" juga bisa terbit nantinya.

Dan sedikit informasi cerita ini di ubah judulnya karena judulnya terlalu panjang jadi izel ganti judulnya menjadi "Permaisuri Licik"

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now