09. Kau salah mencari lawan selir (3)

8.7K 931 18
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya sebagai tanda bahwa kalian menghormati karya yang author buat.

*Happy Reading*


Di tengah ketegangan yang masih terasa, seorang kasim tampak berlari tunggang-langgang kearah raja han.

Kasim itu membisikan sesuatu yang tiba-tiba membuat air muka raja han menjadi muram seketika. Ji ya kurang tahu apa yang kasim itu bisikkan. Namun, ia tidak sengaja mendengar satu nama yang sangat ingin ia hindari selama ia masih berada di dalam tubuh putri ji ya.

'Shit... sepertinya aku harus segera membuat rencana sebelum aku akan benar-benar habis ditangannya' batin ji ya.

"ada apa ayahanda apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya guan jian penasaran memangnya berita tentang apa yang membuat ayahnya muram seperti itu? Apakah ada kerajaan lain yang hendak menyerang? Atau ada wabah penyakit? Entahlah seluruh pertanyaan itu terus terngiang dalam otaknya.

Ji ya hanya bisa diam dan melirik sang raja han yang nampak memberikan sebuah kode melalui tatapannya kepada guan jian. Guan jian yang melihat kode itu seketika bungkam ia tahu betul arti tatapan itu.

Raja han dan guan jian menatap ji ya dengan tatapan kasihan yang terpancar begitu jelas dari mata mereka, sedangkan ji ya hanya mendengus kesal ia tahu kedua orang itu menatapnya seolah dirinya tak berdaya dan lemah. Oh ayolah sekarang ia adalah ji ya masa depan yang tidak mudah di tindas begitu saja, menggangunya sama saja seperti mengusik seorang dewa yama.

Orang bodoh mana yang ingin menggangunya maka bersiaplah menerima kematian yang begitu menyakitkan dari ji ya.

"ah ayahanda mengapa kita tidak melanjutkan acaranya?... ji'er sudah sangat lapar~" rengekan manja dari ji ya langsung membuat suasana menjadi ceria kembali dan untuk sejenak mereka melupakan apa saja yang baru terjadi.

Mereka semuanya tertawa gembira kecuali selir shi dan li yan tampak seringaian tajam kearah ji ya yang tertawa lepas di depan sana.

'kau akan mati kali ini'

Para pelayan segera menghidangkan banyak makanan di atas meja para tamu dan anggota kerajaan. Semua makanan itu sungguh menggugah selera sampai-sampai air liur ji ya menetes bebas dari sudut bibirnya.

Ji ya mengambil sepotong kue bulan. Namun, ketika ingin memakannya tak sengaja pandangannya bertemu dengan pandangan selir shi yang nampak bersemangat saat melihat kue bulan itu akan masuk ke dalam mulut ji ya.

Diam-diam ji ya tersenyum, apakah mereka tidak bisa menkondisikan wajah mereka itu? Ya bukan ji ya tidak tahu ada sesuatu dibalik kue bulan dipegangnya tapi akan lebih baik jika mereka bersikap biasa saja itu akan menyamarkan niatan jahat mereka. Apakah orang-orang dizaman ini tidak tahu hanya dengan ekspresi yang mereka buat sudah nampak niatan baik maupun buruknya.

Dengan tenang ji ya menyuapkan kue bulan itu ke dalam mulutnya, rasanya enak tapi ada sedikit rasa pahit dari racun yang di masukan selir shi di kue bulan milik ji ya. Selir shi dan li yan terus menerus menatap kearah ji ya untuk memastikan kapan racun itu akan berkerja dan akan membuat ji ya terkapar tak bernyawa, sungguh saat ini selir shi ingin tertawa sejadi-jadinya jika itu benar-benar terjadi.

Sudah beberapa menit berlalu. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa ji ya keracunan bahkan ia masih santai menikmati hidangan didepannya dengan lahap seperti tidak ada apa-apa dengan hidangan itu.

'Bruukk'

Tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh dan mulutnya mengeluarkan darah berwarna hitam pekat yang langsung membuat panik semua orang yang melihatnya tak terkecuali selir shi bahkan saat ini wajahnya sudah sangat pucat saat mengetahui anaknya li yan tiba-tiba terkapar di sampingnya dengan darah mengalir deras dari mulutnya

"Tidak mungkin! Bangaimana ini bisa terjadi?! Li yan anakku bangunlah jangan bercanda dengan ibu!" jerit selir shi histeris, bagaimana bisa anaknya yang malah keracunan bukankah seharusnya ji yang terkapar saat ini dan bukan li yan.

"KAU! PASTI KAU YANG MERACUNI ANAKKU!" selir shi menunjuk ji ya dengan amarah yang sudah membludak, tapi ji ya malah menunjukan ekspresi takutnya dan nampak sangat teraniaya.

"BERANINYA KAU MENUNJUK ADIKKU!" teriakkan nyaring guan jian langsung membuat keberanian selir shi menciut apalagi setelah melihat ekspresi guan jian yang sudah sangat murka. Guan jian adalah tipe kakak yang melindungi adiknya kapanpun dan tak ingin melihat adiknya sampai sedih apalagi dibentak seperti tadi. Jika ji ya terkena masalah maka guan jianlah orang pertama yang akan melindunginya.

"bawa putri li yan ke kediamannya dan segera panggilkan tabib" raja han tak ingin melihat anak pertamanya dan istrinya bertengkar lebih lama lagi, jika ini terus berlangsung maka li yan akan tidak tertolong lagi.

Dengan wajah sedih selir shi setia mengikuti ke mana anaknya akan dibawa. Sesampainya di dalam kediaman, putri li yan langsung ditangani oleh tabib. Setelah selesai memeriksa keadaan li yan sang tabib dengan wajah yang sangat sulit diartikan tabib itu mendekati raja han yang baru saja memasuki kediaman putri keduanya itu bersama guan jian dan ji ya.

"Maaf yang mulia... Putri li yan tidak tertolong lagi karena racun yang ada di tubuh putri li yan sangatlah mematikan dan dapat membunuh dalam 2 menit saja"ujar tabib itu sendu.

Suara jeritan yang begitu keras terdengar, isakan pilu menggema didalam ruangan sunyi itu. Semua orang terdiam saat melihat selir shi yang meraung-raung tak terima anaknya telah mati.

Selir shi memeluk tubuh li yan yang sudah mulai membiru itu sambil terus bergumam menyuruh li yan untuk bangun. Banyak yang berpikir bahwa selir shi sudah gila karena kematian anaknya itu. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang menatap iba kepadanya.

Dibalik suasana duka itu tak ada yang menyadari bahwa ji ya tersenyum melihat salah satu musuhnya telah terkapar tak bernyawa disana. Tak ada raut penyesalan dari wajahnya, bukannya ji ya tidak sedih karena adik perempuannya meninggal tapi jika melihat masa lalu, hal ini sangat pantas selir shi dan li yan dapatkan karena sudah menjadi penyebab kematian permaisuri dan putri ji ya sendiri.

Andai saja mereka tidak melakukan hal yang buruk kepada permaisuri dan putri ji ya mungkin saja saat ini mereka masih bisa merasakan damai dan kehidupan yang tentram tapi sepertinya mereka lebih suka bermain api maka jangan salahkan apabila api itu membakar mereka.

Ji ya segera keluar dari ruangan itu, ia tak suka berlama-lama dalam ruangan yang sama dengan musuhnya. Setelah di luar ji ya melihat seorang pria yang ji ya cap sebagai fansnya itu mulai mendekatinya. Ji ya sampai tak sadar bahwa ia menahan napas saat melihat wajah pria itu sangat tampan bila dilihat dari dekat.

"ah... Kau pria tampan yang mimisan tadikan? Wah aku benar-benar tak menyangka akan bertemu fansku secepat ini." ujar ji ya semangat. Namun, sepertinya pria itu bingung dengan kata "fans" dari mulut ji ya, memangnya itu bahasa apa?.

"oh ya siapa namamu? Sebagai idola yang baik setidaknya aku harus tahu nama fansku."

"Nama saya Xiao xi ang" jawab pria itu sambil mengamati setiap perubahan ekspresi ji ya

"oh xiao xi a- eh?!" seketika ucapan ji ya terhenti lalu menatap pria itu dengan dengan mata melotot kaget.

'Mampus aku'

Bersambung.

Dipublikasikan: 6 maret 2021

Hai-hai author come back jangan lupa vote dan comennya ya...

Biar author semangat ngetik hehehe

Sampai jumpa di chapter selanjutnya bye-bye.

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now