22. Gerah

5.2K 587 40
                                    

Pagi hari begitu cerah, dengan embun turun layaknya permata air. Tapi cuaca secerah itu tidak membuat suasana hati ji ya ikut cerah. Aura suram terus keluar dari tubuhnya seolah dapan menelan siapa saja yang mendekat padanya.

Suasana hati ji ya berubah memburuk saat ia di beri tahu oleh ryu an sang ayah angkat bahwa ji ya harus ikut istana kekaisaran untuk melakukan sesuatu atas perintah kaisar xiao. Dan tentu saja ji ya menolak tapi apalah daya perintah seorang kaisar adalah mutlak dan tak dapat di bantah.

Dengan setengah hati ji ya ikut dengan ayah angkatnya ke istana kekaisaran menggunakan kereta kuda.

"untuk apa si rang-rang menyuruhku datang keistana!" gerutu ji ya di dalam kereta membuat ryu an tertawa melihat wajah ji ya yang sudah sangat kesal.

"oh, apakah itu panggilan sayangmu untuk kaisar, anakku?" ji ya yang mendengar ucapan ryu an langsung mendelik kesal.

"ayah, jangan membuatku semakin kesal." ujar ji ya sembari memayunkan bibirnya, sedangkan ryu an hanya tersenyum tipis melihat kelakuan anak angkatnya ini.

"tapi, yang ayah katakan memang benar bukan? Hahahaha" tawa ryu an memenuhi kereta membuat suasana hati ji ya semakin mengeruh dan akhirnya memilih diam agar tidak semakin di goda sang ayah.

Waktu berlalu begitu cepat dan kini istana kekaisaran telah terlihat jelas di depan mata mereka. Tetapi hal itu tidak membuat ji ya senang sedikitpun bahkan wajahnya dingin dan datar.

'rang-rang sialan, kenapa dia harus memanggilku juga! Padahal aku tak ingin melihat wajah menyebalkannya itu lagi!' batin ji ya sembari melangkahkan kaki keluar dari kereta saat telah sampai.

Di depan istana nampak seorang pria tampan dengan hanfu berwarna abu-abu menyambut kedatangan ji ya dan ryu an.

"Selamat datang tuan tua tang dan tuan muda tang. Saya Wu Chin akan mengantarkan anda berdua ke ruangan yang mulia kaisar." ujar pria itu dengan senyum nakal yang di arahkannya pada ji ya.

Ji ya menatap pria bernama wu chin itu dengan tatapan aneh. Apanya yang aneh? Karena senyum itu nampak seperti sedang menggoda seseorang dan seseorang itu adalah ji ya.

Yang membuatnya semakin aneh adalah ji ya di sini dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki dan pria itu tersenyum mengodanya seolah ji ya adalah perempuan.

Bahkan pikiran negatif memenuhi otak ji ya. Apakah pria bernama wu chin ini tidak normal sama seperti kaisarnya?

Jika ji ya datang dengan identitasnya sebagai perempuan maka tidak masalah tapi ini ji ya datang sebagai laki-laki tapi pria itu malah menatapnya seolah menggoda.

"Ehem, mari kita jalan." ujar wu chin menyadarkan ji ya yang asyik dengan pikirannya.

Ji ya berdehem pelan lalu mengikuti setiap langkah wu chin yang mengantarkannya dengan sang ayah menuju ruang kerja sang kaisar.

Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang begitu mewah dan megah yang ternyata adalah ruang kerja sang kaisar.

"Salam yang mulia, semoga yang mulia berumur panjang." hormat wu chin, ji ya dan ryu an bersamaan.

"hmm berdirilah." ujar kaisar xiao saat melihat kedatangan mereka bertiga.

Ji ya segera bangkit lalu menatap kaisar xiao. Tapi tunggu? Ada yang aneh di sini.

Ji ya melihat dua orang wanita mengelayut manja di samping kiri dan kanan kaisar xiao. Sebenarnya ji ya tidak begitu perduli. Namun hatinya terasa panas melihat adegan menyakitkan mata itu.

Tanpa sadar ji ya melepas aura suramnya membuat ruangan itu terasa dingin secara tiba-tiba.

"ugh, kenapa ruangan ini terasa dingin?" ujar wu chin sembari mengelus tangannya sendiri.

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now