32. Rencana (3)

3.2K 291 64
                                    

Pagi menyingsing, sinar sang mentari pun sudah menghilangkan sisa-sisa kegelapan. Dan disaat semua makhluk hidup mulai melakukan aktifitas mereka masing-masing, terdapat 2 orang manusia yang masih tertidur nyenyak tanpa sehelai benang di tubuh mereka.

Tangan sang pria memeluk erat tubuh sang wanita yang bahkan tidak menyadari apa yang telah terjadi. "ugh, kenapa rasanya panas sekali dan tubuhku berat?" gumam sang wanita sambil mencoba menggerakkan tubuhnya.

Beberapa menit berlalu, sang wanita terus mencoba bergerak tapi tetap tidak bisa, jujur saja ia masih terlalu mengantuk bahkan tidak mau membuka matanya untuk melihat apa yang menahannya.

"jangan bergerak sayang, tidurlah lagi." suara serak ciri khas orang yang baru bangun tidur itu sontak menghentikan pergerakan sang wanita.

Tubuhnya kaku dan bergetar tanpa sadar, dengan cepat matanya terbuka lebar. Dan melihat pemandangan yang cukup sexy mungkin?

Wajah tampan seorang pria berada tepat di depannya, bahkan tubuh pria itu sendiri dalam keadaan yang tidak bisa dideskripsikan lagi.

"A.."

"AAAAAAAAA DEMI APAPUN YANG ADA DIDUNIA INI, APA YANG DILAKUKAN BAJINGAN MESUM INI!" Teriakan itu terdengar di seluruh penjuru, bahkan sang pria langsung terbangun sambil melindungi telinganya, berharap telinganya tidak berdarah setelah mendengar teriakan nyaring itu.

"ada apa ji ya? Mengapa kau berteriak?" ji ya lantas melotot tajam pada pria yang tak lain dan tidak bukan adalah kaisar xiao.

"apa yang sudah kau lakukan padaku! Mengapa aku telan- ah maksudku tidak memakai baju hah!" kaisar xiao menatap ji ya binggung lalu melihat kearah tubuh ji ya yang tidak memakai baju.

Lantas ji ya reflek menutupi tubuhnya menggunakan tangannya. "aku tidak melakukan apapun, tadi malam aku hanya merasa panas ketika makan malam dan.. Aku tidak dapat mengingat apa-apa lagi." ucap kaisar xiao sambil mencekram kepalanya.

Baru saja hendak membalas perkataan kaisar xiao, ji ya baru mengingat rencana yang sudah ia buat dengan le yue dan ping nuo. Tanpa sadar ji ya menepuk kepalanya sendiri, merutuki betapa bodohnya dia.

Ji ya lupa bahwa ini termasuk dalam rencana yang dia buat, yaitu pura-pura bahwa dia sudah berhubungan dengan kaisar xiao. Karena efek dari baru bangun tidur alias setengah sadar, ji ya malah melakukan hal yang berlawanan dengan rencana.

Bisa-bisanya aku lupa dengan rencana yang sudah aku buat, tapi kenapa aku tidak memakai baju sama sekali? Skenarionya tidak seperti ini! Harusnya aku terbangun dengan baju acak-acakan. Lagipula aku tidak senekat itu tidak memakai baju didepan rang-rang!. Batin ji ya sambil bingung apa yang sudah terjadi kepada bajunya.

"A-apakah kita melakukan itu?" tanya kaisar xiao sambil menatap kearah leher ji ya yang penuh bekas ciuman berwarna ungu kemerahan.

Dengan berat hati ji ya mengangguk lalu berakting seolah kaisar xiao sudah melecehkannya. Padahal yang kaisar xiao sentuh malam itu bukan dirinya.

"kau bajingan sialan! Kau mengambil keperawananku semalam, kau sungguh bajingan sialan! Hiks hiks kau sudah melecehkanku sialan!" ji ya menangis kencang, sedangkan kaisar xiao hanya bisa diam tidak berkutik sedikitpun.

Sungguh, kaisar xiao bingung saat ini. Seumur hidupnya tidak pernah ia merasa bersalah membuat seseorang menangis. Bahkan tangisan ibunya sewaktu dia membunuh ayahnya sendiri, tidak ia hiraukan, seolah telah mati rasa.

Tapi kali ini berbeda, ada rasa sesak di dadanya ketika melihat ji ya menangis. Sebagian dirinya memberontak! Tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Memeluk tubuh mungil ji ya dalam dekapannya.

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now