08. Kau salah mencari lawan selir (2)

8.7K 995 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya sebagai tanda bahwa kalian menghormati karya yang author buat.

*Happy Reading*

Han ji ya hanya terkikik geli melihat tingkah laku pria tak dikenal yang terus menatapnya itu bahkan ia tidak sadar sedari tadi hidungnya terus mengeluarkan darah, apakah ji ya sebegitu cantiknya hingga pria itu mimisan?.

Perhatian ji ya langsung teralihkan saat sang raja mengumumkan bahwa perayaan sudah dimulai, perayaan dibuka dengan penampilan para penari cantik yang terus melenggak-lenggokan tubuh mereka dengan gemulai bahkan para pejabat dan anak-anak pejabat yang berjenis kelamin laki-laki tanpa sadar air liur mereka menetes saat melihat kawanan penari itu yang nampak menggoyahkan iman mereka, Dasar para pria mesum!.

Ji ya nampak beberapa kali menguap, dengan raut wajah bosan disaat semua orang senang dan bahagia hanya ji ya saja yang nampak kebosanan dengan ini semua... Oh ralat bukan hanya ji ya melainkan guan jian dan pria asing yang menatap ji ya tadi terlihat dari raut wajah mereka yang sangat bosan.

"sekarang sudah saatnya pemberian hadiah kepada yang mulia ibu suri!.." ujar seorang kasim dengan lantang dihadapan para tamu... Yang pertama memberi hadiah kepada ibu suri ialah sang raja han, ia menghadiahkan puluhan kain sutra kualitas terbaik dan beberapa perhiasan langka pada ibunya tersebut... Dilanjutkan dengan selir shi yang memberikan sebuah cermin yang terbuat dari emas.

Kini giliran guan jian yang memberi hadiah, ia memberikan sebuah gelang giok hijau yang sangat langka kepada ibu suri... Setelah beberapa lama guan jian berbasa-basi terlebih dahulu kepada ibu suri saatnya giliran ji ya...

Ji ya berjalan dengan langkah yang sangat anggun lalu sedikit menunduk dihadapan ibu suri tanda ia menghormati wanita tua yang sekarang berada dihadapannya, "salam kepada ibu suri semoga diberi umur yang panjang dan selalu bahagia".

"oh kemarilah cucuku nenek sangat merindukanmu... Bagaimanakah kabarmu?" tanya ibu suri dengan senyum hangat terpatri diwajah cantiknya walaupun sudah termakan usia, "cucu ini baik-baik saja nenek bagaimana dengan nenek?" tanya ji ya.

"nenekmu ini baik-baik saja..." jawab ibu suri sambil terus memperhatikan wajah cantik ji ya yang sangat mirip dengan wajah mendiang permaisuri, sungguh saat ini ibu suri sangat merindukan menantunya itu, selain baik hati dan juga lembut mendiang permaisuri juga adalah orang yang sangat peduli dengan orang disekitarnya tak memandang kasta bahkan mendiang permaisuri juga orang yang sangat tegas yang membuat raja han langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kini ibu suri dapat melihat bayangan mendiang permaisuri ada didalam ji ya, ia sangat bersyukur mempunyai cucu sebaik ji ya dan gaun jian, namun kebahagiaan ibu suri hancur saat melihat wajah li yan... Alasan mengapa ibu suri sangat membenci li yan karena li yan bukan anak kandung raja han karena selir shi sempat berselingkuh dengan seorang mentri saat raja tidak ada, namun karena tak mempunyai bukti yang kuat ibu suri hanya diam dan membiarkannya saja toh nanti akan terungkap dengan sendirinya.

Ji ya tersenyum manis lalu menyerahkan sebuah kotak dengan ukiran bunga lily di setiap sisinya persis seperti yang diberikan li yan kepadanya... Sedangkan li yan menatap kotak itu dengan senyum sinis.

"selamat ulang tahun nenek" ujar ji ya ramah.

'sebentar lagi kau akan hancur ji ya.. Hahahaha' batin li yan senang terlebih lagi saat ibu suri menjerit kaget saat membuka kotak itu, li yan benar-benar tidak bisa menahan senyum dibibirnya.

"ASTAGA APA INI!?!?!" Jerit ibu suri dengan wajah sangat kaget sedangkan selir shi dan li yan tersenyum karena merasa berhasil menjebak ji ya... Pasti ji ya akan dihukum karena ini.

"apa yang jie-jie lakukan! apakah jie-jie memberikan hal yang tidak ibu suri sukai!" ujar li yan yang langsung menuduh ji ya, selir shi juga langsung ikut memojokan ji ya berharap kali ini ji ya akan dihukum karena telah membuat ibu suri tidak senang.

"Ji ya! Kau pasti memberikan ibu suri giok merah kan padahal sudah berapa kali ibu mengatakan padamu agar tidak memberikan ibu suri giok merah dan kau sangat keras kepala!" ji ya menatap selir shi dan li yan dengan mata berkaca-kaca nampak seperti orang yang sangat tertindas, "a-apa yang ibu selir dan mei-mei katakan ji'er tidak mengerti..." ji ya memasang wajah sendu miliknya membuat guan jian geram melihat adiknya difitnah seperti itu.

Namun guan jian berusaha menenangkan dirinya, ia yakin ini adalah bagian dari rencana ji ya dan ia tidak boleh bertindak gegabah tanpa izin dari ji ya.

Ibu suri nampak sangat marah namun tidak tahu ia sebenarnya marah karena siapa? Tapi semua orang berspekulasi bahwa ji ya lah yang telah membuat ibu suri sangat marah karena hadiah yang ia berikan namun di detik selanjutnya semua orang langsung terdiam tak menyangka ternyata mereka salah besar.

"Apa yang kau maksud selir shi kenapa kau membentak cucuku!" Ucap ibu suri sambil menahan amarahnya yang hendak meledak, dapat dilihat dari wajah ibu suri yang memerah, mereka sungguh bodoh jika mengira ji ya akan terjebak dengan jebakan murahan seperti itu.

Oh lihatlah wajah penuh bedak tebal itu tampak ketakutan bahkan hanfunya bergetar hebat seperti baru saja melihat hantu.

"giok merah? Ibu selir ji'er tidak pernah memberikan nenek giok merah kenapa ibu selir dan mei-mei menuduh ji'er seperti itu..." ji ya mencubit pahanya keras hingga air matanya meluruh seperti anak yang teraniaya dengan lembut ibu suri memeluk tubuh ji ya dalam dekapannya berulang kali juga ibu suri mengucapkan kata tenang kepada ji ya tapi siapa yang tahu ji ya tengah tersenyum sinis dibalik wajah menyedihkannya.

Raja han yang sedari tadi diam kini mulai marah melihat anak kesayangannya menangis karena dibentak oleh selirnya sendiri, sang raja menatap tajam selir shi yang semakin gemetar ketakutan.

'kenapa bisa begini...' batin selir shi merutuki kecerobohannya yang langsung membentak ji ya di depan umum, tapi otaknya masih bertanya-tanya mengapa ji ya tidak dihukum setelah memberikan ibu suri giok merah karena ibu suri sangat membenci giok merah karena suatu hal yang terjadi dimasa lalu.

"bu-bukankah ji ya memberikan yang mulia ibu suri giok merah?" tanya selir shi hati-hati sebab segala tatapan diarahkan kepadanya, ia takut salah berucap maka kepalanya akan menggelinding seketika.

"giok merah... Apakah ini terlihat sebagai giok merah selir shi?!" selir shi kaget bukan main saat ibu suri memperlihatkan sebuah belati yang terbuat dari logam hitam yang sangat mengkilap dan tajam.

Semua orang yang berada disana bertanya-tanya mengapa ji ya memberikan ibu suri belati dan bukan perhiasan saja?.

Ji ya sadar bahwa semua orang disana sudah mulai penasaran dengan hadiahnya pun mulai memberikan alasan mengapa ia memberikan belati kepada ibu suri.

"ji'er memberikan belati itu karena nenek akan cocok dengan belati itu karena gelar nenek sebagai panglima wanita terkuat pada saat nenek masih muda dulu tapi ji'er yakin panglima itu masih ada sampai sekarang" ji ya tersenyum manis kearah ibu suri yang menutup mulutnya tidak percaya, ia benar-benar tak menyangka cucunya tahu tentangnya disaat semua orang sudah melupakannya sebagai panglima wanita terkuat di kerajaan han dulu sebelum mendiang raja han mengambilnya sebagai istri dan permaisuri bagi kerajaan han, sejak itu orang banyak mengenalnya sebagai permaisuri dan bukan sebagai panglima.

Dahulu ibu suri adalah seorang panglima perang yang menggantikan jabatan sang ayah namun mendiang raja han langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya dan berniat menikahinya sebagai permaisuri dan ibu dari anaknya kelak, semenjak menikah ibu suri sudah tak pernah lagi memegang benda-benda yang telah membesarkan namanya itu dan memilih untuk mendalami perannya sebagai permaisuri dan bukan panglima lagi.

Raja han atau ayah ji ya dan yang lainnya langsung ternganga lebar saat mendengar alasan ji ya mereka tidak menyangka wanita cantik yang sudah berumur itu dahulunya adalah seorang panglima dan kini merangkap sebagai ibu suri sungguh kejutan yang sangat tidak disangka-sangka.

Dibalik keterkejutan semua orang hanya ji ya yang tenang-tenang saja...

'ini semua belum berakhir aku masih punya kartu as yang belum ku buka tunggu saja selir shi dan adik laknatku aku akan membuat kalian menjerit kesenangan hingga memohon sangat memohon untuk dibunuh hehehe tunggu saja..'

Bersambung.

Dipublikasikan: 22 febuari 2021

Permaisuri LicikOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz