36. Xiao Hong Li

2.2K 217 10
                                    

Ji ya berkali-kali menguap lebar, matanya bahkan seperti di lem dengan erat sehingga sulit terbuka.

"Yang mulia selir, jangan menunduk! Wajah anda tidak terlihat, biarkan kami merias wajah anda." ucap seorang dayang yang sibuk memberikan perona pipi di wajah ji ya.

Ji ya mendengus kesal, dirinya tidak pernah meminta untuk di rias sepagi ini. Bahkan matahari belum menampakan sinarnya, dan ji ya sudah harus mandi dengan air yang sangat dingin bagaikan air es.

Bahkan selesai mandi penuh drama itu, ji ya kembali dihadapkan 10 orang pelayan yang siap meriasnya dengan cantik. Tapi siapa peduli! Ji ya hanya ingin tidur tenang tanpa ada gangguan dan menikmati hari yang indah. Akan tetapi suami tercinta/laknat ji ya tidak akan membiarkan ji ya senang sehari saja.

Dengan seenak jidat kaisar xiao menyuruh 10 pelayan menyiapkan ji ya dari pagi buta untuk menghadiri perayaan kehamilan yang sudah direncanakan, karena kaisar xiao tahu ji ya tidak akan datang. Maka dari itu ia sengaja membuat pelayan-pelayan itu menyiapkan ji ya secara paksa.

Dengan wajah berenggut ji ya terpaksa mengangkat wajahnya, bibirnya turun beberapa cm membuatnya tampak cemberut.

"Tersenyumlah selir, ini adalah hari bahagia anda." ucap pelayan itu lagi yang di hadiahi pelototan ji ya.

"Jangan mengaturku, aku juga tidak pernah meminta bajinga- ah maksudku yang mulia kaisar untuk membuat perayaan itu." balas ji ya yang nyaris keceplosan mengatakan kaisar xiao bajingan.

Bisa bahaya apabila ia keceplosan, mungkin saja kepalanya terputus begitu saja. Ji ya hanya bisa mengumpat dalam hati melampiaskan segala kekesalannya.

"Bukankah hal yang bagus, yang mulia membuat perayaan ini. Dengan begitu yang mulia menunjukan kepeduliannya terhadap anda yang mulia selir."

Ji ya memutar matanya dengan malas.
"ya ya ya terserah kau saja."

Xixi yang melihat majikannya yang tampak pasrah, tersenyum kecil sambil mengepalkan tangannya di atas dada.
"Semangat tuan putri," lirih xixi yang berdiri didekat ji ya.

"huh..... Menyebalkan!"

*****

Disinilah ji ya sekarang, duduk di samping kaisar xiao yang terus tersenyum, bukan senyum yang enak dilihat bagi ji ya. Senyumnya membuat ji ya mual seketika.

Ji ya langsung mengalihkan pandangannya dan melihat banyak sekali bangsawan, pejabat, bahkan raja-raja yang datang memenuhi kursi undangan.

Namun pandangan ji ya seolah terkunci kepada seorang pria yang terus tersenyum manis kearahnya, guan jian itu kakaknya.

Guan jian datang bersama raja han.

Akibat terlalu fokus menatap ji ya di depan sana, guan jian nyaris menabrak pilar didepannya. Ji ya langsung menutup mulutnya menahan tawa yang nyaris meledak, ji ya hanya bisa mengeluarkan kikikan lirih yang menarik perhatian kaisar xiao.

"Apakah kamu sedang sakit ji ya?" tanya kaisar xiao yang bahkan tidak ji ya dengarkan atau lebih tepatnya dia abaikan secara sengaja. Anggap saja sebagai aksi  merajuknya seorang ji ya karena kaisar xiao yang selalu bertindak tanpa seizinnya.

Kaisar xiao hanya bisa menghela napas, disaat perempuan merajuk tidak ada yang bisa seorang pria lakukan. Perempuan itu rumit, Oke?

Kaisar xiao kembali melihat setiap undangan yang datang, hingga matanya tertuju kepada seorang pria yang baru saja memasuki ruangan.

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now