12. Permainan takdir

8.6K 811 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya sebagai tanda bahwa kalian menghormati karya yang author buat.

*Happy Reading*


"akhir dari permasalahan adalah awal dari langkah baru yang akan membawa kita ke dalam Permainan takdir." Han ji ya.

*****

"kyaaaaaaa!" ji ya berteriak keras saat melihat sebuah panah melesat dan menembus tubuh selir shi.



Tubuh itu terus mengalirkan darah berwarna merah pekat, bahkan selir shi nampak sudah tak bernyawa lagi akibat anak panah yang menembus jantungnya. Semua orang terdiam yang jelas mereka sangat syok dengan apa yang mereka lihat barusan.



"Lindungi keluarga kerajaan!" ujar seorang jendral dengan lantang mengerahkan seluruh prajurit yang langsung mengamankan orang-orang penting itu.



"Ampun yang mulia putri agung, hamba akan mengantar yang mulia ke kediaman anda" ujar seorang prajurit menggiring ji ya yang nampak pucat karena syok. Tapi jangan tertipu dengan tampangnya yang tampak sedih dan syok itu karena di dalam hatinya ji ya tertawa penuh kemenangan.



Sesampainya di kediaman miliknya, ji ya segera masuk dan mengurung diri di dalam kamar. Banyak orang mengira bahwa ji ya merasa sedih dan menangis di dalam kamarnya karena kematian selir shi yang tepat di depannya.


Sungguh bodoh orang yang memiliki pemikiran seperti itu, tidak tahu saja mereka ji ya saat itu tengah berjoget gembira sambil melompat-lompat bak anak kecil di beri permen. Kematian selir shi sendiri adalah salah satu rencana yang telah dibuat ji ya dalam rangka memberantas hama tak berguna yang hanya menjadi beban kerajaan saja.


"kedua hama itu sudah mati dan kerajaan ini sudah aman dari hama penggangu itu. Kini yang harus aku lakukan adalah memikirkan rencana untuk kedepannya... Siapa tahu jika aku berada dalam masalah, aku dapat menggunakan salah satu rencanaku itu." Di saat ji ya tengah menyusun rencana terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekat ke arah kediamannya. Tidak hanya satu langkah melainkan terdengar paling tidak delapan orang yang berjalan bersama-sama.



Ji ya langsung di kegetkan oleh suara lantang seorang kasim di luar kediamannya, segera saja ji ya memasang tampang sedih dan memelasnya agar tidak ada yang curiga terhadapnya.



"Yang Mulia Raja Han Memasuki Ruangan!!"



Pintu terbuka menampakan seorang pria paruh baya dengan jubah kebesarannya yang sangat panjang, suara gemerisik pun terdengar dari  setiap langkah pria itu.



"salam yang mulia." ujar ji ya dengan pelan dan lebih nampak seperti orang yang tidak berdaya. Dengan sigap raja han memeluk ji ya dalan dekapannya, bahu ji ya bergetar dan seiring waktu isak tangisnya terdengar menyayat hati.




"tenanglah putriku ayahanda ada di sini jangan khawatir." tangan besar raja han mengelus lembut punggung ji ya berusaha menenangkannya.




Bukannya tenang ji ya malah semakin mengencangkan tangisannya sambil memeluk erat raja han seolah dirinya akan terpisah jika ia tidak berpegangan erat.
"ayahanda ji'er takut... Ji'er takut jika ada yang akan melukai ji'er seperti mereka melukai ibu selir.." cicit ji ya yang membuat raja han semakin iba dan kasihan pada putri satu-satunya itu.




"tenang ji'er selama ayahanda hidup, ayahanda akan selalu melindungi ji'er dan tak akan meninggalkan ji'er sendiri ayahanda janji." ji ya tidak menjawab namun ia hanya menganggukan kepalanya.



Setelah ji ya telah tenang, raja han pun akhirnya mengatakan maksud dan tujuannya datang kemari.




Sang raja datang untuk menemui ji ya karena ingin memberi tahu bahwa pernikahan ji ya dan kaisar xiao akan di laksanakan besok atas perintah kaisar xiao sendiri. Dan perintah itu tak dapat dilanggar dengan alasan apapun.




"tapi ayahanda kenapa begitu cepat.. Bahkan kita masih berduka atas kematian ibu selir, bukankah masyarakat akan menganggap kita tidak menghormati orang yang sudah mati?" alasan ji ya sambil menunjukan ekspresi sendunya seolah ia benar-benar kehilangan sosok selir shi.





"ayahanda pun berpikiran seperti itu, tapi apa daya kaisar xiao adalah orang yang sangat berpengaruh besar. Kita tak dapat menolak perintahnya apalagi ini adalah perintah kaisar xiao terdahulu." ji ya berdecih pelan, tidak akan mudah baginya untuk menghindari pernikahan ini, nampaknya ia harus extra berhati-hati dalam membuat rencana untuk menghadapi masalah begitu rumit ini.





"hmm apa boleh buat kita tak mungkin juga bisa menolak pernikahan ini, tapi ayahanda harap ji'er tidak akan melakukan hal yang menyakiti dirimu sendiri seperti beberapa hari yang lalu, ayahanda sangat takut jika harus kehilangan salah satu keluarga ayahanda lagi." kata raja dengan nada pelan, sang raja benar-benar takut jika harus kehilangan lagi, sudah cukup ia kehilangan dua istrinya dan seorang anaknya. Ia tak mau lagi jika harus kehilangan salah satu anaknya lagi, ia benar-benar tak sanggup jika itu benar-benar terjadi.




Tangan ji ya terulur, mengelus pelan lengan ayahnya. "hmm ji'er tidak akan melakukan hal yang merugikan ayahanda ji'er janji, jadi ayahanda tak perlu khawatir." raja han tersenyum hangat melihat anaknya yang kini sudah tumbuh dewasa dan dapat berpikir dengan matang, tidak gegabah seperti dahulu.




"baiklah ayahanda percaya pada ji'er dan ini sudah tengah malam akan lebih baik ji'er istirahat sebab besok adalah hari penting." raja han mengelus pucuk rambut ji ya dengan lembut membuat ji ya merasa tenang dan nyaman.





"baik, selamat malam ayahanda."



"selamat malam juga putri cantikku."


*****

Suasana kamar ji ya kembali tenang setelah raja han kembali ke kediamannya, sejak sang raja pergi ji ya bahkan tidak memiliki keinginan untuk tidur karena terlalu asyik memikirkan pernikahannya yang di adakan ke esokkan harinya.



"Xixi!"



Sang empunya nama segera datang, menghampiri si majikan yang memanggil namanya. "hamba tuan putri..." ujar xixi sambil menunduk.



"ada yang ingin aku katakan padamu, mendekatlah."




Dengan langkah pelan xixi mendekatkan dirinya kepada ji ya, majikannya itu membisikan sesuatu ditelinganya.


"........."



"Apa! Jangan lakukan hal itu tuan putri itu sangat berbahaya, hamba takut tuan putri akan berada dalam masalah." jerit xixi tidak terima dengan ide ji ya yang berasa menantang malaikat maut.




Ji ya hanya memutar matanya malas.
"jadi kau lebih senang, jika aku tertekan begitu? Sehabis para selir kaisar playboy berusaha menyingkirkanku?" xixi menggeleng keras, tidak mungkin ia menginginkan hal yang begitu buruk pada majikan yang sudah menyelamatkannya dari kelamnya kehidupan.



"kalau kau ingin aku hidup bahagia maka lakukan apa yang aku katakan sebelumnya."



"baik, tuan putri hamba akan berusaha sebaik mungkin." ujar xixi bersemangat.



"Bagus.. Ini baru xixi yang aku kenal semangat dan ceria." xixi tersipu malu mendengar pujian langsung dari ji ya. Di dalam hatinya xixi bersumpah akan selalu melindungi ji ya bahkan sampai tetesan darah terakhir sekalipun.


"Rencana darurat akan segera di laksanakan."

Bersambung.

Dipublikasikan: 2 april 2021

Maaf ya readers kalau spasi tulisan berdekatan semua, author juga bingung kok gak bisa di buat spasi yang agak jauh gitu yah author bingung mau perbaikinnya gimana secarakan author itu kurang tahu gimana caranya hehehe.

Dan soal kenapa author lama up karena author sedang membuat banyak chapter sampai tamat biar gak susah mikir lagi kalo otak lagi ngeblank.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya bye-bye.

Permaisuri LicikWhere stories live. Discover now