20. Otak Licik vs Otak Penakut.

5.6K 597 6
                                    

"Yu zhi!" suasana yang tadinya biasa saja langsung berubah suram dengan suara amat menyeramkan dari kaisar xiao.

Glek

"mampus" gumam ji ya saat menyadari semua tatapan tertuju padanya.

"Beraninya kau memukuliku!" ujar kaisar xiao dengan nada rendah. Namun, sangat cukup untuk membuat ji ya merasa takut.

"m-maaf aku mengira anda kesurupan yang mulia." cicit ji ya pelan. Wajah memelasnya langsung memadamkan amarah siapa saja yang melihatnya.

'imut' batin seseorang.

"baiklah aku memaafkannya, lain kali jangan melakukan hal yang di luar nalar lagi." ji ya hanya mengagguk pelan dengan wajah tertunduk.

'untung saja aku memiliki wajah yang mendukung, jadinya aku tak perlu di hukum hahahahaha' batin ji ya kesenangan.

Ya, sebenarnya ji ya tak benar-benar merasa bersalah dan semua itu hanya sandiwaranya saja. Ji ya sudah lama ingin memukul kaisar xiao tetapi tak pernah ada waktu yang pas dan kali ini dewi fortuna berpihak padanya.

Senyum penuh kemenangan terus terukir di bibir manisnya karena salah satu keinginannya terkabul.
'benjol gak tuh kepala?' batin ji ya sembari menatap kaisar xiao yang berada tak jauh darinya.

Brak

Tiba-tiba suara nyaring terdengar dari sebuah ruangan yang begitu gelap dan sangat mengerikan dalam sekali pandang. Ji ya memang bukan penakut tetapi ia tidak akan pernah mau jika di suruh masuk kesana karena apa?

Karena ji ya berprinsip.
"jika masih ada orang lain mengapa aku harus bertindak" jangan di tiru tetapi boleh di terapkan.

Mata kaisar xiao menyipit seolah mencoba melihat sesuatu dari balik kegelapan yang begitu pekat dari ruangan itu.

Ji ya tentu penasaran memangnya apa yang di lihat olehnya?
"yang mul-"

"Shtttt" perkataan ji ya terpotong dengan sebuah jari besar bertengger manis di bibirnya.

"pelankan suaramu yu zhi, mereka mengintai kita." bisik kaisar xiao di telinga ji ya yang sudah menegang di tempat. Sungguh ji ya menjadi tegang apa bila bersentuhan dengan pria terlebih lagi bersentuhan di area sensitifnya seperti telinga.

Tetapi ji ya berusaha menenangkan diri. Pikirannya kembali melayang saat menyadari perkataan kaisar xiao sebelumnya. Memangnya siapa yang mengintai mereka? Apakah hantu dan makhluk tak kasat mata lainnya?

Pikiran ji ya penuh pertanyaan. Namun, dia enggan bertanya. Matanya memindai sekitar dan melihat semua bawahan kaisar xiao memasang sikap siaga dan waspada seolah ada bahaya yang mengintai mereka. Tapi apa?

Tingggg

Ji ya tersentak kaget saat mendengar suara benturan antara besi yang terdengar begitu nyaring dan memekakan telinga.

Dan seusai suara benturan itu. Mereka tak lagi sendiri.

Di hadapan mereka berdiri puluhan orang berpakaian serba hitam layaknya seorang ninja. Masing-masing dari mereka menodongkan pedang ke arah bawahan kaisar xiao yang juga sudah bersiaga dengan menodongkan senjata mereka.

Bahkan ji ya pun tak luput dari penodongan itu. Tapi sepertinya orang itu salah memilih lawan.

"mau apa kalian datang kemari?!" tanya seorang salah satu dari orang-orang berpakaian hitam itu.

"ih, kepo" sinis ji ya sembari memainkan ujung pedang yang bertengger manis di lehernya seolah siap menebasnya kapan saja.

"jawab dengan benar!" teriak orang yang menodong ji ya.

Permaisuri LicikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang