"Dingin gilaa, berapa derajat sih?" Eunseo menggerutu. Jaketnya tak mampu menahan laju angin yang teramat dingin malam ini"Kenapa neng? Dingin?"
Minhyuk meletakan kayu bakar didekat dinding pohon, ia menepuk-nepuk tangannya yang berdebu
"Iya aa, berapa derajat si ini?"
Minhyuk mengintip hapenya sekilas buat memastikan sudah turun berapa suhu sekarang
"enam belas neng"
Eunseo terbelalak kaget "Aslian? pantes dingin banget ini, gila sih"
"Yaiya, lagian udah jam berapa coba ini?"
"jam berapa emang?"
"dua"
Eunseo lagi-lagi terkejut membuat Minhyuk tertawa melihat mata gadis didepannya ini membola lebar
"Ngapain aja si kita sampe ga kerasa udah subuh gini" keluhnya sambil mengusap lengannya yang merinding kedinginan
"Ya kan ngesurprisein luda kan? Pikun kamu mah!"
"Hih, ya tau aku juga itu mah. Ah yaudahla, ngomong sama aa tuh buat aku emosi terus"
Minhyuk lagi-lagi tertawa, ia berbalik membelakangi Eunseo, lalu berjalan menjauh. Dari arah jalannya seperti menuju rumah campingnya, benar saja. Eunseo menghela nafas, lagi-lagi ia sendiri. Yang lain sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jooheon Exy sudah dipastikan memilih tempat untuk berdua, menjauh dari yang lain. Dan juga pasangan yang baru saja mengumumkan hubungan mereka kini tengah duduk berdua, tak jauh dari gerbang blok glamping mereka, iya Changkyun Luda sepertinya sedang berbicara dari hati-hati. Terlihat dari ekspresi keduanya yang terlewat serius. Sesekali Changkyun meraih tangan Luda, mengusapnya pelan
"Heh melamun aja, pamali dihutan!'
Eunseo merasakan dahan pohon tempatnya mendudukan dirinya bergerak, sudah ada Minhyuk duduk disebelahnya, baju putihnya yang tadi berdebu, kini sudah berubah warna menjadi biru gelap.
"Neng, aa mau nyanyi nih. Mau request gak?"
Eunseo mengerutkan keningnya bingung, tiba-tiba aja?
"bentar deh"
Minhyuk kembali bangkit, ia berjalan menuju api unggun yang dikelilingi teman-temannya disana. Rose menjerit kesal saat Minhyuk menarik paksa gitar yang sedang ia pangku.
Minhyuk kembali berjalan kearahnya sambil menenteng gitar dengan cengiran
"Dapet neng hehe"
Eunseo terkekeh saat teman-temannya kini berseru meneriaki Minhyuk dengan kesal, berakhir dilempari Kihyun dengan kayu bakar karena berisik
Jreeng
Eunseo kembali menatap Minhyuk yang sedang mencocok-cocokan nada, setelahnya ia mulai memetik senar gitar menimbulkan melodi-melodi ringan
"Dengerin yaa, pengen nyanyi. Kalau jelek jangan diketawain"
Eunseo udah pengen ketawa aja, tapi ditahan dan mengangguk
"To be young and in love in New York City
To not know who I am but still know that I'm good long as you're here with me
To be drunk and in love in New York City
Midnight into morning coffee
Burning through the hours talkingDamn, I like me better when I'm with you
I like me better when I'm with you
I knew from the first time, I'd stay for a long time 'cause
I like me better when
I like me better when I'm with you
........Stay awhile, stay awhile
Stay here with me
Stay awhile, stay awhile, oh
Stay awhile, stay awhile
Stay here with me
Lay here with me, ayy-ayy, ayy-ayy, ohI like me better when I'm with you (yes, I do, yes, I do, babe)
I like me better when I'm with you (ooh, no)
I knew from the first time, I'd stay for a long time 'cause
I like me better when
I like me better when I'm with youBetter when, I like me better when I'm with you"
(I like me better - Lauv)
Minhyuk mengacak-ngacak rambutnya yang masih basah, lalu menoleh kesebelah kirinya membuatnya mengulum senyum, Eunseo tengah menatapnya, tanpa berkedip
"Neng, dibilangin jangan melamun juga. Tau kok da Minhyuk mah emang ganteng, tapi gausah diliatin gini dong. Ga akan kabur akunya juga"
Eunseo mengerjap saat Minhyuk mencolek hidungnya. Ia mendelik, lalu memukul lengan Minhyuk sekilas. Ia mengalihkan pandangannya, tak mau Minhyuk melihat wajahnya yang mungkin kini sudah memerah
"Neng, kok merah itu mukanya? Sakit? "
Sialan, kok keliatan. Perasaan ini udah gelap banget disitu
"Engga aa, kan dingin. Makanya begitu"
"Wah iya? Baru tau aku kalau dingin buat muka orang merah. Mana sini coba aku liat mukanya"
Minhyuk menangkup kedua pipi Eunseo, mengarahkan gadis itu untuk menatapnya
"Iya ya bener merah neng, dingin juga. Aduh cupcup kasian. Ini diginiin, masih dingin gak?"
Minhyuk mengusap-ngusapkan tangannya yang sudah ia tiup di pipi gadis itu. Di usapnya pelan pipi Eunseo, mencoba sedikit memberi kehangatan
Eunseo menjerit dalam hati. Kalau aja Minhyuk tau ini bukan sekedar hangat. Tak merasa dingin lagi, yang ada sekarang ia merasa gerah. Wajahnya pun seperti memanas, ga tau lagi udah berubah warna seperti apa
"Engga da, udah anget aa. Makasih ya" Eunseo menurunkan tangan Minhyuk, dan kembali mengalihkan pandangannya ke sembarangan arah, kemana aja. Asal jangan ke arah Minhyuk yang kini sudah melebarkan senyumnya
Angin lagi-lagi berhembus, seketika membuat Eunseo kembali bergidik kedinginan. Tangannya bergerak sendiri mengusap-usap lengan dan lehernya
"Neng"
"Hmm"
"Neng"
"Iya?"
"Eunseo?"
"Iya a'a apa?"
"Sayang"
"Iya––Eh..eh apaa?"
Minhyuk terkekeh melihat Eunseo yang kini gelagapan
"Ga keliatan emang?"
"Ha? Apa yang ga keliatan?"
"Minhyuk suka sama kamu, itu ga keliatan sama kamu? Atau kamu yang memang pura-pura gamau tau?"
Eunseo tersentak, aliran darahnya seketika mengalir deras, membuat kepalanya pusing seketika
"Maksudnya gimana aa? Aku ga ngerti"
Minhyuk menghela nafas, ia meletakan kedua sikunya diatas lutut, menopang kepalanya yang kini ia arahkan menatap Eunseo
"Aku tau, kamu sebenernya tau. Aku tau kamu takut, aku tau Rose sama Seola udah peringatin kamu untuk ngejauhin Minhyuk kan? Iya, mereka juga ngelakuin hal yang sama ke Minhyuk. Mereka nyuruh aku buat ga main-main sama kamu. Dan itu yang terjadi sekarang. Minhyuk suka sama kamu, dan itu ga main-main Eunseo. Minhyuk suka, eh engga. Minhyuk sayang sama kamu, Eunseo"

YOU ARE READING
In; The Circle || Monsta X
Fanfiction"Jujur Circle udah jadi rumah kedua gue buat pulang. Percaya ga percaya kita ada disini itu udah kaya benang yang diikat mati, mau kita pergi dari masalah-masalah yang lalu, pasti baliknya kesini lagi" _____________________ "...gabisa. lo masih sama...