"Hey hey liat siapa yang dateng" seru Eunseo kepada Aira di gendongannya. Bona yang sedang asik memperhatikan keduanya menoleh, ada Kihyun yang baru datang
Kihyun menyimpan parcel buah diatas nakas sebelah ranjang Bona, lalu menyapa Aira yang sedang asik disuapkan bubur oleh Eunseo
"Ah lo mah bang, jadinya kan berontak anaknya" Eunseo menggerutu sambil menyerahkan Aira ke gendongan Kihyun. Kihyun menerimanya sambil terkekeh
"Asik sate, mau dong bang Ki"
"Iya ambil aja, tadi Minhyuk yang pesen buat lo"
Eunseo sumeringah, akhirnya bisa makan juga. Dari pagi ia belum makan, baru sampai kekamar Bona. Jooheon langsung menyerahkan Aira kepadanya, lalu pergi gitu aja dengan Hyungwon sambil tertawa
"Kelaperan banget apa gimana itu anak?" ceplos Kihyun pelan melihat Eunseo menyendokan makanannya dengan semangat
Bona terkekeh, membuat Kihyun yang berdiri disampingnya sambil menggendong Aira menoleh
"Jooheon ninggalin Aira dari pagi, sampe sekarang belum balik-balik. Jadi belum bisa makan dia" adu Bona, membuat Kihyun membulatkan mulutnya. Pantas saja
Kihyun beralih menarik satu kursi, dibawanya ke sebelah ranjang Bona, mendudukan dirinya dan Aira disana. Sebelah tangan Kihyun mengusap kening Bona pelan, merasakan kulit halus milik temannya tersebut
"Apa yang kerasa sekarang?"
"Ga ada, baik-baik aja"
"Bukannya kemarin kata Exy lo pusing banget sampe hampir pingsan?"
"Hm? Iya kemarin memang pusing banget. Cuma kadang-kadang aja kerasanya, kalau engga ya sehat gini. Kalau pusing, ya pusing banget"
"Kok bisa gitu? Emang lo kenapa?"
"Gatau juga, efek kurang darah mungkin ya?"
"kurang darah?"
Bona ngangguk, "Iya, kata dokter darah gue banyak kebuang kemarin. Stok darah di sini lagi kurang, jadi masih sambil nunggu juga"
"Jenis darah lo apa?"
"B"
Kihyun menghela, darahnya o, sudah dipastikan ia tidak bisa mendonorkan darahnya. Ia berfikir kira-kira siapa lagi temannya yang memiliki jenis darah yang sama dengan Bona. Sampai satu memory melintas diotaknya, dimana dulu Jooheon kecelakaan dan kekurangan banyak darah, dan saat itu Luda dan Bona lah yang membantu mendonorkan darahnya. Ah, Jooheon
"Bon, udah nanya Jooheon belum? Lo pernah donorin darah buat dia kan?"
Bona ngangguk, "Udah tapi gabisa, dia ada riwayat penyakit jadi gabisa donor"
"Luda? Samakan?"
"Iya sama, kemaren juga udah pada mikir gitu. Sebelum donor di cek dulu. Udahnya malah ga diizinin dokter, tekanan darah dia rendah, dianya lemes banget. Malah sama dokter jadinya dikasi obat gitu, gatau apa"
Kihyun menghela nafas, "Yaudah tar gue coba cariin yang bisa ya. Sekalian gue tanya Hyungwon Wonho, siapa tau ada stok darah dirumah sakit tempat mereka magang waktu itu"
Bona mengangguk setuju. Setelahnya Kihyun sibuk dengan hapenya mencoba menghubungi teman-temannya. Bona mengajak main Aira yang memegang ujung telunjuknya. Sedangkan Eunseo sudah tertidur nyenyak di sofa dekat jendela
"Bon"
"Hm?"
"Sekarang apa yang kerasa?"
Bona menatap Kihyun heran. Perasaan belum sepuluh menit dia nanya hal yang sama. Kihyun yang menyadari tatapan bingung Bona terkekeh
"Perasaan lo baru aja nanya gitu deh Ki? Lo pikun apa gimana?"
Kihyun lalu tertawa dibuatnya. Aira digendongannya pun ikut tertawa membuat Bona mengulum senyumnya. Lucu banget si anaknya Jooheon ini
"Maksud gue, perasaan lo gimana? Apa yang lo rasain setelah apa yang udah-udah?"
Bona tersentak, benar kata Jennie pasti ada saatnya Kihyun menanyakan hal ini, sedangkah Bona sama sekali tidak siap. Maka dari itu Bona tak ingin ditinggal sendiri didalam kamarnya, tak ingin ngobrol membahas yang lalu-lalu bersama Kihyun seperti saat ini. Dalam hatinya Bona mengumpat wajah damai Eunseo yang benar-benar sudah terlelap dengan earphone di telinganya
"Bon"
"Bona" Kihyun menepuk-nepuk pelan lengan Bona, saat gadis itu tak menjawabnya dan menatap Eunseo dengan tatapan menerawang. Ia menghela nafasnya melihat Bona yang tersentak
"Eh maaf maaf Ki, gimana?"
Kihyun menggeleng, "Engga, ga jadi. Lo kenapa? Pusing lagi?"
Reflek Bona mengangguk, tanpa memikirkan efeknya di Kihyun yang terbelalak kaget, dan dengan segeta ingin bergegas memanggil dokter. Sebelum pria itu beranjak, Bona menarik tangan Kihyun membuat pria itu menyentak tangannya. Bukannya marah Bona meledakan tawanya, tangannya memegang perutnya yang sakit karena ia tertawa kuat, bahkan air matanya menetes diujung mata. Kihyun yang masih berdiri dengan Aira yang tertidur digendongannya, menoleh heran. Ia beralih menidurkan Aira disofa yang sudah Eunseo susun untuk tidurnya Aira.
Setelah memastikan Aira nyaman dalam tidurnya, Kihyun beranjak. Ia menghampiri Bona yang masih tertawa. Ditariknya hidung Bona sampai gadis itu meringis
"Bagus banget ngerjain gue ya!"
Bona mendorong tangan Kihyun yang mencubit-cubiti pipi hidung juga dagunya dengan gemas, lalu kembali tertawa
"Lo tau gue hampir jantungan denger lo pusing begitu! Coba kalau lo kenapa-napa, pasti nyesel banget gue Bona! Hih gemes banget gue, ga ngerti lagi!"
Kihyun mendudukan dirinya dikursi, menundukan kepalanya di lipatan tangan yang ia simpan di ujung tempat tidur Bona. Gadis itu akhirnya mencoba meredakan tawanya, walau sesekali masih terkekeh membuat Kihyun mengumpat kesal.
"Maaf atuh ya maaf"
Tangan Bona bergerak menyentuh ujung rambut Kihyun, diusapnya pelan kepalanya, lalu terdengar Kihyun yang menguap membuatnya lagi-lagi terkekeh
"Udah, tidur sok tidur dulu"
Kihyun yang seakan termantra dengan usapan halus dikepalanya baru saja hampir melelapkan dirinya, sampai teringat sesuatu ia menegakan badannya. Diambilnya tangan Bona dari kepalanya dan digenggam dengan dua tangannya
"Gue minta maaf"
Bona tersenyum, lalu menggeleng. Ia membalas genggaman tangan Kihyun
"Gue tau, pasti banyak banget yang mau lo bicarain. Dan gue juga banyak banget yang mau gue denger dari lo. Tapi gue gasiap sekarang, gue masih takut untuk flashback ke cerita yang lalu-lalu. Jujur gue takut Ki, gue hampir aja mati kalau kalian ga nyusul gue. Untung gue masih bisa disini. Jadi untuk sekarang, jalanin apa yang ada dulu ya. Jangan dibahas yang kemarin. Pelan-pelan aja"
Suara tangisan Aira membuat kedua orang tersebut tersentak, dan reflek melepaskan genggaman tangan masing-masing. Kihyun Bona tak kuasa menahan tawa mereka. Setelah Kihyun mengambil aira untuk digendong, dan disimpan dipelukan Bona atas kemauan gadis itu, Aira kembali tertidur dalam usapan tangan Bona, membuat keduanya mengulum senyum melihat wajah damai tidur Aira

YOU ARE READING
In; The Circle || Monsta X
Fanfiction"Jujur Circle udah jadi rumah kedua gue buat pulang. Percaya ga percaya kita ada disini itu udah kaya benang yang diikat mati, mau kita pergi dari masalah-masalah yang lalu, pasti baliknya kesini lagi" _____________________ "...gabisa. lo masih sama...