I; TC 42

124 22 0
                                        

 
"Heh Chang, gue mau nanya"

Changkyun yang habis mengantarkan pesanan ke meja nomer lima, membelokan kakinya menuju kasir, dimana Wonho sedang memberikan kembalian kepada satu pelanggan disana

Wonho mengangguk sambil membalas senyuman yang diberikan pelanggannya yang adalah anak sekolah yang masih menggunakan rok berwarna biru dongker

"Heh, gue aduin teh Seola ni lo genit ke anak esempe!"

Wonho mendelik, ya kali. Masa iya mau dikata pedofil

"Gue mau nanya Chang"

Giliran Changkyun yang memutarkan bola matanya malas "Ya kan lo bilang mau nanya, makanya gue kesini"

Wonho terkekeh, iyaya

"Mau nanya apa?"

"Hyungwon punya adek?"

"Ha? Gue kan adeknya!"

"Yeu! Lo kan adek sepupunya, maksud gue adek kandung gitu, cewe!"

"Lo yang bego, bukannya ngomong"

"Ya kan gue ngomong, lo duluan yang motong!"

Changkyun mendecakan lidahnya. Padahal tadi Wonho sendiri yang menggantungkan omongannya sendiri membuat Changkyun membalasnya

"Ga ada, dia tunggal. Makanya tinggal bareng gue!"

Wonho berfikir kembali. Hyungwon anak tunggal, berarti adek yang mana?

"Kalo adek sepupu?"

Changkyun menggeleng "Kita ga ada sepupu cewe dibawah gue"

Wonho tersentak! Tuhkan! Jangan-jangan Hyungwon menghamili anak orang makanya malam itu dia frustasi, bahkan dia mengajak Wonho ke salah satu lab, hanya untuk kembali menanyakan kebenaran isi surat yang waktu itu ia baca

"Tapi kalau diatas Hyungwon, ada dua. Dua-duanya dah nikah, dah punya anak"

Eh? Apa jangan-jangan anak nya kakanya Hyungwon ya?
Changkyun yang melihat temannya melamun, menggoncangkan tubuh Wonho membuatnya kaget. Setelahnya Wonho ceritakan lah, tentang Hyungwon yang menghamprinya untuk memastikan surat-surat tersebut

"Kayanya ia deh dia ngamilin anak orang!" bisik Changkyun. Soalnya diingat-ingat anak-anak sepupunya sudah beranjak abg, yang paling kecil bahkan sudah berumur lima tahun. Lalu yang anehnya lagi, Changkyun mememikirkan kehidupan kakak-kakak perempuan dengan anak dan suaminya berjalan baik, tak ada yang mencurigakan

"Gue juga mikir gitu Kyun"

"Yaudah tar gue coba selidikin cewe yang lagi dekat sama dia"

Obrolan keduanya terputus saat Rose Seola juga Luda masuk kedalam Cafe, sepertinya ketiga perempuan ini baru saja pulang dari kampus.

Luda menyimpan tasnya di loker khusus anak Circle, mengambil salah satu apron, dan memakainya sambil berjalan menghampiri Wonho dan Changkyung

"Aa Won, dipanggil teteh didapur. Biar gue yang gantiin di sini"

Wonho tersenyum sumeringah, ia menepuk-nepuk pucuk kepala Luda "Makasih adek kecilnya aa Wonho. Tau aja gue pengen ngapel Seola, hehe. Dah pasangan bungsu"

Wonho beranjak kedapur, meninggalkan Luda yang mengecek mesin uang, lalu mengecek laporan keuangan yang dibuat Wonho hari ini. Sedangkan Changkyun hanya memperhatikan gadisnya dalam diam, ditelitinya Luda dari atas sampai bawah. Gadisnya ceria seperti biasa, wajah cantiknya, ditambah pipi gadis itu yang sepertinya lebih berisi dari terakhir kali Changkyun lihat.

You'll also like

          

Changkyun menggeleng, kapan terakhir kali ia menikmati waktu berdua sama gadisnya ini. Ia tersenyum miris, masalah apa yang menimpa keduanya kini sehingga mereka memilih opsi menjadi seperti tak saling kenal seperti ini. Bahkan tanpa diketahui yang lain keduanya berjalan menjauh saat teman-temannya fokus pada masalah Bona Kihyun dan Exy Jooheon, tanpa sadar dua pasang ini juga tersinggung masalah yang membuat Changkyun mengusapkan wajahnya frustasi

"Capek Kyun? Istirahat aja. Gue jaga disini, masih ada waktu nunggu maleman"

Changkyun tersentak mendengar suara Luda yang kelewat dingin, tak lembut seperti biasanya

"Lo baru balik kelas?"

Tanpa menoleh Luda ngangguk, mengabaikan Changkyun untuk melayani pelanggan didepannya

"Kok kesini?"

"Gapapa, pengen aja"

"Kenapa? Bosen dirumah rame keluarga calonya abang?"

Luda menoleh sekilas, lalu ngangguk "Iya"

Changkyun menghela nafasnya, masih memperhatikan Luda yang masih asik menyapa beberapa pengunjung cafe tak lupa dengan senyum masih menghiasi wajahnya

"Kenapa ga dirumah aja? Kan bisa diem dikamar? Jangan kecapean Lud, ingat kamu sekarang gabisa kerja yang berat-berat!. Atau kamu sekarang kerumah aku aja yuk, biar aku izin sama bang Wonho"

Luda menoleh tak suka melihat Changkyun menatapnya penuh kasian, dimatanya. Ia tak selemah yang Changkyun fikir. Ia hanya lelah mendengar keberisikan dirumahnya kini, belum lagi Jooheon yang akan kabur kekamarnya saat abangnya lelah ditanya ini dan itu oleh keluarganya. Jadi saat ini Luda memilih datang ke cafe, membiarkan abangnya bersembunyi didalam kamarnya, walaupun boleh dibilang sekarang badannya sudah lelah, benar kata Changkyun dia bahkan sudah mual mencium aroma di cafe ini.

"Gausah lebay ya Kyun, gue cuma gamau pulang aja, udah ya"

"Terus lo diem disini sampe malam, dengan ngebuat gue ngeliat lo dijemput Jaebum lagi disini? Gitu?"

Luda yang baru hendak berbalik kemeja kasir, tersentak. Ia kembali menatap Changkyun tak suka

"Kok lo ngomong gitu!"

Changkyun mendecih "Ya kan emang gitu. Lo diam disini, dengan alesan yang sama. Padahal lo gamau aja Jooheon ngeliat lo dijemput Jaebum kan? Terus dengan egoisnya lo ngebiarin cowo lo diam aja ngeliat cewenya dijemput cowo lain, gitukan mau lo?"

Luda menggeleng tak percaya dengan apa yang diucapkan Changkyun "Kok lo bisa mikir kaya gitu? Lo tau sendiri kan Jaebum cuma minta bantuan gue gimana cara baikan dengan Seulgi, lo juga tau Seulgi lagi depresi berat akibat masalah dia terakhir sama bang Hyungwon, lo juga tau kemarin dia udah minta maaf sama kejadian lalu, dan lo ngeliat sendiri bang Joo juga udah maafin dia!"

Luda menghembuskan nafasnya kasar, masih menatap Changkyun tajam "Hebat banget lo bisa ngomong gitu ya Kyun, padahal gue tau aja lo selama ini lari ke rumah Bona. Tengah malam aja lo masih nyempatin nganter buku, dan pulang jam berapa lo dari sana, subuh? Cowo mana yang pulang dari rumah cewe lain sampe subuh begitu Kyun!"

Luda tertawa keras melihat perubahan muka Changkyun yang mendadak kaku, pria itu tersentak saat ia menyinggung nama teman mereka itu

"Kenapa Kyun, kaget? Hebat ya gue bisa tau sampai se detail itu!"

Changkyun menggeleng, "Lo salah paham da, itu ga seperti yang lo fikirin. Gue cuma bantuin Bona ngerjain tugasnya yang keteteran waktu dirumah sakit, bahkan Jennie juga tau kok. Kita vidcall, dia masih dijakarta juga waktu itu"

"Oh gitu? Bantuin doang? Bener nih? Kok Jennie tau tapi gue gatau Kyun!"

Changkyun tersentak lagi, Luda benar-benar salah paham. Dan dipojokan seperti ini tiba-tiba membuatnya marah

"Kok lo jadi mojokin gue Lud? Lo salah paham! Bona, kan temen lo. Jennie karena memang dia yang tau tugas kita berdua. Gue ga ngabarin lo, lo sendiri yang minta kita buat ngejauh dulu kan? Terus kok lo jadi ga percaya gini sama gue"

"Loh apa bedanya sama lo Kyun? Sejak kapan lo jadi curigaan juga sama gue? Jadi mojokin gue? Atau lo emang lagi cari-cari masalah buat nyari topik lain biar tar kalau lo mutusin gue, lo punya alasan? Iya kan Kyun! Dasar brengsek! Bangsat!"

Changkyun terhenyak mendengar umpatan kasar yang gadisnya utarakan kepadanya, terlebih dengan airmata yang kini mengalir dari pipinya

Belum sempat ia meraih tangan Luda, sudah ada Rose yang kini menatapnya tajam. Changkyun menyesal, sepertinya ia memang kelewatan dalam mengungkapkan kecemburuannya yang membutakannya ditengah keadaan keduanya kini telebih dengan kondisi Luda yang tak sehat akhir ini. Rose meraih tangan Luda membawanya menjauh. Wonho yang juga sebenarnya memperhatikan dari dapur dengan Seola, menghampiri dan menepuk punggung Changkyun

"Kalau ada masalah, omongin dengan baik-baik. Jangan membawa nama orang lain ditengah kecemburuan kalian. Gue gatau hubungan kalian ternyata lagi ga baik. Gue juga gatau kalian lagi ada masalah apa-apa, tapi gue saranin selesain baik-baik. Lurusin secepatnya, jangan jadikan masalah teman-teman kita yang lalu-lalu membuat kalian ga bisa saling percaya satu sama lain"


In; The Circle || Monsta XWhere stories live. Discover now