Sabar

145 57 672
                                    

Kalau ada typo tag yang cantik!

Udah vote nggak nih? Kalau udah cus komen di tiap paragraf di tunggu!

Jangan lupa vote,comen dan share ke teman-teman klean agar semuanya ikutan bucen wkwkkw.

Happy Reading 🖤

Sedari tadi Tasya dan Rany berbincang-bincang begitu banyak yang mereka bahas sampai tak menyadari kalau mereka sudah menghabiskan beberapa jam bercerita.

Padahal keduanya baru bertemu hari ini. Tapi seakan sudah saling mengenal sejak lama. Rany begitu nyaman bercerita dengan Tasya begitu juga Tasya nyaman mengobrol dengan Rany. Keduanya terlihat sangat nyambung walaupun berbeda usia. Tapi perbedaan usia bukanlah hal yang menghalangi mereka.

Tapi semua wanita seperti itu ketika bercerita pasti tak pernah di ragukan lagi.

Ketika mengobrol wanita bisa menghabiskan berjam-jam tanpa ada rasa bosan pasti ada saja pembahasan yang menarik ketika bertemu. Lebih tepatnya bergosip.

"Terus, kalau Bunda sendiri bagaimana?" tanya Tasya memandang serius ke arah Rany.

Rany mengalihkan pandangannya ke arah Tasya.

"Pandangan Bunda tentang Randy?" tanya Rany memperjelas membuat Tasya mengangguk.

Rany menghela napasnya tangan meraih bingkai foto yang ada di atas nakas. Wanita itu memandang foto yang ada di tangannya. Di dalam foto itu ada dirinya, suaminya dan juga Randy kecil. Sewaktu itu Randa di masih berada di dalam kandungan.

Foto itu di ambil ketika suaminya Pak Pohan sedang naik jabatan menjadi perwira. Moment itu masih membekas di dalam ingatannya tak akan pernah terlupakan.

Rany tersenyum hangat sembari mengelus lembut foto itu.

"Dia anak yang penurut." ucap Rany memandang foto Randy kecil sedang berpakaian polisi.

"Apalagi ketika Bunda menyuruhnya memakai masker." lanjut Rany semakin tersenyum membayangkan bagaimana penurutnya Randy saat di suruh memakai masker.

Tak pernah sekalipun Randy membantahnya walaupun terkadang pria itu kesal. Tapi, tetap saja menuruti perintah Bundanya.

Dari raut wajah Rany, Tasya dapat melihat jelas kalau sosok Randy di mata Bundanya begitu penurut berbeda ketika bersamanya atau bersama orang lain selalu membantah.

Tasya tersenyum membayangkan sosok Randy menjadi penurut kepadanya rasanya Tasya akan menjadi perempuan yang paling beruntung. Ah, tapi tak mudah untuk membuat pria itu menjadi penurut. Terkecuali di paksa itupun juga kalau Randy mau.

Tak jadi masalah selama hati pria itu tak berubah untuk selalu menyukai biarkan saja Randy tak menurutinya. Tapi seiring berjalannya waktu Randy pasti akan berubah menjadi pria paling penurut. Liat saja nanti Tasya meyakini itu.

"Bunda sangat suka menggodanya."

Lamunan Tasya buyar oleh ucapan Rany ia melihat wanita itu menyimpan kembali frame fotonya di nakas. Pandangannya teralihkan ke arah Tasya.

"Randy itu persis seperti Ayahnya dingin di luar tapi, lembut di dalam." sambung Rany lagi membayangkan bagaimana perlakuan Randy yang sangat persis dengan sosok Pak Pohan kadang kalah dingin, kadang juga cuek tak tahu apa maunya.

Walaupun begitu Rany sebagai sosok Ibu sangat mengerti bagaimana sikap anak sulungnya itu. Tapi, ketika Rany ataupun Randa sakit pria itu akan menjadi orang paling posesif di dunia ini.

Begitu sangat perhatian. Kadang kalah membuat Rany selalu ingin berpura-pura sakit untuk mendapat perhatian lebih dari Randy.

"Tapi hati-hati! Dia bisa berubah jadi pria romantis buat hati cewek-cewek berdebar." bisik Rany terkekeh.

Happy To Love You (Segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang