Ke mana Randy?

51 14 0
                                    

Kalau ada typo tag ya cantik!

Btw, cuma mau bilang novel ini udah mau end ya🤗 maybe dua part lagi yak.

Happy Reading 🖤

Matahari telah masuk ke dalam sela-sela jendela. Seorang gadis masih bergelut dengan selimutnya.  Gadis itu baru saja melakukan perjalanan udara dari Amerika ke Indonesia, sehingga hal itu membuat tubuhnya lelah.

Suara jam menyadarkannya, perlahan kelopak mata indahnya terbuka. Ia merenggangkan otot badannya yang terasa kaku karena kelamaan duduk di atas pesawat.

Matanya memandangi langit-langit kamar, seutas senyum terpancar di wajahnya, membuat aura cantiknya terpancar.

Baru beberapa hari meninggalkan kamar ini, gadis itu sudah sangat rindu, apalagi ketika ia benar-benar pindah. Mungkin, ia akan setiap hari menangis karena rindu. Terkesan lebay. Tapi, memang begitu.

"Kamar yang nyaman." gumamnya semakin memeluk bantal guling.

Suara deringan handphone, membuatnya buru-buru bangun dari tidurnya, tangan kanannya bergerak mengambil benda pipih itu. Nama Rasya tertera di layar handpone. Hanya satu kali gesekan telponnya tersambung.

"Halo, Rasya."

"Bucin, lo di mana?"

"Tasya, udah ada di rumah."

"Kenapa? Rasya, udah ke rumah Randy?"

Terdengar pria itu menghela nafas berat.

"Kemarin, gue udah ke sana. Tapi, rumah Randy kosong... nggak ada orang."

Rumah Randy kosong? Ia kaget, kemana sebenernya Randy pergi? Ia menggigit bibirnya, pikirannya semakin berputar kemana-mana.

"Bucin, lo, nggak papa kan?"

Tasya tersentak kaget, gadis itu lalu menghela nafas.

"B-beneran, Randy nggak ada di... rumahnya?" tanyanya kembali memastikan.

"Iya, rumah Randy kosong. Tapi, anehnya....semua mobilnya ada, yang nggak ada itu... motor Vespa, Randy."

Tasya mengerutkan keningnya.

"Sepertinya, Randy dan keluarga lagi keluar kota." sambung Rasya lagi.

Keluar kota? Kalau memang iya, kenapa Randy tak memberitahunya?  Apa mungkin, ada yang di sembunyikan pria itu darinya? Pikirnya semakin bertanya-tanya.

Merasa gadis itu hanya diam, Rasya kembali mengeluarkan suara.

"Bucin, lo, tenang aja! Paling, Randy ada acara keluarga.... besok pasti udah pulang. " hiburnya.

Hati dan pikirannya semakin gunda, ia tak dapat berpikir jernih.

"Kalau ke sekolah, bawaain ole-ole gue, sih patung Liberti, ya, hehehe!"

Ia tak menjawab dan langsung mematikan sambungan telponnya.
Perasaannya semakin resah. Memikirkan kemana pria itu.

Sudah tujuh hari tak ada kabar. Di tambah lagi fakta baru, bahwa Randy tak ada di kediamannya. Dadanya terasa sesak, matanya mulai berkaca-kaca.

"Randy, kemana?"

***
Tasya memarkirkan motornya di depan rumah Randy, ia melepaskan helmnya, lalu berjalan ke arah gerbang yang menjulang tinggi.

Ia sengaja kesini, hanya ingin memastikan. Apa benar, pemilik rumah itu memang tidak ada.

Melihat pagarnya yang di gembok dengan rapi, membuat Tasya semakin yakin, Randy tak ada di kediamannya.

Happy To Love You (Segera terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora