Maaf

125 59 917
                                    

Kalau ada typo tag yang cantik!

Udah vote nggak? Kalau udah, cus lanjut komen di setiap paragraf aku tunggu notifnya!

Happy Reading 🖤

Randy menuruni tangga. Pria itu sudah mengganti seragam sekolahnya dengan jas hitam yang begitu cocok di badannya. Randy semakin berjalan ke ruang keluarga dengan sedikit memperbaiki dasinya.

Rany menyadari kedatangan Randy tersenyum memandang putra bungsunya begitu tampan.

"Ganteng sekali anak Bunda." puji Rany menghampiri Randy kemudian mengelus lembut bahu putranya.

Tasya yang sedari tadi menunduk kesal mengangkat kepalanya memandang Randy. Melihat penampilan Randy yang tak biasa membuat Tasya melongo dengan bibir sedikit terbuka.

Begitu tampan sekali pria itu, sangat cocok dengan baju yang ia kenakan.

Seketika rasa kesal Tasya berubah menjadi rasa girang. Tasya menggigit bibirnya bawahnya melihat Randy tengah membalas menatapnya. Pria itu tersenyum lembut membuat Tasya tersipu malu.

Randy semakin memandangnya lekat. Tasya yang ditatap tak kuat menundukan kepalanya. Randy berjalan mendekatinya.

Tasya kembali mengangkat kepalanya dimana Randy semakin berjalan ke arahnya. Pria itu tersenyum sangat manis. Jantungnya seakan mau copot menerima tatapan lembut dari pria itu.

Tasya tak kuat. perlahan menutup matanya lalu kembali membuka ternyata pria itu sudah ada di depannya dengan bibir yang di majukan bersiap mencium. Tasya tersenyum malu.

Dengan mata kembali tertutup Tasya memajukan bibirnya seperti apa yang di lakukan Randy. Gadis itu bersiap menerima ciuman. Tasya merasakan Randy semakin dekat dan sangat dekat hanya beberapa centil saja bibir mereka akan bertemu tapi ternyata...

"Kakcant."

"Kakcant."

"Hey kakcant."

Bahunya Tasya di goncang begitu kuat ia tersentak kaget dengan cepat membuka kelopak matanya mendapati Randa yang tengah berdiri sambil menyedorkan segelas air putih.

Tasya menggaruk lehernya yang tak gatal. Sangat memalukan, ternyata hanya bayangannya saja dimana Randy ingin menciumnya. Tasya menyentuh pipinya yang sudah sangat merona.

Bisa-bisanya membayangkan sesuatu yang begitu mesum. Ini semua karena efek ketampanan Randy yang sangat berpengaruh membuat pikirannya berkelana ke mana-mana.

Untung hanya Randa yang melihat adengan itu. Kalau saja Randy atau Rany yang melihatnya betapa malunya dia. Karung mana karung Tasya mau sembunyi.

"Kakcant kenapa? Ini minumnya ."

Tasya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kikuk menerima gelas dari Randa.

"Makasih Randa." jawab Tasya dan di angguki oleh Randa. Anak kecil itu sudah kembali duduk di depannya.

"Untung saja Randa nggak curiga bisa malu Tasya." batiin gadis itu melirik Randa lalu meneguk minumannya dan menyimpan bekasnya di atas meja.

Gadis itu mulai memutar kepalanya mencari keberadaan Randy yang ternyata pria itu tengah bergaya bersiap untuk di potret.

Tasya mengambil posisi nyaman kaki kananya di naikan ke atas sofa, dagunya ia letak di atas sandaran sofa dengan tangan sebagai bantalan. Arah pandangannya menatap ke arah Randy pria itu tengah menahan posenya yang begitu jantan.

Tatapan mata yang begitu tajam dengan bibir sedikit terbuka membuat kesan seksi. Tasya menggigit bibir bawahnya melihat pose Randy yang begitu mengetarkan jiwanya.

Happy To Love You (Segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang